Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Upacara Bendera di SABDA Space

Kalau ingat Tujuh Belasan, rasanya jadi ingat upacara bendera. Lihat saja paskibra yang berpakaian serba putih, dengan derap langkah yang tegas, membawa Sang Saka Merah Putih. Lalu mengibarkannya. Teriakan inspektur upacara sesekali menggema ke seluruh lapangan upacara. Kapan terakhir kali Anda upacara?

Sebenarnya, apa makna upacara bendera bagi Anda (silakan komentar di bawah tulisan ini)? Apakah sekadar mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur bagi kemerdekaan bangsa? Sekadar menikmati upacara karena memang punya hobi upacara bendera? Atau karena terpaksa ikut upacara karena sekolah, universitas, maupun instansi mewajibkannya?

Pada dasarnya, upacara tak lebih dari sekadar upaya mengenang. Sama seperti simbol, tidak ada gunanya bila makna yang sesungguhnya tidak dipegang, tidak dimengerti. Maka dalam upacara bendera, apa yang dikenang itu menjadi penting. Mungkin ini juga yang menyebabkan upacara bendera menjadi sesuatu yang sakral.

Upacara Bendera dan Lagu Indonesia Raya
Lagu kebangsaan, "Indonesia Raya" merupakan lagu yang tidak mungkin dilepaskan dari setiap upacara bendera. Malahan tidak sekadar dalam upacara bendera, dalam berbagai kegiatan resmi sekalipun, "Indonesia Raya" selalu berkumandang.

"Indonesia Raya" memang memiliki daya magis. Salah satunya mungkin bisa kita lihat dalam event Piala Asia tempo hari. Beberapa kali kamera televisi menyorot penonton menyanyikan lagu ini. Para pemain timnas yang berlaga pun tak mau kalah pula.

Lalu, berdaya magiskah bagi Anda? (Silakan beri komentar di bawah tulisan ini.)

Zaman memang sudah berubah. Kaum ekstremis cenderung mempertanyakan banyak hal. "Indonesia Raya" disebut sebagai jiplakan dari sebuah lagu gereja. Katanya, lagu ini dijiplak W.R. Soepratman dari lagu berjudul "Leka Leka Pinda Pinda", sebuah lagu yang diciptakan sekitar 1600-an. (Lihat, misalnya di "Upaya Plagiator Membendung Syari’at Islam" atau artikel "Indonesia Raya" di Wikipedia.)

Bagaimana pun juga, di dunia ini yang benar-benar asli memang sudah tidak ada lagi. Siapa yang bisa mengaku orang Indonesia asli? Sejak persentuhan dengan budaya Hindu-Budha (malah mungkin jauh sebelumnya), rasanya tidak ada lagi yang benar-benar asli di bumi pertiwi ini.

Satu hal yang pasti, dari keberagaman, kita dipersatukan di bumi Indonesia. Tujuannya cuma satu: membangun bangsa ini dengan cinta kasih dari Kristus Yesus Tuhan kita.

Upacara di SABDA Space
Nah, kembali ke upacara tadi, bagi yang sudah lama tidak ikut upacara bendera, kenapa tidak berupacara di SABDA Space saja? Sambil menyanyikan "Leka Leka Pinda Pind ...", eh, "Indonesia Raya"? (Jangan-jangan ada yang tidak hapal, ya?)

Pokoknya, negara kita secara umum diakui sudah merdeka selama 62 tahun. Mari, sebutkanlah kerinduan rekan-rekan blogger sekalian bagi negeri Indonesia ini. Apa doa kalian? Apa yang hendak kalian perbuat bagi bumi pertiwi ini? Ayo komentar di sini.

John Adisubrata's picture

Mengheningkan Cipta di SABDA Space

Sudah lama sekali saya tidak pernah mengikuti Upacara Penaikan Bendera sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya, apalagi mengheningkan cipta. Terakhir kali yang saya ikuti sudah puluhan tahun yang lalu di kota Surabaya.

Terima kasih atas tawaran untuk mengikuti upacara ini di SABDA Space bersama saudara-saudara seiman yang lain.

Selain Indonesia Raya, konon kabarnya ... lagu yang dulu sering kami nyanyikan di Sekolah Dasar: Dari Barat Sampai Ke Timur, juga terang-terangan merupakan sebuah lagu jiplakan.

Setelah bertempat-tinggal di Eropah beberapa lama, saya baru menyadari untuk pertama kalinya, bahwa lagu tersebut ternyata berasal dari sebuah lagu nasional negara Perancis. Hampir 50% sama persis, terutama awal-awal lagunya, ... bait-baitnya yang pertama!

Silahkan membandingkan sendiri.

