Aku ingin membagi
kisah hidupku. Kisah hidupku ketika mengenal Tuhan Yesus sebagai Penyelamatku.

Saat itu Lancip masih duduk di bangku SMP. Ia belum pernah berpacaran. Hanya naksir sana naksir sini. Meski begitu, tidak ada niatan dalam hatinya untuk mencari pacar. Yang ia pikirkan setiap hari hanya basket, basket, dan basket. Ya, Lancip memang saat itu tidak waras, ia lebih memilih bola daripada wanita. (Klik sini untuk menyimak sepenggal kisah hidup Lancip saat waras.) Selain itu, ia juga pemalu dan pendiam. Mungkin sikapnya itulah yang membuat ia akhirnya "ditembak" oleh seorang gadis teman sekelasnya.

dear, teman2 aku mungkin salah di tulisan ini, so i need ur compalain.

Anakku yang berumur satu setengah tahun sangat menggemari film Finding Nemo. Hampir tiap hari ia ingin nonton VCD film yang tokoh utamanya ikan badut (ikan oranye dengan tiga garis vertikal putih di tubuhnya).

SALAH SATU PABRIK GARMEN DI SEMARANG TERBAKAR HABIS.
“Waduh habis kita...!" hanya itu komentarku ketika melihat berita tersebut di TV kemarin sore

"Pencundang" demikian aku menamai diriku sendiri, or lebih tepat lagi "munafik"... Kemana perginya anak kecil Babe yang dulu??...

Aku larut dalam keinginanku, aku sadar tapi aku lakukan terus... Aku pernah merasa kalau gambaran si anak bungsu adalah diriku, tapi sekarang anak bungsu itu kembali dan kembali berkhianat. 

Kali ini kisah cerita pagi disebuah stasiun tv membuat emosi sesaatku memuncak.
Rasanya gw pengen menancapkan sebuah pisau keleher mereka, lalu menariknya kebawah melewati kemaluannya.
Kisah yang pertama, tentang seorang ibu dikampung yang selingkuh dengan preman kampung. Bukan selingkuhnya yang membuatku emosi, tapi pembunuhan terhadap anaknya yang berusia 2thn lah yg membuatku emosi.

Lancip memang lebih suka basket daripada wanita. "Ditembak" seorang gadis pun ia tidak mau. (Klik sini untuk menyimak sepenggal kisah hidup Lancip saat ditembak.) Namun akhirnya dia sadar bahwa ia manusia, dan manusia diciptakan Tuhan untuk berpasangan. Dan jelas, pasangannya sudah pasti bukan bola, tapi manusia, yang berbeda kelamin dengan dirinya tentunya! Karena itu, akhirnya ia pun berpacaran. Begini kisahnya ….

Gereja beberapa tahun belakangan ini baik dalam kebaktian umum maupun KKR nya menjadikan artis atau orang tenar sebagai penambah daya tarik supaya orang bisa berbondong bondong menghadiri acara tersebut apapun temanya.

Khotbah hari ini diambil dari Lukas 18 : 9-14, perumpamaan tentang orang farisi dengan pemungut cukai.

Pelajaran penting yang juga merupakan misi Yesus Kristus turun ke dunia, ialah mengajak manusia merendahkan diri dihadapan Bapa.

Pagi tadi, gw bereaksi kembali dengan menutup keran air dihalaman rumah gw dengan ikatan lebih kencang, lalu tepat dibawah keran, gw taruh pot bunga.

Pendetaku yang orang Batak menceritakan betapa sulitnya "bersaksi" kepada orang Batak. "Sama sulitnya dengan mengasih tahu orang Yahudi bahwa Yesuslah Mesias yang mereka nanti-nantikan." katanya, seolah-olah memang pernah bersaksi kepada orang Yahudi yang memang keras kepala itu. Lalu melanjutkan ceritanya dengan kisah penginjil yang hanya bisa terdiam setelah seorang Batak berkata, "Bah...! Tahu apa kau, berani bilang aku belum Kristen. Sebelum kamu jadi orok aku sudah menjadi orang Kristen."

Contoh orang-orang Kristen yang menyebarkan kasih karunia.

Akhir-akhir ini saya melempar pertanyaan ke orang-orang asing - misalnya ke orang yang duduk bersebelahan di pesawat -- setiap kali saya melakukan percakapan: "Ketika saya ucapkan kata Kristen Injili, apa yang muncul dalam pikiran Anda?" Sebagai tanggapan saya mendengar tentang televangelist yang terkena skandal dan aktivis pro-kehidupan (menentang aborsi), atau penentang hak-hak kaum homo, atau proposal untuk melakukan sensor terhadap internet. Tidak sekalipun -- tidak sekalipun -- saya mendengar gambaran tentang aroma kasih karunia.

teman2....
gimana respon kita klo orang tua seseorang yang kita dekati..
melarang kita pacaran dengan anaknya... jangankan pacaran...
berteman pun ngga boleh..
kita dah kenal selama 8 tahun.. dekat selama 5 tahun..

Sudah hampir 4 tahun ini aku beribadah ke gereja, meninggalkan cara ibadah yang sejak kecil telah diajarkan oleh kedua ibu bapakku. Dulu awal-awalnya tertarik masuk ke gereja adalah karena kedamaian yang tampaknya terpancar dari bangunan gereja dan orang-orang yang keluar masuk bangunan itu. Apalagi ketika pas Idul Fitri, halaman gereja akan dihiasi dengan baliho/spanduk besar bertuliskan "Selamat Hari Raya Idul Fitri", melihat itu bikin hati mak nyess..

Malam sudah merambat, lampu kamar telah dipadamkan, aku mulai dikeloniibu. Usiaku masih 6 tahun. Lagu pengantar tidur yang biasa ibu senandungkan sudah makin sayup-sayup kudengar.Tangan ibu yang dengan lembut membelai lututku masih samar-samar terasa. Ibu memang selalu membelai lututku sebelum aku terlelap.

suatu hari saya bermimpi bagian-bagian tubuhku berbicara padaku,

mata bilang,"tanpa aku kamu buta.."

tak mau kalah hidung pun menyahut,"hai..tanpa aku pun kamu tidak akan menikmati udara segar.."

mulut pun melanjuti,"tanpa aku,kamu akan kelaparan.."

“Aku membencinya… aku tak bisa memaafkannya… akan
kubalas…” desisku dengan tangan terkepal