1000 ku 1000.000 mereka
Langkah kecil nya terdengar begitu lembut, jangan kan untuk berlari, untuk berjalan pun sesungguhnya sudah tidak sanggup, memaksakan diri untuk menelusuri jalan yang sudah tak lagi pantas di telusuri....
Langkah kecil nya terdengar begitu lembut, jangan kan untuk berlari, untuk berjalan pun sesungguhnya sudah tidak sanggup, memaksakan diri untuk menelusuri jalan yang sudah tak lagi pantas di telusuri....
Di sebuah hutan, tiba-tiba terjadi kebakaran besar. Para binatang kebingungan apa yang harus dilakukan. Lalu tiba-tiba burung kolobri berkelebat terbang menuju sungai. Dia mengambil setetes air dengan paruhnya untuk memadamkan api.
Hewan lain yang bertubuh besar heran melihatnya. "Apa yang kamu lakukan? Tubuhmu terlalu kecil untuk memadamkan api yang besar ini?" tanya mereka.
"Badan saya memang kecil, tapi saya telah melakukan bagian saya semampu saya," jawab burung kolibri.
Mungkin kita merasa seperti burung kolobri ini yang kecil dan dipandang remeh. Tapi setidaknya kita bisa berbuat sesuatu semampu kita untuk menciptakan perdamaian.
Kebenaran yang tidak konsisten mustahil kebenaran sejati. Apabila isinya tidak konsisten, mustahil Alkitab menjadi STANDARD kebenaran. Suatu hari Yesus menunggang keledai betina memasuki Yerusalem. Kitab Yohanes mencatat dengan tegas dan gamblang bahwa Yesuslah yang menemukan keledai yang ditunggangi-Nya, namun, banyak pula yang menuduh bahwa kitab Matius, Markus dan Lukas mencatat bahwa DUA orang Murid Yesuslah yang menemukan keledai yang ditumpangi Yesus tersebut. Di samping itu, banyak pula yang menuduh Yesus dan murid-murid-Nya sengaja merekayasa Yesus naik keledai memasuki yerusalem untuk menggenapi nubuatan nabi. Kisanak, siapa yang menemukan keledai tersebut? Yesus atau kedua murid-Nya? Benarkah Yesus MEREKAYASA sambutan atas-Nya?
Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Markus 15:34
“Eloi, Eloi, Lama Sabakhtani?” Dari bukit Golgota, seruan kengerian itu membelah kegelapan. Semesta menyaksikan dan langitpun terdiam. Sorga sunyi senyap. Siksaan maha dahsyat sedang berlangsung. Tirai ilahipun harus terkoyak.
Dalam kesakitan dan kepedihan, karena cinta, Dia masih ingat untuk memohon, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dia berdoa dan meminta dengan percaya, sehingga hal itu pasti diberikan kepada kita, anak-anak manusia akan diampuni.
Dia mati. TubuhNya dipecahkan. Dia menyerahkan roh. Darah dan air mengalir keluar. Anak Manusia pergi dalam awan-awan bersama dengan kuasa dan kemuliaanNya.
Diajari main gitar dengan kunci yang salah. Semakin giat berlatih, dia semakin ahli. Semakin sering bermain dia semakin terlatih. Namun sayang seribu kali sayang, kunci yang dimainkannya SALAH. Itu sebabnya, semakin terlatih dan semakin ahli, semakin ngaco-belo. Sistem pendidikan sekolah teologi Kristen benar-benar MENGENASKAN. Mahasiswa teologi sibuk belajar BUKU teologi sehingga nggak sempat belajar Alkitab. Semakin tinggi sekolahnya, kian banyak buku yang harus dibacanya dan makin sedikit waktunya untuk belajar Alkitab. Kian banyak gelarnya, makin banyak buku teologi yang dibacanya namun semakin BANYAK ajaran Alkitab yang dilupakannya karena nggak sempat mempelajarinya ulang. Doktor Teologi Ioanes Rakhmat adalah salah satu KORBAN sistem pendidikan Teologi Kristen yang mengenaskan. Semakin belajar semakin JAUH dari Alkitab. Kenapa demikian? Karena sibuk belajar buku teologi dan nggak sempat belajar Alkitab. Dengan berlalunya waktu, semakin banyak ajaran Alkitab yang dilupakannya.
