Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Buah Mulut (Gosip) - 7
Oleh: John Adisubrata
MENGGOSIPKAN FIRMAN
“Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu;” (Mazmur 34:14)
Websites kristiani di seluruh dunia bukan hanya menayangkan berita-berita yang kontroversial, atau kabar-kabar angin yang dapat merugikan nama baik orang-orang lain, tetapi juga beraneka-ragam topik-topik dan artikel-artikel berkaitan dengan isi Alkitab, yang dengan mudah sekali bisa mengubah, mempengaruhi, bahkan membingungkan pengertian umat Tuhan di seluruh dunia mengenai kebenaran firman-Nya. Para penulis artikel-artikel tersebut biasanya adalah orang-orang yang oleh masyarakat kristiani mereka sendiri, dianggap dan diakui sebagai pakar-pakar agama Kristen, baik yang bermukim di Indonesia, maupun yang berasal dari negara-negara lainnya.
Karena kesenioran mereka di bidang teologi, sering kali tulisan-tulisan mereka diterima oleh orang-orang percaya sebagai tulisan-tulisan yang mutlak, berwibawa, dan yang paling menguatirkan, … harus dipercaya!
Sebagai contoh, yang pada umumnya selalu menjadi bahan perdebatan paling populer oleh masyarakat di dalam milis-milis kristiani di seluruh dunia, di samping isu-isu hangat lainnya, adalah topik-topik mengenai persepuluhan atau makanan halal/haram, apapun yang telah menjadi motivasi-motivasi mereka untuk mempermasalahkannya.
Sering kali semuanya itu dimulai oleh artikel-artikel pandangan pribadi pakar-pakar agama denominasi-denominasi tertentu yang tertulis di dalam buku-buku, atau yang ditayangkan oleh situs-situs kristiani di seluruh dunia. Artikel-artikel yang selalu membahas topik-topik sensitif, ditinjau dari pengertian mereka sendiri mengenai tema-tema tertentu yang tertera di dalam firman Tuhan. Bahkan beberapa denominasi lainnya saling berlomba untuk memaksakan tafsiran-tafsiran dan pandangan-pandangan para pelopor mereka, agar diterima oleh masyarakat kristiani sebagai suatu kebenaran mutlak yang HARUS diikuti oleh semua orang percaya.
Bergunjing yang tercatat di awal firman Tuhan, terjadi untuk pertama-kalinya di Taman Eden, diawali oleh Iblis, yang dijuluki oleh Tuhan Yesus sendiri sebagai ‘bapak segala dusta’ (Yohanes 8:44). Tujuan sarana gosip yang dilakukan olehnya ialah untuk mengadu-domba umat ciptaan Tuhan yang pertama, dengan mengubah seminim mungkin firman yang dikatakan oleh Tuhan secara langsung kepada mereka. Oleh karena kebodohan Adam dan Hawa, yang lebih mempercayai gosip karya Iblis daripada firman yang keluar dari mulut Allah, tanpa mereka sadari sendiri, mereka jatuh di dalam dosa ‘pemberontakan’ yang mempunyai konsekuensi sangat fatal bagi segenap umat ciptaan Tuhan! Mereka telah kehilangan karunia hidup yang kekal!
Jika kita perhatikan dengan seksama siasat-siasat Iblis di dalam melaksanakan tujuannya yang jahat pada saat itu, ulah yang sedang dikerjakan olehnya di seluruh dunia di tengah-tengah umat Allah pada saat ini, tidak mempunyai perbedaan sama sekali!
Kalau 6000 tahun yang lalu ia berhasil memakai seekor ular sebagai medium untuk mencapai tujuannya, sekarang rencana-rencananya yang jahat disesuaikan dengan tawaran-tawaran teknologi baru yang modern dan canggih, yang mengakibatkan siasat-siasat bulusnya bisa diakses oleh semua orang dari seluruh dunia dalam waktu yang bersamaan. Dunia sibernetika dipergunakan olehnya untuk mengadu-domba umat Tuhan secara masal, dengan tipu daya yang sudah menjadi ciri khasnya semenjak dahulu kala, yaitu … ‘menggosipkan firman Tuhan’.
Kitab Kejadian 3:4,5 mengatakan: ‘Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Ayat-ayat ini menunjukkan secara jelas sekali, bahwa Iblis menghasut Hawa menggunakan tipuan berbentuk gunjing, untuk memperbincangkan Tuhan serta firman-Nya. Dengan licin sekali, makna firman tersebut diubah olehnya hanya sedikit saja, tetapi memberi efek pengertian yang berbeda, bahkan akhirnya … menjadi berlawanan sekali dengan maksud Tuhan yang semula.
Pada waktu saya berusaha menemukan website Ps Benny Hinn, dan juga memeriksa melalui Google Search beberapa situs hamba-hamba Tuhan yang lain, saya memperhatikan untuk pertama-kalinya pada setiap halaman yang ditayangkan di situ terdapat 2 atau kadang-kadang 3 websites, yang menjadi ‘Sponsored Links’ search engine tersebut. Halaman-halamannya menampilkan di ujung sebelah kanan atas layar komputer, sebuah website yang berjudul ‘Tithing is Un-Scriptural’ (Persepuluhan Tidaklah Alkitabiah). Ketika saya memperhatikannya secara lebih teliti, ternyata situs tersebut HANYA mempunyai hubungan sangat erat dengan semua websites yang memuat nama hamba-hamba Tuhan yang terkenal di seluruh dunia, karena ia muncul di setiap halaman mereka saja!
