Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Purnomo's blog
PDT EME-1 – MEMANGNYA purnomo SUDAH GOBLOK?
Setelah 60 menit bermotor melintasi batas kota timur Semarang, Mranggen, Karangawen aku sampai ke pasar Tegowanu. Mencari alamat di pelosoknya bagiku cukup berbekal nama kelurahan dan nomor RT & RW-nya. Aku tidak mengandalkan ji-pi-es, tetapi pangkalan ojek. Dari mereka aku mendapatkan keterangan rinci plus nasihat, “Nanti kalau mau lewat lintasan rel kereta api berhenti dulu, lihat kiri kanan sebelum menyeberanginya. Dua bulan yang lalu ada yang mati tersambar kereta.”
- 6 comments
- Read more
- 4473 reads
GWB 9 – DERITA CALON PENDETA (bag-2)
Pak Budi bercerita juga tentang pelayanannya di pelosok Jawa Timur dan Palangka Raya. Sampai dia mengakhiri kesaksiannya, aku belum bisa memutuskan apakah dia bisa dimasukkan ke dalam “Cluster Teol”. Untuk memberi tambahan waktu otakku berpikir, aku mengulur waktu dengan berkata, “Pak, saya ke mari untuk minta maaf karena sewaktu donasi untuk Bpk dihentikan mendadak saya lupa memberitahu kepada Bpk sebelumnya.”
“Saya sebetulnya ingin bertanya kepada mbak Ningsih tetapi saya sungkan mengatakannya,” jawabnya. Ningsih adalah penyalur santunan untuk para GWB di daerah selatan Semarang sampai Ungaran.
GWB 8 – DERITA CALON PENDETA (bag-1)
Dua tahun yang lalu ketika mengunjungi alamatnya, aku hanya bertemu istrinya. Suami istri ini GWB (Guru Wiyata Bakti). Rumah mereka seatap dengsn sebuah gereja karena si suami adalah pendeta. Aku harus menanyakan beberapa hal walau dia pernah selama setahun aku kirimi donasi, karena posisinya sebagai “GWB sekaligus pendeta” akan aku rubah menjadi “Pendeta sekaligus GWB”.
- 4 comments
- Read more
- 4379 reads
GWB 7 – NEMENI sekalian NENENI
Sore ini aku di-sms seorang guru wiyata bakti (GWB) yg bersama sekitar 25 GWB menerima santunan bulanan “Persekutuan Biji Sesawi”-nya sebuah yayasan Kristen setiap Sabtu ke-2. “Ini Samuel. Bpk yg tadi pagi cari saya di PBS? Sy terlambat datang. Ada apa?”
Dulu aku sering bertemu dengannya karena aku ada di Departemen Musik yayasan itu, tapi sering “ngusili” Departemen Diakonia. Aku tak pernah memberinya donasi.
GWB 6 – MENYALAKAN PELITA di GUNUNG KALONG
Begitu pagi ini aku memutuskan unt memulai “santunan teol” aku menulis nama2 siapa saja yg akan aku hubungi. Prioritas pertama adalah seorang GWB (Guru Wiyata Bakti) yg tinggal di Kelurahan Susukan Ungaran Timur. Aku pernah mengunjungi rumahnya dalam mempersiapkan penyantunan GWB yg kemudian berlangsung dari Nopember 2013 sampai dengan Desember 2014. Setiap hari Kamis pk.19.00 - malam Jumat – dia mengadakan persekutuan oikumene di rumahnya. Yang hadir penduduk di sekeliling rumahnya sekitar 15 orang. Aku dimintanya datang membawakan Firman. Tetapi aku menolak. “Pak Subandi, orang yg tepat adalah mbak Ningsih. Bpk akan bertemu dengannya karena setiap bulan Bpk akan mengambil santunan di rumahnya.”
- 3 comments
- Read more
- 4019 reads
Pinjami Dia Namamu
Suatu hari kebetulan dia melihat anak tetangganya berangkat ke sekolah. Matanya melihat anak itu tidak mengenakan pakaian seragam dan hanya bersandal jepit. Tetapi hatinya melihat Yesus dalam diri anak itu, berjalan dengan kepala tertunduk ke sinagoge.
Lulus SD dulu baru JADI BINTANG SINETRON
Mencari dana dan kemudian membagi santunan beasiswa memang susah. Tetapi terlebih susah menyadarkan orang tua siswa pentingnya pendidikan dan pembina karakter anak2nya. Terlebih lagi di pemukiman marginal di mana kawin cerai di antara penduduknya gak kalah cepatnya sama kaum selebritis yang kemudian dijadikan model oleh generasi penerusnya.
Tiga Ribu Rupiah Sejam
Selama 5 tahun nama nenek ini ada dalam file komputerku sebagai wali 3 siswa SD Tabita di mana hampir seluruh siswanya kami santuni. Dia adalah pengambil santunan yang paling cerewet. Dia bertanya kepada penyalur santunan (PS) apakah aku mau membantu biaya hidupnya. Ketika cucu pertamanya lulus SD dia ngotot minta PS memberinya nomor teleponku karena dia mau minta santunan dilanjutkan ke jenjang SMP.