Syalom,

John Adisubrata

hai hai's picture

Paling Seru, Upacara Di Puncak Gunung

Setelah lulus sma, maka setiap tahun saya dan teman-teman selalu melakukan upacara 17 Agustus di puncak gunung, hal itu terus berlangsung hingga saya manikah. Setelah menikah, saya tidak pernah ikut upacara 17 agustus lagi, namun senantiasa menyempatkan diri menonton perayaan 17-an di kampung-kampung.

Anak saya ampir 6 tahun, sudah waktunya dia mengenal alam, maka besok kami akan pergi untuk arung jeram. Sudah lama tidak hujan, jadi airnya pasti dangkal. tetapi untuk anakku, pasti akan sangat menyenangkan. Arung jeram pertamanya.

Sejak lama aku membayangkan, menjelajah hutan dan sungai serta pantai berdua dengan anakku, pasti sangat menyenangkan. Aku dapat mengajar dia untuk belajar kepada alam untuk mengenal Keagungan Tuhan.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

billyjoe's picture

hormatt...grakk

kalau dilihat negara2 maju mereka kalau upacara melakukan dengan serius karena mereka benar menghargai negarnya sendiri, saya ingat waktu sekolah selalu dijaga oleh guru dibelakang barisan karena sering becanda pada saat upacara, dan sejak saya nonton film dokumenter mengenai peperangan indonesia dan waktu mereka nyanyikan Indonesia raya seolah olah mereka nyanyi dengan nyawanya, sejak itu waktu sma suka dengan upacara, tapi karena takut diledek sama teman "sok lu" jadi ikut ikutan jadi suka bolos waktu upacara, tapi setelah kelas 2, suka dipilih sebagai jadi latihan upacara sebagai pembawa bendera atau pembacaan atau yang lainnya, jadi kalau sudah didepan bisa serius, sampai masa kuliah setiap tahunnya, karena  pelatihan upacara yang ditunjuk adalah dari menwa dan sebagai pembawa benderanya adalah mahasiswa baru yang dipilih yang pasti cantik2 fresh from oven (kata lainnya) ha ha ha. tapi sekarang sudah tidak pernah lagi upacara, tapi minimal masih memperdulikan nasib bangsa untuk memikirkan pendidikan anak-anak sebagai generasi bangsa

sekali merdeka tetap Merdeka

Indonesia Raya

erick's picture

Upacara bendera? No

Paling males upacara bendera. Apapun acaranya, upacara bendera no way! Tidak pernah ada upacara bendera yang menyenangkan buatku.

Mengenai cinta negara, aku cinta negara Indonesia ketika aku berada di negara lain.

Satu hal yang aneh, dalam rapat yang setiap minggu "kami" lakukan, lebih sering menyanyikan lagu Padamu negeri dibandingkan lagu Indonesia raya. Ga tau yah apa karena liriknya lebih memiliki janji, mengabdi, atau karena memang sudah tradisi... ha ha ha aneh sekali.

hai hai's picture

Takut disebut Sok Nasionalis

Erick, menurutku kalian menyanyikan lagu padamu negeri karena dua alasan. Pertama, lagu itu lebih singkat. Kedua, kalian takut disebut sok nasionalis kalau menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Aries Yunarta's picture

Upacara neh

Saya juga sebenernya tidak menyukai upacara (ngak tau napa). Bahkan ketika kuliah saya tidak pernah upacara sekali pun. Tp karena profesi saya sekarang, saya jd rutin upacara lagi, Maklum jd Guru hehehe.

GBU ALLLaughing

Indonesia-saram's picture

Upacara dan Kemerdekaan

Saya sendiri memandang upacara sebagai salah satu bentuk nasionalisme, mungkin bentuk terkecil, meski upacara bendera terakhir yang justru saya ikuti enam tahun lalu. Namun, ketika kemarin itu berkesempatan menyaksikan upacara bendera di televisi, saya disadarkan bahwa kemerdekaan kita sebagai bangsa bukanlah barang jadi yang dengan begitu saja kita terima. Kemerdekaan itu menuntut tanggung jawab untuk mempertahankannya, untuk menorehkan karya bagi sesama.

Mengenai lagu-lagu kebangsaan, terakhir menyanyikan "Indonesia Raya" justru waktu wisuda. Saat itu saya juga tersentak untuk berpikir: apa karya nyata yang harus saya hasilkan demi bangsa ini?

Kemerdekaan memang bukan sekadar hak, melainkan juga kewajiban. Sayangnya, hal ini tampaknya tidak terlalu disadari oleh kebanyakan orang.

Karena bahasa Indonesia dahulunya adalah lingua franca.

