Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Perjamuan Kudus

joli's picture

L    : Tuhan, saat kami mau jujur,
        hidup kami ternyata tak kalah rusak nya dengan dunia

        sebab saat orang lain mencuri
J     : Kami bilang "itu korupsi"
L     : Ketika belanja, kelebihan uang kembali
J     : Kami bilang "kapan lagi?"
L    : ketika daerah orang lain dilanda banjir dan tsunami
J     : Kami bilang "Hukuman dan pembalasan Tuhan telah terjadi"
L.    : Ketika gempa akhirnya juga melanda daerah kami
J     : Kami berkilah, " ini didikan dan kasih illahi"
L    : Tatkala orang lain selingkuh dan tambah istri lagi
J     : Kami bilang "Hiii.. itu poligami"
L    : Namun saat ada pihak ketiga menggoda kesetiaan kami
J     : Kami bilang "wah... rasanya menjadi muda lagi.. :)  "
J    : Tuhan ampuni kami..
        Ampuni kami yang tak mau jujur mengakui kelemahan kami,
        dan tak berani menjadi saksi kebenaran kasih Allah yang sejati.
.
(liturgi GKI 10 Januari 2010)

Litani pengakuan dosa, di gereja.. Minggu 10 Januari 2010, ketika mengucapkannya, kadang senyum sendiri, iya ya..
Setelah Pendeta memberitakan berita anugerah, dan melanjutkan liturgi dengan pelayanan firman.. Ada hal khusus hari minggu itu yang berbeda dengan liturgi ibadah biasanya. Ada tambahan doa persiapan perjamuan kudus untuk minggu depan, maka setelah saat hening, majelis mengundang para jemaat yang akan mengikuti perjamuan kudus di minta berdiri untuk di dipersiapkan dengan doa oleh bapak Pendeta.
Ada beberapa yang tidak berdiri, biasanya dewasa/anak-anak yang hadir di ibadah namun belum babtis/sidi.

Liturgi berlanjut ke pengakuan iman rasuli dan seterusnya hingga selesai

------oo-------

"Ssssttt, tahu nggak, tadi dia berdiri, bukankah, dia selingkuh hingga mempunyai anak??"
itulah selentingan yang terdengar tak sengaja oleh telinga ini sepulang dari gereja.

Teringat beberapa tahun yang lalu,
"kok nggak ambil ?? (tanyaku kepada teman masa remaja, yang kebetulan duduk di sebelahku saat kebaktian.
"Nggak lah.. kan nggak boleh"
"Kenapa?"
"Aku kan cerai.."
"loh, sampai kapan??"
"Nggak tahu.."

Ia adalah teman masa remaja yang menikah muda dan bercerai muda juga, meski sudah bercerai more than 5 tahun tetap nggak ikutan perjamuan kudus :(

------oo---------

Seorang pastur bercerita :

Pagi itu tangan saya bergetar saat mengangkat hosti dan memberikan roti itu. Saya sudah hapal cara mengucapkan kata-kata tradisi yang diteruskan dr generasi ke generasi
Tapi pikiran saya tertuju kepada wanita muda dengan anak dalam pelukannya, serupa dengan perawan Maria.. (dia baru proses bercerai dengan suaminya, dia menderita dalam diamnya)
Dia baru saja masuk di antrian, perlahan mendekat untuk mengambil perjamuan..
Kebanyakan jemaat tahu apa yang sedang terjadi, mereka memandangi saya, menunggu reaksi seorang pastur. Serasa dikelilingi oleh para pendosa, para farisi, para sanhedrin, para rasul, para murid, dan orang2 yang berniat baik atau jahat.
Dia berdiri dihadapan saya.. memejamkan mata.. dan membuka mulut untuk menerima tubuh Kristus.
Hosti tetap di tangan saya, dia membuka mata menunggu..
"Nanti kita bicara" bisikku
Dia diam, tak bergerak
"banyak orang di belakangmu yang ngantri. Kita bicara nanti"
"Kenapa? Kenapa tidak memberi saya perjamuan??" semua orang bisa mendengar pertanyaannya
"Tidakkah bapa mempermalukan saya?? apa masih belum cukup penderitaan saya??"
"Athena, gereja melarang orang bercerai untuk menerima sakramen. Kau menandatangi surat cerai minggu ini. Kita bicara nanti"
Dia tetap diam tak bergerak
Saya memanggil orang antrian dibelakangnya dan meneruskan membagi perjamuan hingga jemaat terakhir.
Sebelum saya balik ke altar.. tiba-tiba terdengar suara keras
"terkutuklah tempat ini, terkutuklah semua yang tidak pernah mendengar sabda Kristus dan telah mengubah pesan-pesanNya menjadi bangunan batu.
Karena Kristus berkata "Datanglah kepadaku semua yang letih lesu dan berbeban berat.. Kristus mati untuk orang berdosa.. aku datang kepada Kristus, namun mereka tak membiarkan aku datang kepadaNYA"

Wanita ini tidak pernah kembali ke gereja..

Itu cerita, cuplikan the witch of portobello, cerita yang teringat kembali ketika tergelitik bisikan-bisikan penghakiman berkaitan dengan Perjamuan Kudus
Kenapa sih, kok makna menjadi bergeser..

Mungkinkah karena ayat yang ditulis Rasul Paulus di 1 Kor 11:24-29

dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" (1Kor 11:24)
Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"
(1Kor 11:25)
Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. (1Kor 11:26)
Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan (1Kor 11:27)
Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. (1Kor 11:28)
Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. (1Kor 11:29)

Maka di gereja sebelum perjamuan kudus diadakan Sensuramorum, untuk menginstrospeksi diri dan menguji dirinya sendiri.
Namun ada kala-nya justru Perjamuan menjadi sarana untuk menginstrospeksi orang lain  dan saling menghakimi..

