Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Belajar dari Rut
Pendahuluan
Rut, berasal dari bangsa Moab, yang menyembah allah, dewa-dewa nenek moyang mereka. Rut diperistri oleh Mahlon, putra Naomi . Riwayat Rut ini tercatat dalam kitab Rut, Perjanjian lama. Bahkan Rut juga tercatat dalam silsilah Yesus (Matius 1:5), menjadikan kehidupannya patut ditelusuri lebih jauh dan diteladani.
Isi
Dalam kitab Rut, diceritakan bagaimana ia berani mengambil keputusan setelah suaminya meninggal, untuk tetap menyembah Allah Israel dan tidak pernah meninggalkan mertuanya Naomi sendirian. (Rut 1:16,17) Sangatlah berbeda dengan raja Salomo yang malah terpengaruh oleh istri2 yang diambil dari bangsa asing , Salomo ikut menyembah dewa-dewa dan mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos (1 Raja-raja 11:5,6,7). Akibatnya kehancuran kerajaannya (1 Raja-raja 11:11,12,13)
Disini Rut mempunyai kesempatan untuk kembali ke dewa-dewanya setelah suaminya meninggal. Tetapi Rut sangat mengasihi mertuanya, Naomi, dia bersumpah akan mengikuti Naomi sampai mati, karena begitu mengasihi mertuanya. Rut rela mengorbankan dirinya untuk kehidupan Naomi. Hubungan menantu-mertua ini begitu tulus, tanpa pamrih, tidak menuntut suatu apapun. Hal ini disebabkan karena kasih Allah senantiasa memagari kehidupan mereka. Tidak ada lagi perhitungan untung rugi, tapi hubungan kasih, dimana mereka saling mengasihi seperti mengasihi diri sendiri.
Jadi jauh sebelum Tuhan Yesus mengajarkan hukum kasih, (Matius 22:37,39), Rut sudah melakukannya dengan baik.
Refleksi
Bila nama saya dan saudara mau tercatat dalam buku kehidupan, maka harus belajar untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi , dan mengasihi sesama seperti diri sendiri.
Untuk dapat melakukan itu perlu hati yang baru, hati Bapa dan Roh yang baru setiap hari. (Yehezkiel 36:26,27). Sehingga saya dan saudara mampu untuk melakukan kedua hukum utama tersebut. Amin
- kardi's blog
- Login to post comments
- 4963 reads
Allah vs Sesama
>"....maka harus belajar untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi , dan mengasihi sesama seperti diri sendiri."
Apa beda mengasihi Allah dan mengasihi sesama? Bisakah melakukan yang satu tanpa melakukan yang lain?
Bagaimana sebenarnya PRAKTIK mengasihi Allah, TANPA mengasihi sesama? Contohnya yang bagaimana?
praktik atau aplikasi mengasihi Allah
Terima kasih atas pertanyaannya, saya perlu membuka lagi Matius 25: 31-46 penghakiman terakhir. Karena saya akan menjawab berdasarkan alkitab. Bukan penafsiran sendiri. Jadi apa yang dilakukan untuk orang lain dengan tulus itu berarti dilakukan buat Tuhan (ayat 40). Jadi tak ada beda mengasihi Allah dan mengasihi sesama, kasih yang dari Allah akan mengalir memenuhi hidup saya dan saudara, dan oleh kasih Allah sendiri mengalir keluar memenuhi hidup orang lain.
Jadi mengasihi Allah tanpa mengasihi sesama adalah mustahil.
Belajar untuk mengasihi diri sendiri dulu, baru dapat mengasihi sesama dan Allah . GBU
Allah dan sesama
Jadi boleh dibilang, cukup dengan kalimat: "Belajar untuk mengasihi diri sendiri dulu, baru dapat mengasihi sesama". Tidak perlu tambahan kata "dan Allah" bukan? Karena:
>"...mengasihi Allah tanpa mengasihi sesama adalah mustahil.
Atau dengan kata lain. orang bisa tidak mengenal kata "Allah" samasekali, asal ia mengenal manusia sesamanya dan mengasihinya, maka CUKUPlah. Betul?
Jadi mengasihi Allah tanpa
Jadi mengasihi Allah tanpa mengasihi sesama adalah mustahil.Belajar untuk mengasihi diri sendiri dulu, baru dapat mengasihi sesama dan Allah
Benar Pak kardi sesuai dgn Ayat yang ini:
Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya ( 1 Yoh 4:20)
Banyak orang ber ibadah di gereja setiap minggu sudah merasa bahwa mereka sudah mengasih Tuhan. Karena ibadah kita yang sesungguhnya adalah suatu tindakan yang di expresikan dalam bentuk perbuatan. Ibadah yang sesungguhnya adalah mempraktekan Iman kita dalam kehidupan sehari hari.
Huanan
@huanan, ibadah yang murni dan tak bercacat
Dalam Yakub 1:27 Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
Terima kasih atas komentarnya, GBU Setuju sekali dengan alinea terakhir :Ibadah yang sesungguhnya adalah mempraktekan Iman kita dalam kehidupan sehari hari.
dendam kasumat
Penghalang mengasihi sesama adalah dendam kasumat & obat utk sembuh dari dendam adalah firman Tuhan.Demikian juga cemburu yg tak berasas.Mengasihi Allah adalah suatu kewajiban orang kristen.
geadley