Ada beberapa blog di SabdaSpace yang membahas soal penghakiman. Ada yang pro dan ada yang kontra. Walaupun begitu, masih ada yang kurang dibahas yaitu variasi dari kata dasarnya, yakni kata Krino. Ada banyak penggunaan varian Krino di dalam alkitab.

     UNTUK apa ketika menjadi PEJABAT NEGARA diambil sumpahnya dengan membawa-bawa KITAB SUCI? Agar menunjukkan bahwa dia beragama? Untuk menunjukkan bahwa dia siap menjalankan tugas dengan  LAKU SUCI?  Atau   menunjukkan bahwa dia takut TUHAN? Semua jawaban bisa iya bisa tidak. Yang jelas tradisi sumpah jabatan di negri ini memang demikanlah ritualnya, setelah itu bersama-sama membangun negri dan mempertahankan reputasi bangsa Indonesia sebagai NEGARA TERKORUP nomer satu di Asia Pasifik.

 Sekedar berbagi cerita. Daud Tony sempat berkunjung di kota saya, yakni Tanjung Pinang untuk mengadakan "seminar". Berikut kisahnya

Seorang dari mereka memandang Ayah yang duduk bersandar dinding. Di atas kepala Ayah bergantung kalender bergambar harimau. Ia mengatakan Ayah memiliki roh harimau yang sering bermanifestasi dalam bentuk kemarahan. Ayah membantah. Orang marah itu biasa. Mana ada di dunia ini orang yang tidak pernah marah, bantahnya. Mereka tidak peduli. Mereka kemudian berteriak-teriak di depan Ayah dalam upaya menengking keluar roh harimau itu.

Kata menghakimi berasal dari kata ;

κρι?νω
krino?
kree'-no

Properly to distinguish, that is, decide (mentally or judicially); by implication to try, condemn, punish: - avenge, conclude, condemn, damn, decree, determine, esteem, judge, go to (sue at the) law, ordain, call in question, sentence to, think.

     BERKAT TUHAN berlimpah-limpah untuk diberikan kepada manusia. Tuhan telah memberi tanah, air, udara, sinar penerangan, dan bibit segala macam tetumbuhan, yang semua itu merupakan ciptaan Tuhan yang tidak mungkin dibuat manusia. Kurang satu saja dari kelima bahan itu, manusia tidak akan dapat menghasilkan bahan sebagai makanan.

(Ronggowarsito : Requiem ; Symphony #2)

Pagi itu tiga orang pemuda datang membawa dua lembar spanduk. 'MATINYA SEBUAH DEMOKRASI', begitu bunyinya. Mereka memasang spanduk itu menutupi sisi kanan dan kiri peti mati yang mereka sewa.
 

Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya. (1 Yohanes 3:15)

     BAHWA dalam kehidupan perkawinan tak ada menang dan kalah, lemah dan kuat. Bahwa rumahtangga adalah kehidupan kerjasama yang saling mengisi. Bahwa kita harus terus  SALING BERDAMAI untuk saling mengingatkan, bukan menghukum. Bahwa jika seorang suami atau seorang istri lalai, ia tidak harus berkewajiban menerima sanksi, sementara pasangannya berhak menempatkan diri sebagai PUNISHER, sebagai hakim, sebagai penghukum.