Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Purnomo's blog
By Purnomo - Posted on September 21st, 2008 Tagged:
Firman Tuhan kepada Israel (Ulangan 6:5-9): ”Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang Kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.”
Belum ada user yang menyukai
By Purnomo - Posted on September 20th, 2008 Tagged:
Dua jam terbang dari Medan ke Jakarta, 1 jam tiduran di airport Cengkareng, 1 jam terbang lagi, akhirnya saya sampai di my home town. Cuti 14 hari, setelah 1 tahun berkelana di seluruh daratan Sumatera. Rasanya seperti TKI pulang kampung. I feel absolutely free. Bebas dari pekerjaan yang tak pernah habis, yang menguras tenaga, pikiran dan mental. Bebas dari deringan hape yang jika tak ingat ini inventaris kantor pasti sudah saya tenggelamkan ke dalam mangkuk sup. Apalagi bila suara di seberang bermelodi panik datang dari Aceh yang suhu politiknya sedang mendidih.
Belum ada user yang menyukai
By Purnomo - Posted on September 2nd, 2008 Tagged:
Apa yang harus saya tulis di bagian ke-2 ini? Rasanya bagian ini sudah ditulis oleh para komentator di bagian ke-1 (Kalau mau baca klik di sini) yaitu bagaimana bersiasat agar artikel kita tetap berada di halaman muka. Bukan, bukan dengan mengecoh kalimat program situs ini. Masak mau merusak milik sendiri? Tetapi dengan menyambut ramah para komentator yang datang, dan menulis jawaban terhadap komennya dengan judul yang menggelitik. Dengan siasat ini pula bagian ke-1 dalam waktu 7 hari telah mengumpulkan 464 hits. Ini “wow” buat saya karena untuk artikel yang jauh lebih berbobot, misalnya “Menyiasati Biaya Pendidikan”, hanya mendapat 458 hits. Karena itu lebih baik di bagian ke-2 ini saya menulis sekitar para komentator yang bagi orang baru tampak sangat menakutkan. Blogger lama sebaiknya tidak ikutan membaca agar tidak tersinggung. Okey?
Belum ada user yang menyukai
By Purnomo - Posted on August 25th, 2008 Tagged:
Artikel yang baru saya posting langsung terpampang di halaman utama situs ini. Selama satu menit saya memandangi halaman utama sambil cengengesan. Saya membuka aplikasi imel untuk melihat apakah ada surat masuk. Setelah selesai, saya kembali ke situs ini. Ternyata tampilan halaman utamanya telah berubah. Ada blogger baru mengunggah 5 artikel sekaligus sehingga artikel saya tidak tampak di layar monitor karena pindah ke bawah. Saya tutup situs ini. Tetapi sesaat kemudian saya buka kembali karena teringat ada baiknya bersurat ke blogger ini. Begitu halaman utama terbuka mata saya terbelalak. Ada blogger yang baru saja mengunggah 9 artikel nostalgia semasa ia duduk di PG sampai kelas 6 SD. Artikel saya sudah pindah ke halaman dua.
Belum ada user yang menyukai
By Purnomo - Posted on August 21st, 2008 Tagged:
Sekolah Minggu dalam merayakan Natal sering mementaskan kisah kelahiran Tuhan Yesus. Ada yang disajikan dalam bentuk sandiwara, ada yang dalam bentuk gerak dan lagu. Bagi anak-anak yang saat itu baru pertama kalinya datang ke gereja karena diajak temannya, mata acara ini sangat menarik. Tetapi bagi mereka yang sudah bertahun-tahun menjadi anak Sekolah Minggu, mereka kurang memperhatikannya karena sudah hafal jalan ceritanya. Solusinya? Bagaimana bila kisah itu disajikan dalam bentuk baru yang belum pernah mereka lihat? Misalnya, operet – opera kecil – di mana semua narasi dan dialoknya dinyanyikan dengan iringan musik.