Pada hari keempat, Wendy menggambar lingkaran besar di lantai. Partisipan diajak untuk mengelilingi lingkaran itu. Setelah itu, Wendy memberi kesempatan jika ada partisipan yang bersedia menari di dalam lingkaran. Beberapa partisipan menyambut undangan itu, tapi ada lebih banyak partisipan yang memilih tetap diam di luar lingkaran.
“Bagaimana rasanya menari di dalam lingkaran?” tanya Wendy.
“Tidak nyaman karena tidak biasa menari,” jawab partisipan yang menari.
“Mengapa ada banyak partisipan yang tidak menari?” tanya Wendy.
“Karena kami merasa aman dan nyaman di luar lingkaran,” jawab partisipan lainnya.
Lihatlah gambar ini. Berapa banyak kata yang terpampang pada gambar itu? Kalau Anda hanya melihat satu kata pada setiap gambar, maka Anda perlu melihat dengan lebih teliti. Kalau Anda masih penasaran, simak terus tulisan ini untuk tahu apa saja kata dalam gambar itu.
disini, di forum ini saya mau mendapat dukungan doa dari saudara semua.
pertama2 saya mau mengakui dosa2 saya yg masih saja trus saya lakikan
dengan pacar pertama saya, saya sudah tidak sehat pacarannya, kami melakukan hal yg zinah walau saya belum kehilangan kesucian saya, tp dari dia lah saya pertama kali melakukan seks.
Beberapa hari terakhir ini ada sebuah tulisan yang mendadak menjadi bahan perbincangan bukan hanya di kalangan pers dunia, tetapi juga sampai di kalangan perkantoran bahkan sampai di kalangan masyarakat yang sederhana yang sedang mengobrol di warung kopi atau warun
Pesta itu datang lagi, pesta itu pesta sepak bola, ajang pertandingan negara negara terbaik Eropa. Ajang laga sepak bola Eropa ini sering disebut Piala Dunia minus Brazil dan Argentina serta mungkin Uruguay.
Matahari masih begitu tinggi ketika saya datang di restoran yang letaknya di tepian pantai yang indah ini.
Pengalaman pertama menulis di SABDA Space,
shallom
salam kenal
nama ku alethea, aku termasuk penggemar sabdaspace ini sejak 2 tahun belakangan, dari dulu sih pingin banget gabung di SS ini, tapi kadang takut, takut gak bisa memberikan kontribusi yang baik buat SS,
walaupun hanya jadi pembaca, tapi aku termasuk pembaca setia, SS jadi situs wajib di netbook ku,
Partisipan dan Fasilitator kelas "Strengthening Peace Education Training Skills" berfoto bersama
Ada aktivitas yang membuat partisipan tergelak-gelak. Aktivitas itu adalah permainan menebak jenis kartu yang tertempel di dahinya. Sebelumnya, fasilitator mengajak partisipan berdiri membentuk lingkaran. Setelah itu dia membagikan satu buah kartu secara acak kepada partisipan. Partisipan harus segera menempelkan kartu itu di dahinya menghadap keluar. Mereka tidak boleh melihat kartu yang ada di dahinya.
Begitu aba-aba mulai diberikan, para partisipan harus bersikap sesuai dengan kartu yang dipegangnya. Tentu saja hanya dengan menebak. Kartu yang lebih rendah harus menghormati kartu yang lebih tinggi. Kartu yang lebih tinggi boleh menyuruh kartu yang lebih rendah. Saya segera bisa menebak kartu yang ada di dahi saya. Setiap orang membungkuk dan memberi hormat kepada saya.
"Kartu saya tinggi nih," tebak saya. Untuk memastikannya, saya coba menyuruh seseorang. Eh, dia mau. Jelas sudah, kartu saya termasuk tinggi, atau mungkin yang tertinggi. Saat bertemu dengan kartu lain jenis Queen dan King, mereka mengajak saya datang ke pesta kerajaan.