Yoshua's blog

Ayoo Banguun..  Bukankah ini hari yang paling kamu tunggu dalam hidupmu? Kenakan busana terbaek, gala dinner nan mewah di resto termahal menunggumu. Yang mengundangmu bukanlah bangsawan biasa, kekayaannya jauuuh melebihi  list manusia terkaya versi Forbes. Bayangkan gemerlap malam penuh kemewahan dan keceriaan, yang hanya jadi milikmu!

Hari ini Tuhan tampak begitu sibuknya. Ia menampung damai dan sukacita dalam kirbat Nya hingga meluap-luap, lalu Tuhan memompanya dengan pompa Roh bertekanan tinggi melalui pipa surgawi, hingga mengalir ke shower Nya..

Dan byurrr.... Hujan pun turun membasahi bumi, menyentuh lembut dedaunan, membasuh tanah gersang. Hujan awal september ini beda, ketika rintiknya menitik di pipiku.. Yup! Itu pastilah ciuman sayang dari Tuhan..

Tik..tik..tik..
Ah,,Tuhan mengajakku bermain air..hihihi..

Ini adalah kisah tentang sepasang kaki kecil yang telah jauh berkelana dalam mencari cinta sejati, menyusuri jalanan aspal di perkotaan, tanah pedesaan yang bergelombang, bahkan genangan becek sisa hujan.

Siang itu rupanya matahari kurang bersahabat dengan kaki kecil, sengatan sinarnya yang terpantul di jalanan memberi lepuhan nyeri pada telapak sang kaki.

Negeri jari kembali dilanda kehebohan. Eitts..bukan..bukan soal keong racun (iih..kenapa nama itu yang muncul sih). Tapi karena masing2 jari saling melempar kecaman pedas, mereka menganggap dirinya yang terutama dibanding lainnya. Para awak media pun melakukan wawancara ekslusif dengan kelima jari laennya, untuk mengklarifikasi kebenaran isu yang beredar..

“Koleksi perangko?? Hari genee.. Dengerin ya, sekarang ntu namanya generasi postmodern, era tehnologi informasi. Kalau surat menyurat mah zamannya oma-opa kita.” Seru temanku ketika melihat album perangko koleksiku.

“Eitts..mengoleksi perangko bukan berarti jadul lho,” aku berkilah, “perangko lebih dari sekedar benda pos, anggap ini sebagai karya seni, justru semakin langka semakin banyak dicari..” lanjutku ga mau kalah.

“Iya deh, opa..jangan marah ya..hihi..” goda temanku.

Prolognya adalah kisah seorang pengemis tua yang biasa mangkal di sudut traffic light jalan wolter monginsidi, di suatu kota antah berantah. Padatnya jalanan dan deru kendaraan bermotor seakan jadi makanan sehari-hari bagi nenek pengemis yang dengan setia mengadahkan tangannya. Jalan monginsidi boleh dibilang sentralnya kota, sehingga minggu pagi itu menjadi amat ramai, terlebih lagi jalan itu punya akses ke empat gereja besar.

Hi guys!! Di blog ini aku gak akan banyak cuap2.. Diriku hanya ingin membagikan cetakan jejak kaki perjalanan bersama Dia yang tertuang dalam panel-panel komik.. Mungkin para comic lovers sendiri ga pernah habis pikir, kenapa nyampe segitunya jatuh hati sama benda bernama komik..rela sisihkan budget dan waktu demi meng-update edisi komik terbaru? Mungkin sekedar lifestyle? Atau mungkin karena komik mengekspresikan sesuatu yang kita banget??

Whatever, yuk simak coretan2ku yang ga jelas ini, mungkin diakhir cerita kita bakal dapat jawabannya..

Dear all..
Hayo siapa yang pernah ngerasain jadi pendonor darah? Gimana rasanya ketika jarum gede itu menyisip di lipatan lengan kalian, lalu perlahan darah mengaliri selang transfusi? Meski cuman sekitar 10-15 menit pastinya jadi pengalaman yang seru. Pertama kali ngerasain donor darah, Puji Tuhan semua lancar, tapi begitu lihat kantung darahku yang menggembung penuh, langsung deh berasa lemes dan berkunang-kunang, hehe..