Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

CHAOS

anakpatirsa's picture

Sosok-sosok mematung itu seolah-olah menunjukkan apa yang sedang mereka lakukan saat seseorang menekan tombol pause. Ada yang masih dalam posisi berlari menyelamatkan diri, dan ada yang sudah terkapar. Pemandangannya seolah-olah gempa bumi dahsyat dibarengi letusan seribu krakatau sedang terjadi. Sosok-sosok itu kembali bergerak, namun sama sekali tidak ada bunyi apapun. Seribu krakatau itu telah meletus bersamaan, tetapi suaranya begitu keras sehingga tidak terdengar sama sekali. Sosok-sosok itu bergerak liar dalam sebuah gerakan lambat, hampir mirip ending adegan film tahun 70-an.

Itulah gambaran chaos dalam sebuah film.

Chaos, WordNet mendefinisikannya sebagai kekacauan dan ketidakteraturan ekstrim; keadaan sebelum penciptaan alam semesta; mitologi Yunani mengatakannya sebagai dewa-dewa yang paling purba. Dalam matematika dan fisika, chaos berhubungan dengan sifat sistem dinamika nonlinear tertentu yang dalam kondisi tertentu menunjukkan fenomena tertentu. Teori ini berkenaan dengan sistem tidak teratur seperti awan, pohon, garis pantai, ombak dll. yang bersifat random, tidak teratur dan anarkis. Namun bila dilakukan pembagian (fraksi) atas bagian-bagian yang kecil, maka dalam sistem besar yang tidak teratur ini terdapat pengulangan dari bagian-bagian yang teratur.

Pencetus teori ini mengatakan hal kecil dapat menyebabkan perubahan besar. Sebuah kepakan sayap kupu-kupu di Brazil mampu mengubah dinamika atmosfer hingga memicu tornado di Texas (Lihat Kupu-kupu dan Badai). Teori ini berkata, sedikit perubahan pada kondisi awal dapat mengubah secara drastis kelakuan sistem pada jangka panjang. Artinya, kesalahan yang sangat kecil dapat menyebabkan bencana dikemudian hari.

***

Saat itu zamannya Inul. Aku yang sedang mengambil mata kuliah Kecerdasan Buatan sedang riset di perpustakaan. Mataku sedikit berkedip melihat artikel Kompas berjudul "Belajar Teori Chaos Lewat Goyang Inul". Sebenarnya aku sedang mencari bahan tentang logika Fuzzy yang membuatku pusing. Hubungan fisika dengan goyangan Inul membuatku melupakan tugas mencari informasi tentang pengembangan logika klasik yang tidak hanya mengenal istilah benar-salah saja. Karena sudah bosan mendengar Inul di mata Bang Haji, kusingkirkan Computer Science Journal itu--Goyangan Inul di mata ilmu pengetahuan tidak bisa kuabaikan begitu saja.

Inul tidak hanya menarik perhatian wartawan gosip. Ia menarik hati seorang ahli fisika yang menemukan goyangannya menggambarkan sebuah pola fisika yang bernama fenomena chaos. Pola gerakkan sebuah titik di pantat Inul, gerakkan memutar, memilin atau menjongkok itu tidak pernah menjalani lintasan orbit yang sama pada setiap gerakan.

Menurut hasil pengamatannya, lintasan orbit goyangan Inul membentuk lingkaran yang makin lama makin kecil serta tidak konsentris.

Kesimpulannya:

Lintasan orbit demikian dalam teori chaos (suatu cabang fisika yang sedang berkembang saat ini) disebut lintasan ergodic. Artinya, suatu lintasan yang berbentuk serupa tetapi tidak berulang dan tidak periodis. Ini adalah karakteristik suatu keadaan yang chaotic. Dengan kata lain, gerakan ratu ngebor Inul Daratista memunculkan suatu pola yang disebut chaotic.

Dalam sebuah forum yang membahas artikel ini, seseorang yang menyetujui contoh chaos ala Inul berkata, chaos akan benar-benar terjadi jika Inul tidak menghentikan goyangannya.

Sebuah komentar ringan untuk sebuah teori fisika yang rumit.

***

Sepertinya teori chaos sangat akrab dengan kehidupan kita. Dari sistem elektronik, campuran kimia, bentuk garis pantai, kepulan asap rokok, iklim, populasi hewan dalam rantai makanan sampai pada perilaku sosial manusia tidak jauh dari teori ini. Belakangan ini, observasi dan simulasi komputer terhadap gerak berguling salah satu bulan Saturnus membuktikan objek-objek dalam tata surya juga bisa bersifat chaotic; sebuah simulasi komputer menunjukkan orbit Pluto bersifat chaotic juga. Teori chaos juga ikut berperan besar dalam menunjukkan gejala-gejala ekonomi yang berubah-ubah. Fluktuasi kurs mata uang, harga saham, atau harga minyak mentah juga merupakan gejala chaos yang dapat diamati.