SERIBU RUPIAH SEHARI
Ada siswi baru di kelasnya. Dia duduk sebangku dengannya. Anaknya pendiam bahkan tepatnya pengantuk terlebih bila jam-jam pertama sehingga kadang ia harus menyikut rusuknya agar terbangun. Setiap jam istirahat dia tak ikut keluar kelas sehingga suatu ketika dia bertanya, "Mengapa kamu tidak pernah keluar kelas waktu jam istirahat?"
TIDAK MENYERAH
Adik perempuanku yang tidak satu gereja denganku menelepon. Ibu seorang murid Sekolah Minggunya mendadak meninggal. Si ibu sudah lama bercerai. Aku diminta datang ke rumah duka karena dia bingung akan nasib 3 anak si ibu ini.
- 4 comments
- Read more
- 5438 reads
Kasih Permen Karet
Belum aku mengeluarkan print-out tabulasi catatan keuangan Panti Asuhan, dia sudah mendahului bercerita tentang kenakalan anak-anak panti yang sudah SMK. Sekelompok cewek membuat surat petisi yang berisi kata makian kepada seorang pengasuhnya "anjing" dan bertanya solusinya kepadaku.
Gak Makan Bangku Kuliah
Tadi waktu semobil dgn istri, puteri sulungku dan 2 cucuku, mendadak saja istriku tanya mengapa Susi yang menteri itu kok banyak yang ngributi. Aku lalu menyebutkan semua kekurangannya yang tidak sejalan dengan norma-norma yang sudah diakrabi oleh masyarakat.
Begitu aku selesai memberi paparan, puteriku menambahi, "Kabar-kabarnya dia sudah cerai 3 kali, semua suaminya bule."
Sekolah Memberi Kls NOL – MEMBERI DENGAN TERPAKSA
Maimonides (1135-1204) memformulasi “tzedakah” (the act of giving) dalam 8 tingkatan berdasarkan perasaan si pemberi dan si penerima. Tzedakah tingkat terendah adalah “memberi dengan muka masam”. Kata “tzedakah” juga dipergunakan untuk kegiatan memberi perhatian, memberi penghiburan.
Menanggung Kekhilafan Sesama
Menjelang tengah hari hapeku berdering. Walau nomor tak dikenal, aku terima.
“Pak, apa tadi pagi Bpk yang membeli obat untuk anak Olin di apotik ABC?” tanya suara dari seberang.
“Betul. Ada apa? Obatnya keliru?” tanya saya waswas.
“Tidak, Pak. Maaf ya, tadi Bpk belum membayar.”
“Masa iya? Sebentar, saya tanya istri dulu.”
Surat Ijin Ngebor
Di sebuah dusun selalu saja setiap kemarau semua sumur penduduknya tak berair sehingga mereka harus berjalan mengambil air dari dusun tetangganya. Sekelompok orang yang kebetulan mengetahuinya menemui Pak Lurah menawarkan bantuan. Mereka akan membuat sumur bor artesis, mendirikan menara air, dan memasang pompa air. Biaya listrik, jaringan pipa ke rumah penduduk, dan perawatan fasilitas itu menjadi tanggung jawab penduduk setempat. Pihak kelurahan menyetujui, Kadus setuju, penduduk dusun menyambut gembira, tetapi tidak dengan 1 orang ini.
Bingung Mendaftar BPJS di SEMARANG (?)
Dengan kartu BPJS di tangan saya tidak berharap lalu menjadi langganan mingguan dokter atau setiap bulan kos di rumah sakit. Memang rugi ikut asuransi bila tidak pernah kena musibah. Tetapi saya tidak suka sakit atau tidur di rumah sakit walau digratisi. Ikut asuransi itu seperti melakukan pelayanan berbagi. Yang sehat berbagi dengan yang sakit. Yang kaya berbagi dengan yang kurang mampu. Janganlah meniru orang-orang yang ikut asuransi kecelakaan mobil yang pada akhir tahun bila mobilnya tidak pernah mengalami kecelakaan, menyuruh sopirnya menabrakkan mobil itu ke pohon agar tidak rugi membayar premi.
MAHAR 6 SAPI
Kata ‘intimasi’ lebih sering membawa pikiran orang kepada hubungan intim dalam sebuah pernikahan di mana suami-istri bisa melihat tubuh pasangannya apa adanya. Makanya dalam hubungan intim ada acara buka-bukaan, seluruh pakaian dibuka ‘gitu. Kayaknya aneh deh kalau mau begituan hanya membukakan pakaian di bagian tertentu saja atau seperlunya saja. Kecuali dalam keadaan gawat darurat dan tidak jadi kebiasaan tindakan impromptu itu mungkin masih bisa dimaklumi oleh pasangannya.
Een wasje weken is rêndêm
Iets uitpersen dat is pêrês
Zand op de tegels voelt ngêrês
Willen knuffelen dat is gêmês
In de regen tês tês tês
- 2 comments
- Read more
- 4445 reads
Orang Dalam Gelap
dari jauh
masih kudengar juga sedumu
apakah gelap
telah merampas bayangmu?
mendekatlah
di sini bertumpuk buku
boleh kau sulut
membakar dukamu
- 2 comments
- Read more
- 3490 reads
Pemain Piano
Gadis itu mengangkat kepalanya mencari sumber suara yang mengimbangi denting-denting pianonya. Kami beradu pandang. Aku menganggukkan kepala kepadanya sambil mengacungkan jempol. Dia tersenyum, manis sekali.
- 3 comments
- Read more
- 6060 reads