Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Pingin Cantik?
Pingin jadi cantik? Ya, kalau kita cantik (atau ganteng) kan lebih gampang dapat pasangan, dapat teman (yang beneran sampai yang cuma numpang jadi teman), dan dapat kerjaan? Mungkin itu agak betul, meski saya juga pernah baca bahwa setelah diteliti, ternyata kelebihan yang dimiliki orang cantik atau ganteng sebenarnya hanya lebih mudah dapat pasangan saja (tanpa disebutkan langgeng tidaknya lho). Terus? Apakah salah kalau orang ingin dan bercita-cita jadi cantik/ganteng? Salah atau betul saya tidak punya hak menentukan, tapi memang sangat wajar kalau orang ingin gampang dapat pasangan, bukankah manusia memang suka kalau semuanya serba mudah?
Mereka yang dikaruniai penampilan fisik yang cantik/ganteng, postur proporsional pun tentu tak bersalah (meski ukuran cantik, ganteng dan proporsional itu juga tak pernah jelas). Lagipula bukan mereka itu yang ingin saya bicarakan. Saya lebih tertarik membicarakan mereka yang ingin, rindu, bercita-cita, bermimpi sampai terobsesi punya tampilan fisik yang bisa disebut cantik/ganteng (seringnya karena mereka merasa diri mereka berada di kubu yang berlawanan).
Di masyarakat kita saat ini, nampaknya keinginan untuk menjadi cantik/ganteng justru makin gencar. Terlepas dari pengaruh media, sisa dominasi bangsa kolonial dll. menurut saya, hal tersebut tak bisa dilepaskan dari masalah kejiwaan diri, dan mungkin juga kurangnya wawasan. Dari sisi kejiwaan atau psikologi (yang tak bisa lepas dari budaya), hal ini berhubungan dengan perspektif diri. Orang yang selalu ingin atau terobsesi menjadi cantik/ganteng adalah karena cara pandang terhadap dirinya yang kurang. Sehubungan dengan ini, saya setuju kalau cara kita memandang diri sendiri akan terpancar dari cara kita memandang orang lain, buktinya Tuhan juga memerintahkan kita untuk memperlakukan (mengasihi) orang lain seperti kita melakukannya pada diri sendiri. Jadi, kalau orang tersebut menghargai dirinya berdasarkan penampilannya, demikian juga caranya menghargai orang lain. Sayangnya, inilah cara pandang mayoritas masyarakat kita. Contohnya ya tersedianya 'keuntungan-keuntungan' bagi orang cantik/ganteng seperti di atas tadi.
Dalam pandangan masyarakat, orang yang dianggap memenuhi standar cantik/ganteng tersebut adalah spesial. Dan yang spesial itu adalah minoritas, tidak umum, bahkan jarang. Karena itulah saya berpendapat bahwa orang cantik/ganteng itu pada dasarnya termasuk orang difabel (different ability, yang biasanya hanya untuk menyebut mereka yang memiliki 'cacat' tubuh), mereka berbeda dari kebanyakan orang. Perbedaan itu sama-sama di fisik juga. Inilah ironinya. Saya tidaklah yakin kalau orang-orang suka diperlakukan berbeda karena fisiknya. Coba lihat, bagaimana orang akan terkejut kalau ada ilmuwan yang cantik/ganteng. Seakan-akan orang cantik/ganteng tidak mungkin pintar. Lihat juga bagaimana wanita cantik dan pria ganteng sering dipasang di bagian depan untuk menyambut tamu, untuk menjadi hiasankah? Tak terhitung pula banyaknya cibiran dan pandangan miring kalau orang cantik/ganteng mampu sukses dengan karyanya, tanpa mengandalkan penampilan fisik yang ia miliki. Dan berapa banyak tokoh penting dalam dunia yang dikenang karena penampilan fisiknya yang spesial tadi? Apakah Cleopatra? Lady Diana? Mata Hari? Marilyn Monroe? Siapa lagi?
Itulah, pada akhirnya sekali lagi ini cuma pendapat saya pribadi. Sangat mungkin salah. Yang jelas saya sendiri terus belajar untuk tidak menilai orang hanya dari fisik (baik terhadap orang lain maupun diri sendiri). Meski bukan berarti ingin menghapuskannya sama sekali terutama dalam hal memilih pasangan :P Meski untuk masalah pasangan ini, saya tetap memiliki kriteria saya sendiri akan kecantikan, baik fisik maupun non-fisik. Saya kira banyak orang juga begitu.
- y-control's blog
- 6720 reads
Agak sulit
Ayu dan Bagus