Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Post Power Syndrome
“O, itu ya.. yang namanya Post Power Syndrome... he he he he.. aku baru tahu. Udah pernah baca artikelnya tapi, kalo yang nyata ya’ baru tadi itu” kataku kepada salah satu teman
Seseorang, mantan atau pensiunan pejabat penting di Provinsi Jawa Tengah tiba-tiba muncul begitu saja di kantorku. Beliau bilang ‘nyamperin aja’ my BIG BOSS, tapi berhubung BIG BOSS sedang pergi jalan-jalan ke Korea Selatan, maka dia tiba-tiba saja nyerocos cerita sana sini kepadaku sebagai satu-satunya orang yang dikenalnya di kantor.
“Aku sekarang merasa tak berharga. Aku merasa perjuanganku, pengabdianku 11 tahun di Jawa Tengah tidak berharga sama sekali. Orang-orang tak menganggapku lagi. Si ini si itu, pada janji, tapi mana nyatanya...? Semuanya tidak ada yang terlaksana atau ditepati. Lalu kenapa si itu bisa dapat rumah bagus, dan aku tidak? Dsb.. dsb...”
Aku, karena hanya sedikit saja yang aku tahu tentang semua permasalahan yang dia katakan, memilih ‘jalur aman’ yaitu cengar cengir tanpa sebab sambil manggut-manggut ga jelas seperti boneka China yang biasa ditaruh di depan kasir-kasir.
“Kok kamu malah cengar cengir gitu? Kamu juga... bla bla bla...”
Lhah!! Beliau tahu juga kalau aku cengar cengir.. he he he he...
Aku berada diantara dua perasaan, antara kasihan dan kebingungan. Mau bersikap bagaimana dan bicara apa, karena takut ‘salah bicara’.
Akhirnya, karena merasa kedatangannya tanpa hasil, Beliau ini memutuskan pamitan. Kuantar dengan lemah lembut sampai ke tempat parkir, sambil tetap berbasa basi nggak jelas.
Sambil masih menatap ‘beliau’ berlalu, aku bercerita kepada salah satu teman tentang kondisi ‘beliau’ itu tadi, aku baru ‘ngeh’ kalau itu yang dinamakan Post Power Syndrome.
Aku bergumam, “Kira-kira ada Post Power Syndrome juga nggak di dunia hamba Tuhan dan kekristenan?”
“Ada ‘to ya...” sahut temanku sambil berlalu pergi
***
Ah ya, ternyata memang ada. Aku teringat dua orang temanku yang sering kusebut sebagai Paulus dan Timotius. Kalau ‘pas’ mampir ke kantor mereka paling senang bercerita tentang pengalaman rohani dan pelayanannya masa lalu. Tentang perjalan mereka ke pedalaman Kalimantan, Papua, menjangkau suku-suku yang bahkan tak kukenal namanya, juga tentang ceritanya memulai jemaat di sana sini.
“Sekarang bagaimana mas?” tanyaku suatu kali
“Ya, gitu deh! Aku nggak bisa lakukan lagi semua itu. Udah sibuk bisnis, cari duit, pelayanan yaaa... seadanya wae... Aku iri sama kalian yang masih muda dan semangat menginjil, tapi mau gimana lagi,...”
Ternyata ada juga yang seperti itu ya... pikirku
***
Lalu, seorang teman lagi yang menyebut dirinya dulu adalah Hamba Tuhan yang terkenal, selalu bercerita tentang banyak hal dalam hidupnya. Tuhan mengerjakan ini dan itu dalam hidupnya.
“Sekarang bagaimana Pak?” tanyaku
Dan, aku menemukan kembali jawaban yang sama seperti teman-teman lainnya.
Sabtu kemaren, aku bertemu dengan ‘seorang teman’. Dia sudah sangat berbeda dengan beberapa tahun lalu sebelum dia menjadi ‘terkenal’ seperti sekarang. Gemuk, tembem, dan entahlah...
Dia hanya menyapaku “Hai!”