Belum ada user yang menyukai
By Purnomo - Posted on August 15th, 2008 Tagged:
Sekolah Minggu dalam merayakan Natal sering mementaskan kisah kelahiran Tuhan Yesus. Ada yang disajikan dalam bentuk sandiwara, ada yang dalam bentuk gerak dan lagu. Bagi anak-anak yang saat itu baru pertama kalinya datang ke gereja karena diajak temannya, mata acara ini sangat menarik. Tetapi bagi mereka yang sudah bertahun-tahun menjadi anak Sekolah Minggu, mereka kurang memperhatikannya karena sudah hafal jalan ceritanya. Solusinya? Bagaimana bila kisah itu disajikan dalam bentuk baru yang belum pernah mereka lihat? Misalnya, operet – opera kecil – di mana semua narasi dan dialoknya dinyanyikan dengan iringan musik.
By Purnomo - Posted on August 13th, 2008 Tagged:
Sekolah Minggu dalam merayakan Natal sering mementaskan kisah kelahiran Tuhan Yesus. Ada yang disajikan dalam bentuk sandiwara, ada yang dalam bentuk gerak dan lagu. Bagi anak-anak yang saat itu baru pertama kalinya datang ke gereja karena diajak temannya, mata acara ini sangat menarik. Tetapi bagi mereka yang sudah bertahun-tahun menjadi anak Sekolah Minggu, mereka kurang memperhatikannya karena sudah hafal jalan ceritanya. Solusinya? Bagaimana bila kisah itu disajikan dalam bentuk baru yang belum pernah mereka lihat? Misalnya, operet – opera kecil – di mana semua narasi dan dialoknya dinyanyikan dengan iringan musik.
By Purnomo - Posted on July 31st, 2008 Tagged:
Be creative
Ketika saya sedang berbincang-bincang dengan pemilik warung di sebuah desa di punggung Pegunungan Bukit Barisan, mendadak ada aroma harum lembut menyambar hidung saya. Seorang kernet angkutan umum berdiri di dekat saya membeli air mineral. Saya hafal bau itu karena pernah mengakrabinya. Rambutnya kinclong. Itu bau pomade merek beken yang pernah saya pakai. Krismon membuat saya beralih merek. Tetapi di sini malah seorang kernet bisa memakainya. Keluar dari warung itu, melihat angkutan umum berlalu lalang, saya heran. Kebanyakan rambut kernetnya rapi berminyak. Saya mendekati seorang kernet yang sedang mencari penumpang. Hidung saya menangkap bau wangi lembut merek lain. Saya penduduk kota besar, mengapa kalah dengan kernet di pelosok pegunungan ini? Pertanyaan “mengapa” memberi tantangan untuk berburu.
Belum ada user yang menyukai
By Purnomo - Posted on July 29th, 2008 Tagged:
Skandal talenta 521
Di sebuah negeri entah di mana, ada seorang pedagang besar yang mau pergi ke luar negeri. Karena itu ia mempercayakan kelangsungan bisnisnya kepada pegawai-pegawainya. Yang pertama diberi modal 5 talenta, yang kedua dapat 2 talenta dan yang ketiga, cliiiiing, 1 talenta saja. Masing-masing menurut ketrampilannya. Pegawai yang pertama dan kedua segera memanfaatkan uang itu dan mendapat laba 100%. Yang ketiga, menguburnya dalam tanah agar tidak hilang karena dulu tidak ada bank. Ketika Bigboss kembali, ia meminta laporan keuangan mereka. Pegawai yang pertama dan kedua mendapat pujian setelah memaparkan usaha yang dilakukan. Yang ketiga mengembalikan modal tanpa SHU. Ia kena marah. Bahkan dihukum berat.