Besok pagi ada perjamuan kudus, saat-nya untuk sensuramorum..
 

Rusdy's picture

Sakramen Kudus

Saya jadi inget ngikut-ngikutan perjamuan kudus di universitas katolik dulu. Yang lulusan sih bukan saya, tapi teman saya. Sebelum upacara 'geser-geser-bulu-di-topi', ada acara perjamuan kudus. Ketika pendeta memanggil para peserta dan tamu untuk ikut mengambil sakramen, saya ngikutan maju (entah kelewat pede apa tolol, apa mungkin ngikut2an aja kali yah).

Sampai ke depan bingung sendiri, disodori gelas anggur, ya asal nge-glegek aja. Ternyata 'anggur'nya 'anggur beneran', untung nggak pingsan (soalnya 'anggur'nya keras banget). Ketika duduk, dan memperhatikan yang lainnya, "oooo, ternyata roti biskuitnya boleh dicelup ke dalam gelas toooh, tau gitu gue ngikutan celup, kan jorok banget satu gelas rame-rame..."

Komentar satu lagi dari rusdi yang nggak nyambung sama artikel aslinya...

Purnawan Kristanto's picture

Ha...ha...ha..


Ha...ha...ha.. Rusdy...Rusdy..... tapi jangan khawatir, bakteri-bakteri yang kamu tinggalkan di piala itu langsung mati karena disapu alkohol kadar tinggi dalam anggur.

BTW, beberapa Gereja Kristen Jawa [GKJ], masih memakai sistem satu gelas diminum ramai-ramai. Mereka menyebutnya tuwung [piala perak] yang diisi anggur beralkohol, lalu diminum bergantian.

Dulu sewaktu masih di GKJ, kalau ikut perjamuan kudus, biasanya cari tempat duduk yang pas. Tengok kiri-kanan dulu, kira-kira seperti apa orang yang akan mendahuluiku minum piala itu. Kalau perlu, cari tempat duduk di muka supaya mendapat giliran pertama...ha...ha...ha..

Nah, di barisan terakhir biasanya diisi oleh para pemuda. Kalau sudah sampai di sana, maka pialanya harus berkali-kali diisi karena inilah saat yang tepat untuk "mabuk dalam hadirat Tuhan"

 


__________________

------------

Communicating good news in good ways

joli's picture

Nggak sampai hati

Ingat waktu KKN di Wonogiri, adanya GKJ, yang perjamuan kudus-nya juga pakai piala yang diedarkan. Baru sekali itu tahu tata cara minum anggur, yang bibir piala di lap, dan di putar bergantian. Ketika sampai di tempat Joli, nggak sampai hati meminum-nya, sooo lewat aja.. nggak jadi ikutan perjamuan kudus. Hanya makan tubuh aja..

minmerry's picture

Joli, i like

Joli, i like your blog. And i like your gift for me, The Witch of Portobello...!

Dari hari Ko Hai memberikan gift yang di titip ama Joli, min keep wondering why? Why this book?

You knew, i'm gonna like it.

 

logo min kecil

__________________

logo min kecil

joli's picture

Minmerry bercerita..

Mau kasih kado apa buat Min dan Vant, bingung..

Eh pas November di gereja terbitin buku undang-undang bersampul merah entah kenapa teringat Vantillian, mungkin sekarang belum berguna, 3-4 tahun lagi akan baik untuk referensi. Jadi "don't judge the book by it's cover"   tidak berlaku, karena sampul merah menawan-nya-lah jadi Joli beli untuk Vant. Suami yang tegakkan peraturan dalam rumah tangga, visi n misi keluarga dia yang tentukan..

Min, " Dari hari Ko Hai memberikan gift yang di titip ama Joli, min keep wondering why? Why this book"

Why this book??

Membaca buku itu, cerita tentang pergumulan seorang wanita, mencari jati dirinya, mencari Tuhannya, tanggapan masyarakat dan gereja, di tulis dengan indahnya, termasuk tarian bumi, sekilas Vant pernah menyinggung jenis tarian ini..

Istri, kata pak Kiem tidak boleh mengajar he..he..Namun bercerita tidak akan ada yang melarang kan? Minmerry pinter menulis, sekarang Joli juga tahu ternyata dikau juga jago menyanyi. Nah dengan menulis seperti Paulo, memasukkan nilai-nilai hidup, spiritualitas di dalam-nya, itulah cara istri pendeta mengajar dengan bercerita, tanpa akan ada yang protes nantinya.. Menuliskan nilai-nilai kebenaran dalam cerita akan mudah diterima oleh jemaat, Mungkin itulah sebabnya Tuhan Yesus sering mengajar dengan cerita atau perumpamaan.

Min buku itu hanya  pemicu saja, untuk Min tetap menulis, meski nantinya akan lebih repot setelah jadi istri..

Kutipan cerita pastur di The Witch of Portobello.. suara hati ini yang tidak berani ungkap kepada gereja..

"terkutuklah tempat ini, terkutuklah semua yang tidak pernah mendengar sabda Kristus dan telah mengubah pesan-pesanNya menjadi bangunan batu.
Karena Kristus berkata "Datanglah kepadaku semua yang letih lesu dan berbeban berat.. Kristus mati untuk orang berdosa.. aku datang kepada Kristus, namun mereka tak membiarkan aku datang kepadaNYA"

Wanita ini tidak pernah kembali ke gereja..