Ha ha ha ha... aku tertawa! Mentertawakan entah apa ... begitulah orang terkenal pikirku. Tidak ada lagi yang tersisa di ingatannya tentang beberapa tahun pertama perjalanannya di awal tangga ‘ke-terkenal-an’ itu. Biasa...... terjadi berulang-ulang kepadaku... begitu terkenal ya udah deh lupa... ha ha ha ha... untung saja aku juga orang yang mudah lupa, jadi ya lupa juga... ha ha ha ha....
Aku hanya sempat berbicara kepada salah satu orang "pengikutnya" karena dia sudah dikelilingi orang-orang yang membutuhkan pelayanannya, “Wah keren juga dia sekarang.. tapi masalahnya banyak orang Kristen yang suka mengejar hal-hal instant itu cepat sekali bosan... jika dia hanya terus bercerita tentang alam-alam roh, dunia dunia roh, dsb, tanpa pewahyuan baru, apakah orang tidak akan berlalu dan meninggalkannya karena bosan? Karena sekarang saja, beberapa orang telah berbicara tentang kebosanan mereka padanya yang cuma berbicara ‘itu itu saja’. Ilmu Marketingnya perlu diperbaiki tuh..."
Biasanya kalau aku berbicara seperti itu pada beberapa teman lain sejenis dia yang sangat bangga dengan ke-terkenal-an mereka, mereka hanya mengatakan "Dasar sok tahu, suka mengejek pula!!"
Padahal beberapa dari mereka akhirnya memang memudar begitu saja, orang-orang begini sih menunggu hari aja...
Wah, aku nggak membayangkan kalau suatu saat nanti dia kena Post Power Syndrome.. gimana ya bentuknya? Ha ha ha ha... dasar otak jahat!!!
Lalu, aku melihat satu poster besar terpampang di halaman KOMPAS Jawa Tengah tentang dibukanya sebuah gereja baru yang sangat terkenal yang beberapa waktu terakhir ini sempat dikhawatirkan oleh teman-teman hamba Tuhan (yang mungkin juga bisa dikatakan terkena sejenis Post Power Syndrome khusus gereja.. he he he he ... asal aja bikin istilah..)
Entah alasan apa, tapi mereka mungkin khawatir jemaat mereka banyak yang berpindah ke gereja terkenal itu. Ah, kalau bicara ini pasti panjang... kok bisa begini begitu, dsb.
Aku kembali tertawa.. berapa lama sih.. semua kemegahan itu? Jika itu tidak dibangun oleh Tuhan, maka semuanya akan berlalu... lenyap ... dan hilang begitu saja. Apa yang perlu ditakutkan? itu menurutku
Dan aku kembali ke renunganku tentang Post Power Syndrome, apa kira-kira aku akan mengalaminya juga beberapa tahun yang akan datang? Ketika tubuh ini tak lagi bergerak lincah, ketika keriput sudah menghiasi, ketika hitamnya rambut telah berubah warna, ketika semuanya telah menjadi jauh berbeda.. apakah semangat yang sama akan Kristus dan jiwa-jiwa yang terhilang masih membara di jiwa?
Semoga!!
Karena, aku tak ingin kehilangan api! Aku tak ingin kehilangan semangat! Aku tak ingin terhilang dan menjadikan kehidupanku di dalamNya... hanya menjadi kenangan yang telah berlalu, memudar dan hidupku berakhir merana___________
- iik j's blog
- Login to post comments
- 4018 reads
Kamu pasti mengalaminya juga
Kamu pasti mengalaminya juga.
Tidak ada yang kekal di bawah kolong langit ini. Hal-hal yang kekal hanya ada di balik langit biru, di balik luar angkasa, di tahta Allah.
Tapi mudah-mudahan kamu cuma akan mengalaminya pada saat kamu akan pergi ke surga. Ibu saya adalah orang yang luar biasa bersemangat. Tapi 2-3 bulan sebelum meninggal ibu saya terlihat kurang bersemangat. Ibu saya lalu sakit selama 3 hari dan langsung meninggal. Kalau kamu mendapat anugrah Tuhan kamu juga akan kurang bersemangat hidup kalau merasa saat kamu meninggal sudah dekat. Pada saat itu ikatan dengan dunia melemah maka semangat hidup jelas akan hilang. Karena itulah saatnya kita pulang menerima upah kita di surga.Kita tidak lagi butuh semangat tapi istirahat.
