GWB 3 – KOSTER Plus Plus

Submitted by Purnomo on

          17-Agustus-2014.
          Usai ibadah Minggu tadi aku mencari teman gereja yang membantu aku sebagai penyalur santunan GWB (Guru Wiyata Bakti) untuk memberikan beberapa amplop yang berisi uang dan blangko kwitansi. Kemudian dia akan mengirim sms ke para GWB untuk memberitahu kapan santunan bisa diambil di rumahnya. Tetapi temanku tidak berhasil kutemui di gereja.


GWB 2 – Setia Mengikuti Suami

Submitted by Purnomo on

            Rabu malam 06 September 2013 aku menelepon seorang GWB (guru wiyata bakti) wanita. Aku jelaskan rencanaku. Untuk memastikan apakah seorang GWB bisa disantuni, aku harus menemuinya di rumah. "Tetapi sayangnya, walau Ibu Tias mengajar di SDN di kota Semarang, rumah Ibu di Kabupaten Demak. Jauh sekali, saya butuh waktu 1 jam bermotor ke sana. Jadi saya pikir lebih baik menelpon saja untuk meminta beberapa keterangan tambahan. Bisa, Bu?"

GWB 1 - Perjuangan Seorang Perempuan

Submitted by Purnomo on

                    Informasi yang aku catat guru wiyata bakti di kota Semarang sampai Ungaran mendapat honor sebesar 150 ribu sampai 250 ribu saja. Karena itu mereka harus mengajar paling tidak di 2 sekolah agar bisa mendapatkan lebih banyak. Mereka bisa bertahan dalam kekurangan ini karena berpengharapan suatu ketika nanti bisa diangkat jadi PNS yang honornya paling tidak 1,2 juta apabila mereka S1.

Aku tak pantas menerima bunga itu

Submitted by Purnomo on

         

             Bulan Agustus 2011 aku diajak orang tua Monik ke Malang menghadiri acara wisudanya. Melihat ia duduk di antara wisudawan aku berusaha menahan air mataku. Ketika akan mengirim uang kepadanya untuk pertama kalinya aku berkata kepada ayahnya, “Tidak ada perjanjian yang mengikat antara aku dan anakmu. Ada uang aku kirim, tak ada uang wassalam.”

Sebuah Pelayanan

Submitted by justkrisma on

Dalam kehidupan pelayanan memang saya sedikit kurang bahkan kurang sekali, hal tersebut dikarenakan kegiatan saya yang terkadang menyita waktu cukup banyak. Namun saya percaya suatu saat saya akan melanyani dengan sungguh kepada Kristus.

Seminar Seru, Kuliner Seru

Submitted by Purnawan Kristanto on

13432183621789221378

Perjalanan pelayanan ke Medan berubah menjadi reuni. Bagaimana tidak. Penerbangan dari Jogja ke Jakarta saya duduk bersebelahan dengan mbak Rita yang berasal dari Wonosari. Kami sama-sama berkelahiran ibukota Gunungkidul itu. Tidak hanya itu kesamaan kami. Mbak Rita adalah kakak dari adik ipar saya. Adik laki-lakinya menikah dengan adik perempuan saya. Ini adalah kejutan karena kami tidak janjian untuk duduk bersebelahan.  Dia terbang ke Jakarta dalam rangka mengikuti seminar ke Yunani.
Sesampai di Jakarta, saya dan mbak Tina, --teman seperjalanan--, menyempatkan diri untuk sarapan di bandara. Sebelumnya kami belum sempat mengisi perut karena harus sudah check in sebelum pukul 06.30 di bandara Adicupto, Yogyakarta. Kami memesan dua mangkuk soto dan dua gelas teh manis seharga Rp. 66 ribu. Cukup mahal memang. Tapi apa boleh buat, kami tidak punya waktu banyak karena harus terbang lagi ke Medan.

"mEmbuAng u a n g .."

Submitted by Hidup bukan Pilihan on

"mAkan Untuk peRut dan Perut untuk makan"

segala sesuatu urusan pasti lancar kalo urusan perut udah kelar alias terpenuhi...

Ayo pada mau duit khan??? emangnya beli makanan pake daun??? hahaha,,, kacian amat hidup loe,,,

Munafik loe !! siapa bilang manusia gak butuh uang,,, semua dicukupkan dengan uang bro,,,

 

HIDUP TERGANTUNG PADA UANG,,,,

Subscribe to Pelayanan