tilestian's blog

Terlalu singkat untuk bisa menyimpulkan
bahwa jalanku salah...
Terlalu cepat untuk bisa memutuskan
bahwa yang kuyakini pun salah...

Memang, waktu cepat berlalu
tapi pengenalan butuh waktu...

Sepintas terasa tidak adil
kau menceritakan segala hal dan tanpa berhenti

Memang, seakan-akan tak ada kesempatan untukku berkata,

Setiap hari berlalu seolah-olah semakin cepat. Ketika pagi tiba, aku teringat untuk berdoa... dan berharap ini bukanlah satu rutinitas biasa. Hampir separuh hari aku menghabiskan waktu di sebuah tempat mungil dengan beberapa rekan yang senantiasa senyum sana-sini. Hemmm.... tapi kenapa ya waktu seolah-olah cepat sekali!

Memang, saat ini hujan... dan kau mau apa?

Jika ingin air... tengadah saja, maka kau akan dapat gratis...

Tuhan baik kan?

Saat itu memang tidak ada yang buruk bagiku, sepertinya hari-hariku berjalan dengan baik-baik saja dan senyum mengembang ke sana kemari. Waktu demi waktu berlalu dengan meninggalkan aneka kesan yang tertuang dalam buku harian dan ingatan minimku. Bahkan kisah kelabu yang tak mau lari dari hidupku pun menjadi manis ... entahlah kenapa bisa begitu.

Tenang saja, aku tak akan mengurangi sedikit pun isi gelasmu ....

Tak perlu sembunyi-sembunyi lagi saat kau meminumnya. Aku tahu bahwa di luar sana, kau pasti akan tergoda dengan banyaknya aneka buah berjejer yang bisa kau nikmati sesuka hatimu .... ya, hatimu kan tidak hanya satu, tapi banyak .... dan itulah alasannya kenapa semua bimbang itu semakin memuncak.

Maksud hati sih mau mencari catatan buku Jerman zamanku SMU dulu, tapi malah menemukan diary kecil bergambar "Bon-bon Cat" ... huwaaaa ... catatan kisah "nano-nano" ku dulu

Hemmmm .... akhirnya, terjawab juga .... Beberapa waktu yang lalu, memang saya sering terusik dengan kata "kasih". Sering kali ketika saya bertemu dengan teman-teman persekutuan, mereka selalu bilang, "Aku mengasihimu". Wah, senengnya karena ada yang mengasihi. Tapi kasih yang seperti apa ya?

Ingin sekadar bercerita tentang peristiwa yang kulihat kemarin malam. Sederhana sih, tapi susah sekali untuk kulupakan. Ingin menganggapnya biasa, tapi ternyata aku memang tak bisa menganggapnya biasa ...

Kadang Bingung! Bingung! Bingung banget!

Aku sering mengalami ketiga hal di atas, apalagi saat membaca Alkitab.

Siang itu, matahari mengajakku bercanda dengan sesekali mengintip dari balik awan -- yang sengaja berlalu lalang dengan gelisah. Memang, saat itu ada kegelisahan juga di hatiku apabila aku tidak sampai di tempat tujuan tepat waktu. Huff ...

Saya pernah tertawa saat melihat sepasang remaja saling memaki di ujung jalan raya yang ramai, tanpa menghiraukan orang-orang yang asyik mengamati mereka. Seorang cewek berbaju seksi mendorong seorang cowok -- yang kemungkinan besar adalah seseorang yang pernah memeluknya hingga tak berkutik, mencoba sekuat tenaga menyakiti si cowok, tapi usaha itu sepertinya sia-sia saja.

Hanya gerimis

yang mengabarkan dingin dengan enggan

sementara bara api sudah terpanggang habis-habisan

 (dan)

Biarlah malam berpuisi tentang esok

yang lebih gila lagi

untuk dimengerti

Orang-orang berlalu lalang mengeja masa depan

memaksa langkah beradu keberuntungan
 

sementara di ujung lain sana,
 

suara 'klenengan' mendayu-dayu

membekas di telinga

Tuhan,
di ujung jalan tadi aku melihat penjual balon
balonnya warna-warni...
dan aku ingin...balon yang merah

.....
tapi ayah memberikannya tepat di pipiku
lebam...
merah...
mirip balon yang kulihat tadi

"Ada kisah yang biasa terjadi namun ada sesuatu yang begitu menarik di dalamnya"

Kepergian seseorang memang menyisakan sesuatu yang berbeda-beda. Beberapa orang merasa kehilangan dan sedih untuk beberapa saat atau mungkin sedih dalam waktu yang lama. Namun ada juga beberapa orang yang merasa biasa-biasa saja dan menganggap ini adalah sebuah fase dalam hidup ini.