Wahyu14:13
(13) Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka."
http://en.wikipedia.org/wiki/This_too_shall_pass
One day Solomon decided to humble Benaiah Ben Yehoyada, his most trusted minister. He said to him, "Benaiah, there is a certain ring that I want you to bring to me. I wish to wear it for Sukkot which gives you six months to find it." "If it exists anywhere on earth, your majesty," replied Benaiah, "I will find it and bring it to you, but what makes the ring so special?" "It has magic powers," answered the king. "If a happy man looks at it, he becomes sad, and if a sad man looks at it, he becomes happy." Solomon knew that no such ring existed in the world, but he wished to give his minister a little taste of humility. Spring passed and then summer, and still Benaiah had no idea where he could find the ring. On the night before Sukkot, he decided to take a walk in one of the poorest quarters of Jerusalem. He passed by a merchant who had begun to set out the day's wares on a shabby carpet. "Have you by any chance heard of a magic ring that makes the happy wearer forget his joy and the broken-hearted wearer forget his sorrows?" asked Benaiah. He watched the grandfather take a plain gold ring from his carpet and engrave something on it. When Benaiah read the words on the ring, his face broke out in a wide smile. That night the entire city welcomed in the holiday of Sukkot with great festivity. "Well, my friend," said Solomon, "have you found what I sent you after?" All the ministers laughed and Solomon himself smiled. To everyone's surprise, Benaiah held up a small gold ring and declared, "Here it is, your majesty!" As soon as Solomon read the inscription, the smile vanished from his face. The jeweler had written three Hebrew letters on the gold band: gimel, zayin, yud, which began the words "Gam zeh ya'avor" -- "This too shall pass." At that moment Solomon realized that all his wisdom and fabulous wealth and tremendous power were but fleeting things, for one day he would be nothing but dust.
@SF. Wah gitu ya..
Tapi mudah-mudahan kamu cuma akan mengalaminya pada saat kamu akan pergi ke surga.
he he he.. gitu ya...
terus di sorga nanti aku ga ada kerjaan dong.. ha ha ha .. becanda!!
passion for Christ, compassion for the lost
@iik: persiapan
hello iik... ikutan yaaa...
mudah-mudahan blog ku "aman"
disana ada tulisan,
bahwa sebenarnya usia manusia bisa 120 tahun,
jadi bersemangatlah,
selagi muda,
lakukan yang terbaik,
dan bersiap-siap,
karena penuaan itu tak terhindarkan...
___________________________
giVe tHank’s wiTh gReaTfull heArt
www.antisehat.com
@Antisehat, siap menjadi tua!!
120 tahun? wah lama banget...
masih berapa puluh tahun lagi tuh?
waduh!!
Semoga wae aku terus semangat!!
passion for Christ, compassion for the lost
Jangan mau hidup terlalu lama, mati itu untung lho.
Filipi 1:21
(21) Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
Wahyu 14:13
(13) Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka."
Kesimpulan saya kalau sudah diselamatkan maka mati itu untung. Kamu tahu manusia paling beruntung di dunia? Penjahat yang disalib bersama Kristus lalu diselamatkan Kristus. Habis selamat langsung meninggal langsung masuk surga. Nggak ngalamin ujian iman, aniaya dan siksaan macam yang dialami oleh rasul-rasul.
@SF: Setuju
dear SF... setuju...!
bukan kuantitas (banyaknya angka umur) yg prioritas,
namun kualitas hidup
___________________________
giVe tHank’s wiTh gReaTfull heArt
www.antisehat.com
@iik: you know...
dear iik... you know how to always burning ("semangat")
saya hanya nambahin aja lho...
semangat biasanya berasal dari hati,
so... kuatkanlah hati kita,
secara rohani dan jasmani juga kaleee...
hehe... trims...
___________________________
giVe tHank’s wiTh gReaTfull heArt
www.antisehat.com