Minumlah Juice dengan Tukang Sampah

Tenang saja, aku tak akan mengurangi sedikit pun isi gelasmu ....

Tak perlu sembunyi-sembunyi lagi saat kau meminumnya. Aku tahu bahwa di luar sana, kau pasti akan tergoda dengan banyaknya aneka buah berjejer yang bisa kau nikmati sesuka hatimu .... ya, hatimu kan tidak hanya satu, tapi banyak .... dan itulah alasannya kenapa semua bimbang itu semakin memuncak.

Pertamanya sih hanya juice jeruk, yang lambat laun menjadi juice strawberry yang kini rasanya tak senikmat dulu lagi. Entahlah, aku atau kamu ... yang membuatnya menjadi hambar ... benar-benar hambar.

Ingin kulempar gelas itu tepat di hadapanmu, tapi tidak di wajahmu. Aku tahu bahwa orang lain tetap perlu wajahmu. Bukan untuk menjadikanmu  pengisi pigura yang kuno, tapi untuk mengingat bahwa kau pernah meninggalkan bekas-bekas rasa yang tak kau pertanggungjawabkan hingga tuntas.

Oh, tentang juice ... minumlah sesukamu. Tak akan ada lagi tawa terbahak-bahak yang akan mengiringimu saat kau meneguk juice kesukaanmu. Semua akan berubah menjadi belaian sayang entah dari siapa lagi...

Katamu seperempat hatimu untuknya, seperempat untukku, dan seperempat lagi untuk orang lain lagi, entahlah dengan yang seperempat yang lain ... akankah hanya untuk ruang kosong yang suatu saat kau isi dengan imajinasi liarmu ... dan setelah itu kau berkata, "Aku sungguh-sungguh padamu, aku sayang padamu ... saya mohon."

Pesanku, jangan takut minum juice ... kalau memang kau hanya ingin melepas dahagamu. Bisa saja kau enggan meminumnya karena kau ingat aku ... dan saya tak akan mengingatmu karena gelasku sudah dibawa pergi oleh tukang sampah. Minum saja sendiri!! Kalau kau ingin ditemani, panggil saja tukang sampah itu!

Kalau saja aku bisa memuntahkan cairan juice itu, pasti aku akan bersorak-sorai ...

Ummmm.....

Prang!!

Ternyata kau memang melemparkan gelas itu juga! Baiklah kalau begitu ...

Tak akan ada lagi juice dan tak akan ada lagi soulmate on a glass.