Pencetusnya, Edward Lorentz, dalam penelitiannya tentang cuaca dan iklim, menyelesaikan persamaan diferensial non-linear dengan bantuan komputer. Ia mendapatkan gambar kurva yang tercetak di sehelai kertas. Awalnya, ia mencetak kurva ini dalam format enam angka di belakang koma. Demi menghemat waktu dan kertas, memakai hanya tiga angka di belakang koma dan mencetaknya di kertas yang ia pakai sebelumnya. 

Sejam kemudian ia kaget, hasilnya sangat berbeda dengan yang diharapkan. Pada awalnya, kedua kurva memang berimpitan. Kemudian sedikit demi sedikit bergeser membentuk corak yang sama sekali berbeda. Inilah yang kemudian dikenal sebagai “efek kupu-kupu” (butterfly effect). Efek ini mengibaratkan kepakan sayap kupu-kupu di Brasil mampu memicu terjadinya tornado di Texas beberapa bulan kemudian. Lorentz akhirnya menemukan prinsip chaos sekaligus membuktikan mustahil membuat prakiraan cuaca untuk jangka panjang.

Teori chaos merupakan teori yang menjelaskan gerakan atau dinamika yang kompleks dan tak terduga dari sebuah sistem, tergantung dari kondisi awalnya. Walaupun berlangsung secara acak, sistem yang chaotic nyatanya dapat ditentukan secara matematis. Ternyata sistem yang chaotic juga mengikuti hukum-hukum yang berlaku di alam. Sifatnya yang tidak teratur saja yang membuat pengamat melihatnya sebagai peristiwa yang acak.

  Sebagaimana teori-teori matematika lainnya, teori chaos juga mencari pola, pola data acak. Teori chaos membicarakan ketakteraturan dalam keteraturan atau sebaliknya.  Kita tidak bisa menyamakan chaos dalam fisika sebagai sebuah ‘kekacauan’. Pada dasarnya, teori chaos memang teori yang berkenaan dengan sistem yang tidak teratur. Sekilas, sistem-sistem tersebut nampak acak, tidak teratur dan anarkis. Namun bila dilakukan pembagian (fraksi) atas bagian-bagian yang kecil, maka sistem yang besar yang tidak teratur ini didapati sebagai pengulangan dari bagian-bagian yang teratur.

Itulah chaos dalam fisika.

***

Chaos, orang mengatakan sebuah kekacauan seperti kerusuhan atau pembunuhan semena-mena itu sebagai sebuah chaos atau chaotic yang membuat hukum tidak berlaku. Mungkin mereka benar dari segi ilmu fisika. Mengingat ilmu pengetahuan sedikit memandang chaos sebagai ‘keteraturan dalam ketidakteraturan’, maka dengan melakukan penelusuran pada unsur-unsur terbentuknya sebuah ‘chaos’, orang bisa melihat sebuah keteraturan. Dalam bahasa sederhana, ada aktor intelektual di belakang sistem chaotic.

Itulah chaos ala politik.

***

Sumber:

·        

Kebamoto, Dr., Belajar Teori Chaos Lewat Goyang Inul, Kompas

·        

Dhani, Chaos, Keteraturan dalam Keacakan (2), Bianglala

 

joli's picture

Chaos.. terpola dan selalu berulang..

Sebagaimana teori-teori matematika lainnya, teori chaos juga mencari pola, pola data acak.

Mengingat ilmu pengetahuan sedikit memandang chaos sebagai ‘keteraturan dalam ketidakteraturan’, maka dengan melakukan penelusuran pada unsur-unsur terbentuknya sebuah ‘chaos’, orang bisa melihat sebuah keteraturan.

Nampaknya benar, kalau di lihat pola dan sejarahnya, dan melakukan penelusuran pada unsur-unsur terbentuknya sebuah ‘chaos’, orang bisa melihat sebuah keteraturan, sejarah selalu berulang meski dalam bentuk lain, karena perilaku manusia selalu membentuk pola yang sama, sejak dahulu kala, sama dengan krisis ekonomi juga selalu berulang, akibat perilaku para pelaku ekonomi.

Di Solo saya sudah mengalami 2x chaos, ketika tahun 1980/1981 dan tahun 1998, dan akan berulang lagi bila kita masyarakatnya tidak bisa menjaga perilakunya.. namun semua itu akan tahu/sadar ketika sudah terjadi lagi.. ya seringkali kesadaran selalu terlambat..

clara_anita's picture

dan tidak ada yang benar-benar acak...

Ketika pertama kali membaca tentang butterfly effect dan teori chaos, saya langsung terpukau. Bahkan kekacauan pun sebenarnya memiliki pola teratur. Langsung saya teringat pada DIA, tidak peduli seberapa chaotic pun situasi saat ini DIA pasti sudah mengaturnya. Karena bagi dia tidak ada yang uncontrolable.

 

GBU

nita