Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Keselamatan Berdasarkan Pengampunan Dosa
Yesus mengakui bahwa Yohanes Pembaptis adalah utusan yang mempersiapkan jalan bagi Dia dan meluruskan jalan-Nya. Dari semua manusia yang dilahirkan perempuan, tidak ada yang seorangpun yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis.
Yohanes Pembaptis adalah nabi Allah Yang Mahatinggi.
untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka, Lukas 1:77
Yohanes Pembaptis bernubuat bahwa Anak Domba Allah akan menghapus dosa dunia.
Yohanes Pembaptis adalah nabi Allah Yang Mahatinggi. Yesus bersaksi bahwa dari semua manusia yang dilahirkan perempuan, tidak ada yang seorangpun yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis.
Selain diakui sebagai nabi, Yesus menyatakan Yohanes Pembaptis lebih dari pada seorang nabi. Yohanes Pembaptis adalah utusan yang mempersiapkan jalan bagi Dia dan meluruskan jalan-Nya.
Yohanes Pembaptis sudah penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya. Pada hari kelahirannya, Zakharia sang ayah penuh Roh Kudus dan bernubuat bahwa Yohanes akan memberikan pengertian kepada umat-Nya tentang keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa, keselamatan karena rahmat dan belas kasihan Allah.
untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka, Lukas 1:77
Pada jaman itu bangsa Israel memahami berdasarkan Hukum Taurat bahwa untuk setiap kesalahan ada korban yang harus diberikan. Korban-korban dipersembahkan kepada TUHAN supaya tidak ada kutuk yang menimpa mereka. Pengampunan ditukar dengan korban. Yohanes memahami hal tersebut.
Setelah waktunya tiba maka Yohanes Pembaptis tampil untuk membaptis banyak orang sebagai tanda pengampunan dosa. Suatu hari, ketika sedang membaptis di sungai Yordan, Yohanes melihat Yesus datang.
Yohanes Pembaptis bernubuat bahwa Anak Domba Allah akan menghapus dosa dunia. Tubuh-Nya dipecahkan supaya Hukum Taurat digenapi dan perjanjian yang lama tidak berlaku lagi. Daging dan darah Anak Domba Allah menghapus dosa dunia.
Sesuai dengan kehendak Allah untuk menyelamatkan semua orang, Yesus telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia. Itulah korban yang sempurna. Salib di bukit Golgota menjadi saksi bisu bahwa sejak saat itu tidak ada lagi korban yang diperlukan. Perjanjian lama telah berakhir.
Suatu perjanjian baru telah dimulai dengan pernyataan bahwa semua orang telah dibenarkan. Allah membuktikan kasih-Nya kepada umat manusia ciptaan-Nya sendiri dengan memberikan pengampunan tanpa syarat. Allah adalah Juruselamat semua manusia.
Pengampunan adalah perbuatan kasih yang mustahil ditolak.
Mari kita melihat apa yang diajarkan Alkitab kepada orang-orang Kristen mengenai mengampuni orang yang bersalah.
Bukankah jika seseorang bersalah kepada kita, maka kita punya hak untuk mengampuni orang itu? Bukankah kita tidak butuh ijin dari siapapun juga untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita?
Alkitab tidak mengajar manusia untuk menyimpan kesalahan orang lain dan kemudian menunggu waktu yang tepat untuk melakukan pembalasan dendam saat bertemu muka dengan mereka. Kitab Suci tidak mengajarkan balas dendam secara membabi-buta terhadap orang yang bersalah sekalipun orang itu tidak mengakui kesalahannya. Pengakuan salah bukan syarat agar kita mengampuni orang yang bersalah.
Kita tidak diajar untuk mengampuni hanya orang yang telah bertobat atau mereka yang percaya kepada kebaikan kita saja. Entah mereka itu percaya kepada kita atau tidak, entah mereka sudah berubah atau belum, kita tetap diajar untuk mengampuni mereka yang bersalah. Percaya bukan syarat untuk diampuni.
Kitab Suci tidak menghendaki kita menjadi diktator keji yang memaksa semua orang untuk setuju dan mengikuti kemauan kita. Kalau tidak ikut maka kita siksa seberat-beratnya. Tidak. Alkitab mengajar kita untuk mengampuni karena kasih tidak menyimpan kesalahan. Kasih tidak mendendam dan tidak berbuat jahat.
Pengampunan yang kita berikan kepada mereka yang bersalah adalah bukti kasih. Mengampuni artinya memutuskan untuk tidak menyimpan dendam dan tidak membalas dendam. Tidak di masa kini dan tidak di masa yang akan datang.
Sekalipun yang diampuni tidak mengetahui, namun suatu hari kelak, saat kita bertemu muka dengan mereka, maka kita tidak akan membalas dendam. Dengan mengampuni, kita telah membebaskan mereka yang bersalah dari segala tuntutan. Kita memberikan pengampunan sebagai karunia kasih.
Kita adalah anak-anak Allah, Bapa yang mengasihi orang jahat dan orang baik, orang benar dan orang sesat. Menjadi sempurna seperti Bapa adalah kehendak Tuhan Yesus bagi mereka yang percaya Allah adalah kasih. Kita bukan utusan penguasa bengis yang penuh dendam. Kita adalah pembawa damai sejahtera yang memberitakan kabar sukacita bagi semua manusia.
Berita tentang belas kasihan-Nya atas semua orang adalah berita pembebasan. Kabar sukacita bagi umat manusia.
Sudahkah kita memahami pengertian keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa?
Kejarlah kasih, follow the way of love.
- Kejarlah Kasih's blog
- Login to post comments
- 5552 reads