Belum ada user yang menyukai
By Purnomo - Posted on July 28th, 2008 Tagged:
Dalam mengelola warung, “ketulusan merpati” saja tidak cukup. Kita harus juga memiliki “kecerdikan ular” (Matius 10:16) dalam mendapatkan barang murah tapi tidak kadaluwarsa; mengelola persediaan barang dengan modal kecil; menentukan laba dalam ketatnya persaingan; mengefisiensikan ruang warung yang sempit; melakukan promosi kecil berdampak besar. Dari berbagai pengetahuan ini, manakah yang paling penting? Anda pasti setuju bila saya mengedepankan ketrampilan menentukan laba. Bukankah kepandaian ini yang membuat sebuah warung berjaya?
Belum ada user yang menyukai
By Purnomo - Posted on July 23rd, 2008 Tagged:
Beberapa tahun terakhir ini saya tinggal di pinggir kota dekat kawasan kampus universitas negeri. Bisnis eceran di sini ramai sekali. Warung internet ada 7 dan 2 di antaranya buka 24 jam. Ada yang sejamnya hanya 4 ribu rupiah. Rental komputer dan printer yang bagus mutunya setidaknya ada 3. Gerai fotokopi tak terhitung. Gerai ponsel dan kartu pulsa, juga banyak. Salon, kios reparasi sepatu, vermak jeans, bengkel sepeda motor, economic price fitness centre, bank, kantor pos pembantu, biro perjalanan, mini market juga ada. Warung kelontong dan tenda mamimu (makan-minum-murah) berlerot.
Belum ada user yang menyukai
By Purnomo - Posted on July 5th, 2008 Tagged:
Putri sulung saya, yang masih kelas 1 SD, minta jajan KFC bersama saya. Pagi itu saya bilang ya. Memang kami punya acara makan bersama di luar 1 bulan sekali. Ternyata kesibukan kerja membuat saya lupa akan janji saya. Saya juga tidak ditelepon karena ibunya tidak mau mengganggu saya. Saya tiba di rumah hampir pukul 8 malam. Anak ini sudah makan tetapi tidak mau tidur karena menunggu saya. Ia sudah siap dalam pakaian bepergian dan berdiri, entah sudah berapa lama, di pintu rumah.
Belum ada user yang menyukai
By Purnomo - Posted on June 27th, 2008 Tagged:
Saudara-saudara tentu sudah tahu bagaimana Andi (bukan nama sebenarnya) anak saya. Baru setahun ia kuliah, ia terjerat narkoba. Syukur ia bisa sembuh. Tetapi ia malu sehingga tak mau kuliah dan ke gereja lagi. Pergi ke rumah teman pun tidak. Setiap malam saya menangis ketika menyebut namanya dalam doa selama hampir 2 tahun ini. Sering saya bertanya mengapa Tuhan tidak mendengar doa saya. Saya menolak anjuran orang untuk membawanya ke orang pintar, karena saya tetap berharap kepada Tuhan kita. Hari Minggu lalu sesuatu terjadi pada dirinya, ia . . . . .” ibu itu tak bisa meneruskan perkataannya karena berusaha menahan tangisnya.
Belum ada user yang menyukai
By Purnomo - Posted on June 21st, 2008 Tagged:
Ketika saya menjadi anggota pengurus sebuah organisasi Sekolah Minggu yang besar, untuk menangani kekosongan guru SM yang bisa mendadak terjadi di pos-pos, saya membentuk tim darurat yang anggota-anggotanya secara mandiri siap bergerak cepat menangani keadaan itu. Suatu hari seorang teman menegur saya. “Seorang anak buahmu hutang uang kepadaku untuk menambal ban motornya yang bocor. Apa mereka tidak kamu bekali uang untuk beli bensin atau menambal ban motornya?” Tidak, jawab saya.
