Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Purnomo's blog

Purnomo's picture

Tolooooooong

        Saking penuhnya gerobak pemulung cilik ceking itu, ketika ia membelokkannya, gerobak itu terguling kehilangan keseimbangannya. Beberapa ikat kartun bekas yang tampak berat dan sangat kotor, cabikan foam yang tidak putih lagi, beberapa kantong plastik terserak di tepi jalan protokol kota propinsi itu. Pemulung itu berdiri bengong dengan peluh berleleran di tubuhnya.

Purnomo's picture

Pintar plus!

Aku ndak pacak nyetir, pak,” jawabnya dengan dialek Palembang.

Kalau kamu tidak bisa nyetir mengapa dulu melamar pekerjaan ini.”
Di iklan koran ditulis punya SIM-A. ‘Kan tidak ditulis bisa nyetir mobil? SIM-A aku punya, pak,” jawabnya serius tanpa bermaksud membuat dagelan.
Purnomo's picture

Jangan menyanyi terus!

 Ciri khas gereja karismatik yang membedakan dengan gereja “kuno” dan bisa diketahui dari luar gedungnya adalah musik dan lagunya. Dinamis, meriah dan mengikuti selera jaman. Di sini drum boleh digebuk sekeras mungkin dan tidak akan membuat jemaat kena stroke. Ritme musik beragam. Dangdut tidak diharamkan. Reggae itu biasa.

Purnomo's picture

Apakah Roh Kudus kita berbeda?

Apakah Anda percaya Yesus adalah satu-satunya Juruselamat Anda? Pasti Anda menjawab mantap, “Ya!” Jika demikian, apakah Anda telah memiliki Roh Kudus dalam diri Anda? Mungkin Anda akan menjawab “Ya” dengan nada mengambang karena waswas. Anda sudah bisa meraba akan dipojokkan dengan pertanyaan-pertanyaan penguji ada-tidaknya manifestasi Roh Kudus dalam hidup Anda.

Purnomo's picture

BERAPA BANYAK PACAR YESUS?

Pacar? Mana ada? Kalau istri, ada, kata mereka yang yakin Yesus hanyalah seorang manusia. Dialah Maria Magdalena yang disebut “murid yang dikasihi-Nya” dalam Yohanes 13:23. Mana mungkin lelaki “leaning on Jesus’ bosom” (KJV) kecuali ia gay? Jika ia bukan istri-Nya, mana mungkin dia nekad pagi-pagi buta pergi bergegas ke kubur Yesus? (20:1). Pacar? Apa mereka perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus?

Purnomo's picture

Biarlah Allah bekerja

Dua orang guru Sekolah Minggu (selanjutnya disingkat GSM) serentak minta pindah kelas karena sudah tidak tahan dinakali anak asuhnya. Tidak ada GSM yang mau menggantikan mereka. Bila 2 GSM yang sudah punya jam terbang di atas 10 tahun ini menyerah, terlebih lagi yang yunior.

Purnomo's picture

Bosan di Sekolah Minggu?

 Ketika seorang guru Sekolah Minggu (selanjutnya disingkat GSM) merasa bosan, ia sering tidak mengetahui penyebabnya. Mengapa demikian? Karena baginya mengajar SM wajib hukumnya sehingga pamali bila tidak dilaksanakan. Jadi otaknya segera mengaburkan penyebab konflik yang pernah terjadi agar ia tetap melakukan kewajiban itu, Yang muncul kemudian adalah rasa bosan dan tak nyaman ketika ia berada d SM.

Purnomo's picture

SAL, sela antar lagu

 Ketika saya ingin menjadi guru Sekolah Minggu (selanjutnya disingkat GSM), saya pergi ke sebuah pos SM kecil di pinggir kota yang menempati sebuah ruang Taman Kanak-kanak. Jalan menuju pos ini selalu banjir bila turun hujan Penanggungjawabnya seorang gadis, cantik, tapi tak pernah senyum, apalagi tertawa.

Purnomo's picture

Just a kid

 Persiapan mengajar Sekolah Minggu di gereja ini dipimpin oleh Guru Sekolah Minggu (selanjutnya disingkat GSM) senior yang telah mendapat pembekalan dari pendeta. Cerita bertema “Jangan Kamu Kuatir” dipusatkan kepada kekuatiran anak akan prestasinya di sekolah. Saya usul agar macam kekuatirannya ditambah. Tetapi GSM itu menolak.

Purnomo's picture

Jangan jadi Guru Sekolah Minggu

 Mungkin Anda ingin menjadi guru Sekolah Minggu (selanjutnya disingkat GSM) karena ada orang yang berkata menjadi seorang GSM hampir sama dengan menjadi seorang pendeta. Perkataan ini bisa memompa semangat Anda melambung ke langit tinggi dan berpikir muluk.

Purnomo's picture

Gadis kecil dalam peti mati

 Jika Anda seorang guru Sekolah Minggu (selanjutnya disingkat GSM), masih ingatkah apa yang dulu mendorong Anda berkiprah di profesi ini? Seorang GSM sering sulit menceritakan dengan jujur motivasi awalnya, apalagi di depan sebuah forum.

