Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Ini PELAYANAN atau KEBODOHAN?

Purnomo's picture

             Tidak sedikit orang bilang aku edan, gelo, bego, bodoh, irrasional dan aku mengerti mengapa mereka bilang begitu. Tetapi kalau perempuan ini lebih edan daripadaku, aku tidak bisa mengerti.


            Tadi aku sampai di gereja pk.19.00 mengantar istri latihan padus. Aku duduk di bangku panjang di tempar parkir motor agar bisa tenang internetan dgn hapeku. Tampilan pesbuk belum terbuka ada suara di belakangku.
            “Baru apa Oom?”
             Aku menoleh, ternyata Monik.
            “Ada acara apa Mon ke gereja malam-malam?”
            “Saya dipanggil pengurus panti asuhan gereja untuk omong-omong. Ini baru saja selesai,” katanya. Dia tak jadi mengambil motornya tetapi duduk di sampingku. Setelah mendapat gelar M.Div di SAAT Malang dia bekerja mengurus sebuah panti asuhan Kristen di Menado selama 3 tahun. Mendengar dia berhenti bekerja aku memberitahu pengurus panti asuhan gerejaku untuk memanggilnya. Siapa tahu dia mau bekerja di panti gereja. Aku mendesak pengurus karena Monik juga dipanggil ke Bandung dan Jakarta. Ada 4 penawaran kerja di bidang pendidikan untuknya.

             “Lalu hasilnya?” tanyaku.
             Dia bercerita saat ini belum bisa menerima tawaran gereja kami karena ingin lepas dari panti asuhan. Beban pekerjaan mengurusi 70 anak 24 jam sehari di sana telah membuat dia depresi, tulang punggung dan kakinya sering sakit tanpa sebab. Karena itu dia ingin sementara waktu bekerja di sekolah dulu yang memperbolehkan dia memasukkan Firtu dalam setiap mapel. Dia bertanya sebaiknya kerja di mana.

            “Tergantung mana yang kamu utamakan, gaji besar atau pelayanan,” jawabku.
            “Tadi juga saya ditanya mau gaji berapa dan saya jawab itu bukan yang saya utamakan.”
            “Mon,” kataku, “kamu bisa berprinsip kumpulkan uang sebanyak-banyaknya, tabung sebanyak-banyaknya, kemudian bagikan sebanyak-banyaknya. Berapa gajimu waktu di Menado?”

            “Saya tak tahu pasti. Selama 3 tahun kerja di sana semua uang untuk saya ditransfer oleh yayasan ke buku tabungan saya. Waktu saya meninggalkan panti itu semua saldo tabungan itu saya kembalikan ke yayasan.”

             Aku melongo. Monik anak tertua dalam keluarganya dan masih single walau adik-adiknya sudah menikah. Umurnya hampir 40 tahun. Mungkin dulu tak mau pacaran karena sibuk mencari uang untuk membantu ortunya menghidupi keluarganya.

             “Kok begitu?”
             “Demi pelayanan saya meninggalkan pekerjaan yang sudah mapan unt belajar teologi. Tetapi baru setahun saya sudah ketemu halangan. Saya ingat hari itu saya mau fotokopi sebuah buku, tetapi tak punya uang. Saya telepon adik perempuan kalau-kalau dia bisa mengirimi uang. Jawabnya, cici saya tidak punya uang. Lalu saya telepon adik laki dan dia jawab, cici tunggu saya gajian. Saya bilang kepada Tuhan, ‘Tuhan aku mau melayani Engkau, tetapi untuk fotokopi saja saya tidak mampu. Akhir bulan ini saya mau berhenti kuliah. Melayani Engkau tidak harus belajar teologi terlebih dulu.’ Tetapi saya tidak jadi berhenti kuliah. Oom Pur kirim uang dan begitu seterusnya setiap bulan sampai saya selesai kuliah. Karena itu saya lebih yakin bahwa pilihan saya untuk melayani tidak salah.”

             Ketika aku mencari donatur untuk dia aku ditanya orang apa imbalan yang aku minta dari Monik. Aku jawab tidak ada. Tidak ada surat perjanjian tidak ada ikatan. Di pihakku, ada uang aku kirim, tidak ada uang ya wassalam. Dari pihaknya aku tidak menuntut apa2, apalagi ikatan dinas. Lha wong aku tidak mewakili gereja ataupun yayasan, dia mau kuikat di mana? Tidak sedikit orang bilang aku edan, gelo, bego, bodoh, irrasional dan aku mengerti mengapa mereka bilang begitu. Ini menyangkut jumlah yang besar untuk satu orang. Tetapi mengembalikan gaji selama 3 tahun apa tidak lebih edan? Apalagi melihat wajahnya hepi-hepi saja. Aku tidak tahu mengapa dia lebih bodoh daripada aku.

             Anda tahu?
                                                              (12.08.2014)