Apakah beda tindakan yang pernah dilakukan oleh si ular penipu di Taman Eden dengan tindakan-tindakan mereka yang menulis artikel-artikel seperti Persepuluhan Tidaklah Alkitabiah, atau topik-topik lain yang melecehkan pandangan atau tafsiran denominasi-denominasi lainnya? Atau ... menghakimi orang-orang yang menjalankan firman yang diperintahkan oleh Tuhan secara pribadi kepada mereka, dengan mengkontradiksikan perintah tersebut menggunakan ayat-ayat comotan untuk menanamkan bibit-bibit keragu-raguan di dalam hati mereka?
Jawabannya: TIDAK BERBEDA SAMA SEKALI! Sebab kedua-duanya mempunyai tujuan yang serupa, yaitu untuk merusak iman orang-orang percaya. Tindakan-tindakan mereka tersebut sama seperti melakukan dosa gosip, … tepatnya: menggosipkan firman Tuhan. Apalagi jika artikel-artikel berbau gosip tersebut khusus dikaryakan untuk menghancurkan pelayanan hamba-hamba Tuhan yang lain.
Menurut Ps Charles Stanley, seorang pendeta gereja Baptis berasal dari Amerika Serikat, serta pembina program acara pelayanan televisi dan radio kristiani: ‘In Touch Ministries’, Iblis selalu bekerja keras untuk menanamkan benih-benih ketidak-percayaan dan keragu-raguan di dalam benak pikiran kita. Ia mau agar kita terus mempertanyakan kebenaran firman Tuhan, bahkan … meragukan keselamatan yang sudah kita terima dengan cuma-cuma. Begitu benih-benih tersebut meresap dan bersemi di dalam hati, seperti yang sudah terjadi pada Adam dan Hawa, pikiran kita mulai memutar-balikkan kebenaran firman Tuhan, agar kita memiliki alasan-alasan yang kuat untuk mengesahkan tindakan-tindakan dosa yang telah, dan sedang kita kerjakan.
Tercatat di dalam keempat Injil Perjanjian Baru, bahwa pada masa pelayanan-Nya, Tuhan Yesus selalu menjadi sasaran gosip-gosip jahat para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Pada suatu hari, ketika mereka sedang menggunjingkan diri-Nya, disebabkan oleh karena mujizat yang baru saja Ia lakukan, Tuhan Yesus menegur mereka dengan keras: “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.” (Matius 12:36)
Setiap orang percaya yang sudah mempunyai hubungan pribadi yang intim dengan Bapa di sorga tentu mengetahui, bahwa sering kali Tuhan memberikan wahyu yang khusus kepada umat-Nya. Kadang-kadang hal tersebut disampaikan oleh-Nya di dalam bentuk ‘rhema’ ayat-ayat, petunjuk-petunjuk melalui situasi-situasi tertentu yang sedang terjadi, atau melalui dialog secara pribadi.
Jika anak-anak Tuhan sudah menerima WAHYU LANGSUNG dari Roh Kudus, yang sesuai dengan isi firman Tuhan, mengenai isu-isu sensitif yang sering ditafsirkan simpang-siur di antara mereka, apakah hak para penggosip isi Alkitab untuk mempengaruhi atau mengakibatkan mereka meragukan perintah-perintah Tuhan yang sudah mereka terima secara pribadi? Baik itu tentang persepuluhan, tentang makanan haram/halal, ataupun isu-isu sensitif lainnya yang hanya akan menyebabkan terjadinya perpecahan di dalam tubuh Kristus.
Ingatlah selalu dengan gentar peringatan yang tercatat di dalam Matius 12:36, yang sudah diberikan oleh Tuhan Yesus kepada para ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, yang mempunyai keberanian untuk menggosipkan Firman (diri-Nya)!
“Janganlah mereka memfitnah, janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang.” (Titus 3:2)
(Bersambung)
BUAH MULUT (GOSIP) - 8
KESIMPULAN GOSIP (1)
- John Adisubrata's blog
- 6611 reads
Da Vinci Code dan Injil Yudas
Ketika membaca tulisan di atas, saya jadi ingat novel terkenal Da Vinci Code dan Injil Yudas yang menghebohkan itu. Kehadiran keduanya sempat menimbulkan kegemparan. Ketika orang membaca Da Vinci Code, banyak yang imannya goyang. Apalagi ketika Injil Yudas diluncurkan kembali. Sangat disayangkan memang, banyak orang yang sekarang mudah digoyangkan hanya oleh karya fiksi dan sesuatu yang sudah digolongkan sebagai bidah. Semoga saja semua itu mendorong semua orang percaya untuk terus mempelajari kebenaran Kitab Suci.
"Karena bahasa Indonesia dahulunya adalah lingua franca"
_____________________________________________________________
Peduli masalah bahasa? Silakan bertandang ke Corat-Coret Bahasa saya.