Purnomo's picture

Kertas jimat di depan mimbar

Pendeta meminta cincin kawin. Saya merogoh saku celana. Saya tak bisa segera mengeluarkan kotak kecil berisi 2 cincin kawin itu karena tertutup beberapa lembar kertas. Saku celana saya sempit. Saya tidak bisa mengeluarkan kotak ini tanpa lembaran kertas itu ikut serta. Jemari saya sibuk menyingkirkan lembaran itu agar tidak tersangkut di kotak. Saya makin panik ketika pendeta memelototi kain saku celana saya yang bergerak-gerak seperti menyimpan seekor tikus kecil. Kertas itu berwarna kuning ditulisi huruf-huruf kanji. Jika kertas-kertas dari kelenteng ini terjatuh di depan mimbar disaksikan sekitar 600 jemaat, habislah saya!

Purnomo's picture

Loyality Levels

Sewaktu mempersiapkan bahan presentasi Consumer’s Loyality Levels, saya membagi secara sederhana kesetiaan konsumen terhadap sebuah produk dalam 4 tingkat: pemerhati, pengguna, pembela, promotor. Setelah berulang kali menelisiknya, saya melihat ada kemiripannya dengan tingkat kesetiaan kita terhadap Junjungan kita. Mirip tidak berarti persis, karena campur tangan Allah dalam kesetiaan kita kepada-Nya tidak bisa diabaikan dan juga tidak bisa diprediksi kapan terjadi.

Purnomo's picture

Kisah-kisah seputar persembahan persepuluhan

Dalam menulis serial artikel “Memberi itu tidak gampang”, ada beberapa kisah dan kesaksian yang dipangkas agar artikel-artikel itu lebih langsing dan fokus. Potongan-potongan itu sekarang disajikan di sini. Mungkin saja “remah-remah” ini masih bermanfaat. Selamat menikmati.

Purnomo's picture

Tangan kiri tak tahu

Dalam sebuah ruang pameran seni rupa, ada sebuah kotak kayu dipajang. Di sisi depan tergambar salib, dan di sisi atas ada lobang memajang seperti mulut celengan. Setiap orang Kristen pasti tahu barang itu adalah kotak persembahan yang biasa diletakkan di pintu masuk ruang kebaktian. Tetapi yang membuat kening berkerut adalah di atas kotak itu diletakkan lampu darurat seperti yang biasa menempel di atas mobil ambulan. Dalam sunyi cahaya merah yang berkelebatan menghadirkan suasana mencekam.

Purnomo's picture

Berebut kantong kolekte

Waktu saya tinggal di Medan, gereja tetangga mengadakan serial malam pembinaan iman bagi jemaat yang dipimpin oleh pendeta barunya. Pendeta ini pindahan dari Padang, di mana saya pernah menjadi jemaatnya sewaktu saya tinggal setahun di Padang. Karena itu saya menghadiri acara ini, sekalian temu kangen. Tidak disangka di sini saya kena semprot seorang ibu penatua.

Purnomo's picture

Mengebiri Kitab Maleakhi

Berapa ayat Alkitab yang Anda hafal? Masih ingat yang ini, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya …….” ? Ayat ini ada di Yohanes 3:16 yang mendasari pelajaran katekisasi. Masih ada satu lagi favorit orang beriman. “Tuhan adalah Gembalaku, takkan kekurangan aku. . . . .” dalam Mazmur 23 yang selalu terngiang bila kita sedang digulung masalah. Those verses are the most precious ones for us.

Purnomo's picture

KAU lah segalanya bagiku.

Sebenarnya apa sih perlunya Tuhan menyuruh kita memberi persembahan persepuluhan (selanjutnya disingkat ppsp)? Tuhan itu Mahakaya. Tidak benar seorang konglomerat minta uang dari pemulung sampah yang miskin.

Purnomo's picture

Titah Kadaluwarsa

Pernah, sebelum “badai” meluluh-lantakkan gereja-gereja di daerah tapal kuda Jawa Timur, saya menghadiri kebaktian Minggu di sebuah gereja di Situbondo. Kebetulan hari itu ada baptis dewasa. Gereja itu termasuk kelompok gereja lama, atau biasa disebut main stream. Saya tidak bisa melupakan acara itu karena para baptisan diminta mengucapkan 2 janji yang belum pernah saya dengar di gereja lain.

Purnomo's picture

Derma untuk Gereja

Memberi itu tidak gampang (bgn ke-1)

Ia mahasiswa baru, berasal dari desa. Setelah sebulan tinggal di kota ini, baru ia berhasil memutuskan gereja mana yang akan dikunjunginya. Hari ini adalah hari pertamanya berkunjung ke gereja pilihannya itu. Tiba di pintu gereja, ia dihadang dua gadis remaja. Yang seorang setelah mengucapkan kata “selamat pagi”, menyematkan pita biru mungil ke bajunya. Temannya kemudian menyodorkan sebuah kotak karton yang bertuliskan “Aksi Pita – Natal Sekolah Minggu”.