Ada yang Mengapresiasi Tulisan Saya dengan Mengunggah ke Blog Pribadinya

Submitted by Pak Tee on

      Kaget tentu saja ketika pertama kali menemukan ada tulisan saya yang diunggah seseorang ke blog pribadinya. Tetapi orang ini jujur, tidak mengaku sebagai penulisnya, sekalipun tidak juga pernah meminta ijin ke saya untuk mempostingnya. Bahkan dari hasil gooling, saya mendapat judul "Saya Copy ini dari Sabdaspace.org".

Mereka BUKAN Orang Kristen

Submitted by Pak Tee on

      Perhelatan itu milik orang Kristen, saya mengatakannya begitu. Semua panitianya beragama Kristen. Bahkan beberapa di antaranya adalah majelis gereja, mantan majelis gereja, dan aktivis gereja. Ini adalah kegiatan komunitas sosial kemasyarakatan yang acaranya diadakan rutin dua kali setiap bulannya.

Menulis

Submitted by Pak Tee on

      Menulis itu suatu aktivitas yang menyenangkan. Setidaknya, itu buat saya. Tapi terus terang saya sangat jarang mengunggah tulisan saya. Kenapa? Ya, karena kesibukan saya. Begitu sibukkah? Sebenarnya tidak juga. Tapi karena kejelekan sifat saya. Saya suka menulis hanya kalau ada "mood". Jadi?

Lelaki itu mati, bunuh diri!

Submitted by Pak Tee on

      Aku cukup mengenalnya dengan baik, karena setiap pulang sekolah, aku selalu pulang ke rumahnya; menunggu ayah menjemputku. Waktu itu aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Jarak rumahku dengan sekolah kurang lebih lima kilometer. Jadi aku lebih suka menunggu ayah di rumahnya, yang jaraknya tak jauh dari tempatku belajar.

"Pa....! Motorku dibawa lari orang....!"

Submitted by Pak Tee on

      Tanggal 29 November 2013, jam 9 malam. Aku baru saja mau pulang setelah acara testfood di Hotel Tentrem, Jl. AM Sangaji, Yogya. Masih di Lower Ground Kayu Manis Coffee Shop, HPku berbunyi. Di seberang sana terdengar suara istriku, panik. "Pa...! Motorku dibawa lari orang....!" Aku mencoba mendengar penjelasannya. Suaranya tidak begitu jelas terdengar.

Seni Mengampuni

Submitted by Pak Tee on

          Perempuan itu menangis. “Maafkanlah aku! Aku sudah salah mengambil pilihan.

Ternyata, kau lebih baik dari dia. Terimalah aku kembali. Ampunilah aku!”

          Lelaki itu menghela nafas panjang. “Aku sudah lama memaafkanmu…!

          “Jadi …. Kau mau menerimaku kembali?”

                            “Tidak!”    

Subscribe to Catatan Pribadi