Ari_Thok's picture

Upacara gak Pernah Serius.

Wah .. saya sudah lama gak mengikuti upacara bendera, dah berapa tahun ya ... Dulu pas SMP karena cowok-cowok sering rame di belakang, eh .. posisi diubah, cowok-cowok harus di posisi depan waktu upacara. Jadi deh, ditaruh didepan sendiri. Ya maklumlah, waktu smp aku cukup pendek dibanding temen-temen cowok yang lain yang cukup tinggi-tinggi. Ya sama saja sih, cewek-cewek dibelakang gantian yang rame. Upacara gak pernah serius. Baru kemaren aku menyanyikan lagu "Indonesia Raya" dengan penuh penghayatan dan kebanggaan saat nonton langsung di stadion Senayan Jakarta, pertandingan Piala Asia Indonesia vs Arab Saudi.
Rusdy's picture

Saya Rindu Indonesia Untuk ...

Pujilah TUHAN, hai segala bangsa (Indonesia), megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa (Indonesia)

Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya!

(Mazmur 117)

riyanti's picture

Trauma upacara

Upacara jadi mimpi buruk! Peraturan sekolahku nyebelin benget, upacara syaratnya macam-macam sepatu hitam, kaos kaki putih, sabuk, topi dan dasi. Dulu pernah aku lupa ga bawa topi, aku di suruh berdiri di depan, dijadikan sample pelanggaran. Penyiksaan belum berakhir mencabut rumput lapangan sekolah sampe jam istirahat pertama, lalu duduk di bawah tiang bendera sampe garing. Penderitaan di akhiri dengan menghadap guru BP untuk di omelin.

He..he...dari SD sampe SMU aku inget baru 2 kali aku di hukum gara-gara atribut tidak lengkap. Sampai sekarang meski udah kerja aku sering mimpi ga bawa topi pas upacara Cry

hai hai's picture

Kalau Mimpi Nggak Bawa Topi

riyanti, kalau mimpi nggak bawa topi lagi, tinggal sms aja, nanti aku bawain topinya dech. Ha ha ha ...

Kalau upacara bendera, saya selalu melakukannya dengan serius, ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya, saya selalu menyanyikannya dengan sungguh-sungguh. Hal itu mungkin karena sejak SD hingga SMA, saya dibimbing oleh guru-guru yang bijaksana. Mereka tidak memaksa kami untuk upacara, tetapi membimbing kami untuk gemar upcara. 

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Indonesia-saram's picture

Upacara Terakhir di SMU

Sebenarnya, saya sempat sakit hati pada upacara terakhir saya di SMU. Upacara itu diadakan sebelum pelaksanaan EBTANAS. Tapi karena saya terlambat--rasanya sedikit saja, saya dan siswa-siswi lain yang juga terlambat disuruh upacara di luar sekolah. Bukan karena topi memang, tapi karena terlambat. Alhasil, saya yang biasanya bernyanyi dengan semangat, sembari memberi penghormatan pada Sang Merah Putih, kali itu tidak serius, soalnya benderanya tidak kelihatan.

"Karena bahasa Indonesia dahulunya adalah lingua franca"

Waskita's picture

Setiap senin, ketika saya

Setiap senin, ketika saya berangkat ke Salatiga dari Solo untuk bekerja. Saya biasa melewati kompleks TNI AU di kawasan bandara Adisumarmo.

Di sana selalu diadakan upacara bendera rutin seperti instansi2 lainnya. Jika saya lewat, pas acara penaikan bendera, kami akan diminta stop dahulu. Semua yang lewat harus stop guna menghormati sang merah putih. Dan baru diijinkan jalan lagi setelah bendera tepat sampai ke puncak tiang, dan lagu Indonesia Raya selesai dinaikan.

Setiap kali itu terjadi, saya selalu merasakan cinta tanah air kembali menjalar dalam tubuh saya. Dan dengan rela, bahkan bersuka cita saya hentikan laju motor saya. Saya betul-betul menikmatinya.

Hidup Indonesia Raya. Jayalah negeriku.

Chipurru's picture

Harus Disyukuri!

Mengingat pengalaman upacara waktu jaman sekolah malah jadi inget pengalaman-pengalaman yang membanggakan buat diri sendiri Tongue out Dari pemimpin barisan, pemimpin upacara, pemimpin kelompok nyanyi, pembaca UUD, MC, sampe jadi pembawa bendera. Bukan aja di lingkungan satu sekolah, tapi juga se-kabupaten. Dapet kesempatan untuk jadi itu semua buatku juga disebabkan karena adanya kemerdekaan. Kemerdekaan harus disyukuri! Yell