Belum ada user yang menyukai
By Purnomo - Posted on June 15th, 2008 Tagged:
Masih subuh saya sudah berangkat ke sebuah kota kecil yang butuh waktu perjalanan hampir 3 jam. Komisi Pemuda sebuah gereja di kota itu mengundang saya untuk membahas sebuah topik. Di sana saya berbincang-bincang dengan sekitar 35 kawula muda. Biar badan capek sekali, tapi hati senang melihat mereka menikmati perbincangan itu dan bisa menyepakati beberapa kegiatan sebagai follow-upnya. Pas pk.12.00 acara bubar tanpa makan siang. Ketika berpamitan, di gerbang gereja seorang dari mereka menyodorkan sepucuk amplop. Di sudut kiri atas tertulis, “Perihal: ucapan terima kasih”. Jemari saya yang peka akan ketebalan kertas karena pekerjaan sehari-hari saya adalah salesman, langsung merasakan amplop tertutup itu berisi lebih dari 5 lembar “surat”. Pantaskah saya menerima uang dari KP ini?
Belum ada user yang menyukai
By Purnomo - Posted on June 7th, 2008 Tagged:
Ketika satpam gereja mengantar seseorang menemui saya, saya tertegun. Lelaki itu berumur sekitar 40 tahun dan mengepit 2 kruk di kedua ketiaknya karena kedua kakinya cacat sejak lahir. Ia membutuhkan uang 790 ribu rupiah untuk memasukkan puterinya ke sebuah SMK. Betapa mengharukan melihat seorang ayah yang berkeliling kota dengan kondisi tubuh seperti itu demi kelangsungan pendidikan anaknya. Setelah 15 menit kami berbincang-bincang, ia meninggalkan gereja dengan kecewa. Ia tidak mendapatkan apa yang ia harapkan.
By Purnomo - Posted on May 27th, 2008 Tagged:
Sewaktu menulis artikel, KBBI selalu ada dekat saya untuk mengurangi kesalahan menulis kata. Seingat saya kamus itu dibeli di Palembang gara-gara anak saya disalahkan gurunya karena menulis “pasta gigi”. Kata itu dicoret dan di atasnya dengan tinta merah guru menulis kata “odol”. Ibunya marah. Ia beli kamus dan ke sekolah. Tetapi ia kalah beradu argumen. Kamus berat itu kembali dibawa ke sekolah, kali ini di Medan, karena nilai ulangan anak saya dikurangi gara-gara menulis “bisa” yang dikoreksi menjadi “dapat”. Walaupun kamus sudah dibukakan, gurunya tetap berkukuh bahwa “bisa” itu artinya “racun” saja, tidak ada yang lain. Kalah lagi. Guruku payah, kata anak saya. Yang payah bukan gurumu, jawab saya. Begini penjelasannya.
Belum ada user yang menyukai
By Purnomo - Posted on May 14th, 2008 Tagged:
Menyiasati wawancara PSB
Sudah umum dalam acara PSB (Penerimaan Siswa Baru), para ortu care abis dengan penampilannya. Jika agar tampak lebih indah daripada aslinya, itu untuk acara kondangan. Tetapi untuk acara PSB, mereka harus berdandan dengan amat sangat sederhana agar berhasil mendapat diskon sebesar-besarnya. Bila perlu mandi keramas dulu agar bau parfum yang setiap hari dipakai, lenyap. Jika terpaksa, pembantu rumah tangga harus berkorban. Perhiasan imitasinya dipinjam. Dandanan harus dicermati dari ujung rambut sampai ujung kaki. Jadi, sandal Bi Ipah jangan dilupakan.
Belum ada user yang menyukai
By Purnomo - Posted on April 9th, 2008 Tagged:
Hari ini beta mendapat bunga
meski sekarang bukan hari istimewa
Tiga tahun beta telah berdosa
belajar dari koran beta korup uang belanja
bukan menimbun devisa
tapi untuk sesuatu yang lebih berharga
yang telah menguap sirna dari dua jiwa
Belum ada user yang menyukai
By Purnomo - Posted on April 4th, 2008 Tagged:
masih tersisa derap langkah kakimu
di atas lantai kayu rumah ini
masih bergaung nyaring lengkingmu
ketika tangan tua ini menyerikan pahamu
Belum ada user yang menyukai
|
|