Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Jengkol Manis
Kulihat ibuku sibuk memilih2 sayur jualan yang akan dijual dipasar
Ibuku itu sosok wanita tangguh, aku kagum sama ibuku
Aku sayang banget sama ibuku
Aku gak perduli biar badanku kecil dan memang aku masih muda, aku terus membantu ibuku berjualan setelah pulang sekolah
Aku bersekolah di smp negeri bukit tujuh di sumatra sana
Sekarang aku kelas 2 smp
Aku hidup bersama ibu dan kedua adikku
Aku ini adalah anak pertama dari ketiga anak2 ibuku
Yang nomor dua umur 7 tahun dia namanya sanip
Yang nomor ketiga umur 4 tahun namanya wati
Ayahku sudah 2 tahun meninggalkan kami, dia itu pemabuk dan suka mukulin ibuku
Dia itu nikah lagi dan pergi begitu saja tanpa bilang apa
Dia dari dulu gak pernah kasih uang belanja sama ibuku
Ibuku terpaksa berjulan sayur2an dipasar untuk menghidupi aku dan kedua adikku
Aku memang gak suka sama ayahku itu, dasar bajingan dia!
Klo ibuku gak jualan sayuran, ya kami gak bisa makan deh
Aku juga berjualan telor ayam keliling kampung sehabis sekolah
Kebetulan kami punya 10 ekor ayam dan ayam itu saya kasi makan hasil dari sisa makan tetangga, biasanya mereka ngasih makanan itu ke kami, kami bersyukur punya tetangga baik
Lambat-laun jualan sayuran ibuku rugi, hanya jengkol itu yang laris manis
Aku tanya ibuku : bu, kenapa ibu gak jualan sayur2an lagi?
Ibu : ya nak habis sayuran itu harganya mahal dan untungnya gak seberapa, dan jarang laku karna pedangan sayuran sudah banyak disini
Kadangkala ibuku sering menyembunyikan rasa sedihnya dari anak2nya
Aku tahu itu karna ketika dia malam2 dikamar dia berdoa sambil nangis ke Tuhan dan kebetulan aku belum tidur aku hanya berbaring2 di ruang tengah dirumah kami yang kecil itu.
Aku sadar klo jadi besar nanti aku berjanji akan bercita2 jadi orang besar, kayak mereka2 itu
Biar ibuku pas nanti masa tuanya akan senang dan bangga sama anaknya ini
Kadangkala aku lihat kalo orang2 kota itu gemuk dan sehat dan mereka punya mobil yang bagus2
Ah suatu saat nanti aku pengen menjadi kaya, seperti mereka
Ah dasar! aku melamun terus!, aku harus bekerja lagi menjual telor ayam kampung ini ke kampung sebelah
Nak bantu ibu mengupas jengkol2 in iya : teriak ibuku dari dapur setelah dia dengar aku sudah pulang sekolah
Sahutku : ya bu, aku ganti pakaian dulu sebentar
Aku kaget bukan kepalang, ternyata ada 10 keranjang besar terletak di belakang rumah yang berisi jengkol semua.
Ampun deh, kapan selesainya ngupasin ini semua : teriakku dalam hati
Udah jangan bengong begitu, cepat bantu ibu untuk mengupas jengkol ini semua, karna para pedagang dikampung sebelah sudah menunggu semua pesanan jengkol ini.
Bu semua jengkol ini dari mana datanganya ? tanyaku
Ini semua pemberian bapak Hari yang punya kebun jengkol yang luas itu, sahut ibu
Memangnya kenapa dia memberikan ini semua untuk kita bu? Sahut ku
Dia itu tadi bilang bahwa dia sudah bernazar klo anaknya lulus kuliah dijakarta, maka dia akan memberikan 10 keranjang jengkol yang dari kebunnya itu untuk kita. Memang dia itu masih kerabat jauh ibu. Dia juga tahu nasib kita yang ditinggal ayahmu.
Oh gitu ya bu, wah baik juga dia ya bu? Sahutku
Iya, jawab ibu
Kebetulan memang aku dan sanip (adikku yang kelas 1 SD) butuh biaya untuk sekolah, dan memang Tuhan kasi jalan keluar untuk kebutuhan kami.
Aku bersyukur Tuhan peduli sama keluarga kami, Dia itu seperti bapak bagiku
Memang terkadang aku pas berdoa aku berlinang air mata mengingat keadaan kami yang miskin ini
Tapi aku sadar aku masih punya Tuhan yang baik
Dia itu seperti bapak bagiku, sekalipun Dia gak keliatan
Akhirnya tak terasa semua jengkol itu terkupas semua
Aku dan ibuku menjualnya sedikit demi sedikit ke para pedangang dikampung sebelah
Kami menggunakan sepeda kumbang yang kami pinjam dari pak boyo tetangga kami
Sepeda itu sudah ada keranjangya di kedua sisinya, dan keranjang2 tersebut lumayan besar
Cukup untuk memuat 4 keranjang berisi jengkol2 itu
Sisa dari kerangjang lainnya yang belum terbawa, kami akan berikan besok harinya kepedagang2 itu
Ah dasar rejeki, Terimakasih Tuhan, jengkol ini serasa manis bagiku
Gara2 ini kami dapat uang untuk menyambung hidup dan juga biaya untuk sekolah aku dan adikku sanip
Ibuku memegang kemudi sepeda barang tersebut dan aku memegang keranjang2 itu agar tidak jatuh
Kami hanya jalan kaki dan jengkol2 itu kami tempatkan disepeda barang
Sangking senangnya diriku, sambil berjalan memegang keranjang itu dibelakang aku berteriak
JENGKOL MANIS, JENGKOL MANIS ADA YANG MAU BELI???!!!
Husss gak usah teriak gitu, kata ibu
He he he asyiknya
Tuhan memang baik dan perhatian sama ciptaanNya
Aku gak habis pikir, cara Tuhan untuk menolong kami sekeluarga
Oh Tuhan terimakasih untuk kebaikanMU
Aku berjanji untuk menjadi anak yang baik untuk MU dan juga ibuku
Amin
HAKI: Rafiqo
- rafiqo's blog
- Login to post comments
- 3563 reads
cerita yang indah
cerita yang indah rafiqo...
di antara posting2 kamu sebelumnya, saya paling suka yang ini, apakah ini kisah nyata masa kecilmu?
@daniel, salam kenal
thanks untuk apresiasi karya gw ya
ini memang tidak ada sangkut pautnya dengan masa kecil gw secara lansung, tapi rasa sayang gw sama mama gw sehingga cerita anak ini terbentuk.
memang ketika menulis ini, gw teringat gmna mama gw berjuang untuk gw sekeluarga dan dia wanita yang tangguh dan dia juga tetep doain juga anak2nya, itu yang mempengaruhi bobot tulisan itu.
ujung2nya adalah Tuhan memang baik untuk setiap umatNYA, Dia gak pernah ninggalin kita yang doa sama DIA
salam kenal