Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Lakon Asing

Hannah's picture
Hari ini kumulai rutinitas dengan mematikan jam wekerku yang sayup-sayup melantunkan sebuah lagu rohani dari sebuah stasiun radio Kristen. Lagu apa yang kudengar pun tidak kusadari karena hamster di otakku masih enggan untuk mengayuhkan pedal sepedanya. Ku turun ke lantai bawah dan memandang langit pagi yang mendung dari balik jendela sembari teringat pesta Sabtu kemaren
 
Anak dari sepupunya Beybeh tengah mengandung dan seperti layaknya budaya di negeri antah berantah ini, sanak sodara dari si hamil mengadakan sebuah pesta untuk merayakan kehamilannya. Teman-teman dekat dan sanak sodara menghadiri pesta dengan membawa berbagai macam hadiah dan tuan rumah menyajikan sajian penganan sederhana untuk teman bercengkrama. “Dasar bule pelit,” bisik hatiku rasis. Aku mengambil sebuah gelas dan mencukupkan diri dengan minuman jus yang tersedia. “Hmm enak,” kataku dalam hati sembari menenggak jus yang ternyata adalah campuran dari vodka dan teman-temannya.
 
Acara ramah tamah yang berkepanjangan kemudian diikuti oleh sebuah acara permainan menebak kotoran bayi. Kedengarannya jorok tapi sebenarnya tidak. Tuan rumah mencairkan beberapa macam permen coklat dan menaruhnya dalam beberapa popok cantik dan para tamu mencoba menebak merek permen coklat dari bentuk, tekstur dan bau dari 'kotoran' bayi itu. 
 
Acara berikutnya adalah acara utama bagi pesta macam ini, acara membuka kado. Si hamil membuka kado satu per satu kado di hadapan para tamu kemudian mengucapkan teirma kasih kepada pemberinya dan sebagai gantinya para tamu mengeluarkan decak kagum dan pujian untuk kado dan si pemberi kado. Aku pun melakukan kewajibanku layaknya seorang tamu yang sopan sambil memperhatikan satu per satu tamu yang hadir di pesta itu. Setelah satu setengah jam ber-ah-uh-wah ria dadaku terasa sesak dan aku pun mengundurkan diri dari ruang pesta untuk menambah porsi jus sedap yang tersedia dengan limpahnya sambil terus membayangkan senyum dan tawa palsu yang menari-nari di mataku dan suara ah-uh-wah yang seakan mengelilingiku. Aku pun melarikan diri keluar rumah dan mencoba menelpon Beybeh, sang pelarianku. Malang memang nasibnya pria kekasihku itu, selalu kujadikan pelarian cinta. “Salah sendiri mau aja kujadikan korbanku,” begitu hiburku dalam hati.
 
Angin sepoi-sepoi memain-mainkan rambut pendekku seperti tangan Beybeh yang memain-mainkan rambutku sewaktu aku baru pulang dari salon minggu lalu. Selama 8 tahun lebih dia mengenalku belum pernah sebelumnya dia melihat rambutku sependek ini. Raut wajahnya yang terpana yang kemudian diikuti oleh senyumnya yang merekah mengingatkanku saat kami pertama kali bersua di bandara Soekarno Hatta dulu. Beberapa tahun kemudian aku tahu dari ibunya bahwa dia tau dia telah menemukan cinta di bandara di negeri asing itu.
 
Akhirnya kututup percakapan dan kemanjaanku dan aku pun kembali bersiap-siap memainkan peranku.
Setengah jam serasa seperti setahun dan acara yang kunanti-nantikan pun akhirnya tiba: waktunya berpamitan.
 
Di mobil kedua orang yang bersamaku memberikan komentar dan pendapat pribadi mereka tentang kado-kado yang bernilai ratusan dolar tapi dianggap tidak berfaedah, acara yang berkepanjangan, jumlah tamu yang terlalu banyak dan sebagainya. “Akhirnya hariku menarik juga,” senyumku dalam hati sembari berjanji untuk tidak mengadakan pesta untuk menyambut kehadiran si buyung jika suatu hari nanti tiba waktunya aku menerima takdirku sebagai seorang wanita dan ibu.
 
Seorang ibu itu kejam, dalam pandanganku, karena kalau mereka benar-benar mengasihi anak mereka, mereka tidak akan melahirkannya. Sebaliknya, mereka seharusnya menyelamatkan anak mereka dari derita, sakit hati dan kepalsuan yang ditawarkan oleh kehidupan tapi tanpa bisa kuhindari suatu hari nanti aku pun akan menjadi seorang ibu yang kejam, sama seperti para wanita pendahuluku. Moga-moga calon anakku bisa memaafkanku suatu hari nanti, di kehidupan ini atau berikutnya.
 
Sebelum itu semua terjadi sebaiknya aku segera mandi supaya tidak terlambat ke kantor.
__________________

“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi

5p Arta's picture

jadi seorang ibu itu indah

jadi seorang ibu itu indah sekali rasanya.......

Saya berdoa agar hal itu segera terwujud....Amien

--------------------------------------------------------------------------

Apakah yang terpenting di dalam hidup ini ?

__________________

Apakah yang terpenting di dalam hidup ini ?

Hannah's picture

Makasee Sparta

Wah makasih ya mas tapi kalo Hannah boleh minta doanya diundur bentar ya. Aku masih mau pacaran terus neh soalnya   hihi

"For those who believe, no proof is necessary. For those who don't believe, no proof is possible." - Stuart Chase

__________________

“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi

M23's picture

@Hannah

Your Beybeh sudah kakek yah?

 

Not my will, but Yours be done

Hannah's picture

@M23

Iya tp dia msh lebih muda dari elo kok.

"For those who believe, no proof is necessary. For those who don't believe, no proof is possible." - Stuart Chase

__________________

“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi

5p Arta's picture

jangan kelamaan pacarannya.

jangan kelamaan pacarannya. bahaya. he...he...Tapi kalau umurnya belum cukup...ya lebih baik memang ga usah buru - buru. Tentukan umur yang ideal untuk menikah bagi seorang wanita....

------------------------------------------------------------------- 

Apakah yang terpenting di dalam hidup ini ?

__________________

Apakah yang terpenting di dalam hidup ini ?

5p Arta's picture

halah....sorry

hannah sudah menikah ya ?.....sorry deh....he...he...he...

--------------------------------------------------------------

Apakah yang terpenting di dalam hidup ini ?

__________________

Apakah yang terpenting di dalam hidup ini ?

Hannah's picture

@Sparta

Uda nikah ato blum, pacaran mah jalan terus atuh mas  hihi

"For those who believe, no proof is necessary. For those who don't believe, no proof is possible." - Stuart Chase

__________________

“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi