Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Allah yang memilih adalah Allah yang Kejam? - Tanggapan untuk Fundamentalis
Roma 9:11 Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, — supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya –
Kejadian 18:19 Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya."
Pemilihan Allah...Konsep yang sangat menginjak harga diri manusia. Konsep dimana menjadikan Allah sebagai sosok yang semena-mena. Sosok yang asal-asal menetapkan dan tidak peduli dengan hati dan perasaan manusia. Apakah konsep ini alkitabiah?( menurut fundamentalis pasti tidak alkitabiah). Apakah Allah yang memilih adalah Allah yang kejam? Apakah lebih baik Allah jangan memilih, dan membiarkan manusia memilih?
Pertama, kaum fundamentalis sering menyuguhkan argumen tanpa adanya bukti yang memadai ( tentu saja hanya dengan senjata asumsi dan prasangka), seolah-olah menunjukkan kelemahan argumen pihak lain.
Sdr Dede menulis dalam blognya :(klik disini) :
Dan jika kebobrokan manusia itu bersifat menyeluruh, artinya tidak ada satu manusia pun yang tidak berdosa, maka seharusnya jika Allah mampu dan penuh kasih, Ia akan memilih semua orang untuk masuk Sorga atau semua orang masuk Neraka.
Namun Calvin mungkin melihat hanya sebagaian saja yang mau mengikutinya, maka ia menyuguhkan rasionalisasi bahwa Allah hanya memilih sebagian saja untuk masuk Sorga dan sebagiannya dibiarkannya (sebenarnya dipilih) untuk masuk Neraka.
Saya menggarisbawahi pernyataan Dede untuk menunjukkan bahwa ini adalah RASIONALISASI Dede untuk menjatuhkan Calvin. Darimana dia TAHU bahwa Calvin melihat hanya sebagian saja yang mau mengikutinya sehingga dia mengeluarkan doktrinnya?
Kedua, pernyataan Dede menunjukkan hipotesis bahwa jika Allah penuh kasih, Ia akan memilih semua orang masuk surga. Bukankah itu namanya tidak mengerti kemuliaan Allah dan keseriusan dosa yang merongrong kesucian Allah? Apakah karena saya penuh kasih, maka murid yang tidak belajar akan saya luluskan semua? Bukankah ini argumen yang konyol? Seandainya semua murid saya tidak lulus, apakah saya BERHAK menghukum mereka dengan memberikan nilai merah? Atau saya BERHAK memberikan kasih karunia dengan meluluskan sebagian? Apakah saya tidak adil? Apakah keadilan itu berarti SEMUA PIHAK mendapat hak dan kesempatan yang sama? Bukankah itu adalah konsep komunisme? Apakah Allah Dede adalah Allah komunisme? Ah, saya terlalu jauh rasionalisasi, mungkin.
Alkitab JELAS mencatat dan mengajarkan adanya pemilihan Allah dari kekekalan :
Efesus 1:4-6 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.
Alkitab mengajarkan bahwa kita DIPILIH di dalam KASIH Allah, sesuai dengan kerelaan KEHENDAKNYA. Kasih Allah yang sesuai dengan kerelaan kehendakNya, UNTUK kemuliaan Kasih karuniaNya. Jadi, pemilihan Allah didasarkan atas KASIH yang mengarah kepada kepujian bagi Allah.
Roma 8:29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
Roma 8:33 Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?
Sdr Dede mengada-ada ketika menuliskan :
Jadi menurut Calvin oleh satu dekrit Allah dalam kekekalan, segala sesuatu telah ditetapkan atau dipredestinasikan untuk hidup kekal atau binasa kekal secara tanpa kondisi (unconditional). Artinya nasib setiap orang telah ditentukan oleh Allah sejak kekal untuk membunuh, atau dibunuh, jauh sebelum orang tersebut lahir. Unconditional itu artinya tanpa kondisi atau penyebab dari pihak manusia, melainkan karena Allah suka dan ingin menyelamatkan sebagian dan Ia suka membinasakan yang lain.
Apakah Allah memilih berdasarkan SUKA atau TIDAK SUKA? Apakah Allah suka membinasakan? Bukankah ini adalah kesimpulan yang gegabah? Apakah Calvinisme mengajarkan hal ini? Setahu saya tidak. Apakah pemilihan Allah didasarkan atas suka/tidak suka seperti perasaan manusia? Inilah point penting yang harus dilihat, karena kita sering mengasosiasikan PERASAAN, AKAL kita kepada kehendak kekal Allah. SIapakah kita sehingga kita bisa MENYAMAKAN kehendak kita dengan kehendak Allah? Bukankah ini rasionalisasi dari kaum fundamentalis yang menuduh Calvinisme KARENA mereka menyamakan kehendak mereka dengan kehendak Allah? Siapa yang mengatakan kalau Allah mengasihi Yakub dan membenci Esau adalah Allah yang suka-suka? Itu menurut KAMU..
Sdr Dede tidak membahas konsep pemilihan dari ayat-ayat Alkitab yang bisa dijumpai dengan jelas, malahan sembarangan MEMFITNAH dan merasionalisasikan implikasi doktrin pemilihan ini, seakan-akan John Calvin telah MENYEBABKAN Allah menjadi kejam.
Mari kita melihat dari sisi manusia :
Bukankah lebih kejam kalau ALlah TIDAK MEMILIH sehingga semuanya binasa? Bukankah lebih KURANG AJAR kalau Allah memilih SEMUA untuk diselamatkan? Berarti manusia hanya menjadi alat permainan Allah untuk menunjukkan kemurahan Allah dengan mengorbankan keadilan hukuman Allah. Bukankah lebih SADIS membiarkan manusia yang memilih dan menentukan akhir hidupnya? Karena manusia TIDAK ADA yang mencari Allah? Bukankah apapun pilihan yang anda mau ambil, Allah TETAP Allah yang KEJAM, KURANG AJAR dan TIDAK ADIL?
Bukankah Allah TIDAK ADIL jika hanya memilih sebagian selamat sedangkan yang lain tidak? Bukankah Allah juga TIDAK ADIL kalau memilih semua selamat? Mengapa? Karena keadilan terhadap dosa dipermainkan. APakah kita mau mengampuni semua kejahatan di dunia atas dasar kasih? Dimana keadilan itu? Bukankah Allah juga TIDAK ADIL jika TIDAK MEMILIH? Mengapa? Karena Dia tidak mengasihi kita. Dimana kasihNya yang adil bagi manusia?
Lalu apakah ketika Allah memilih, manusia menjadi semacam sosok ROBOT? Apakah manusia dapat disamakan dengan robot KETIKA jatuh ke dalam kebobrokan total? Apakah manusia BERHENTI menjadi manusia ketika kehendak bebasnya hanya melayani dosa? TIDAK. Apakah ketika kita memilihkan hal yang baik bagi anak/bayi kita, membuat anak/bayi kita menjadi robot? Konyol sekali bukan?
Sdr dede dalam menerjemahkan juga bermain di dalam prasangka negatif sehingga menjadikan terjemahannya menjadi aneh. Sdr dede menulis :
Menurut Calvin, Allah demi keagungan, kesenangan, dan kemuliaanNya telah menetapkan sebagian keturunan Adam dengan bayi (infants) mereka untuk binasa. Sungguh, ini sebuah dekrit yang mengerikan. Allah bahkan lebih kejam dari Hitler, Mussolini, bahkan Dracula, karena menetapkan orang menuju kebinasaan sebelum ia dilahirkan tanpa pertimbangan atas sikap hati maupun perbuatan mereka. ......Calvin tidak mengerti bahwa semua yang mati selagi masih bayi secara otomatis akan masuk Sorga karena Kristus telah dihukumkan untuk dosa dunia
Ini Kesimpulan yang Sdr Dede buat setelah menterjemahkan kalimat berikut dari John Calvin :
Again, I ask: whence does it happen that Adam’s fall irremediably involved so many peoples, together woth their infants offspring, in eternal death unless because it so pleased become mute. The decree is dreadful indeed, I confess. Yet no one can deny that God foreknew what end man was to have before he created him, and consequently forknew because he ordained by his decree. (ibid, p. 955)
(Terjemahan bebasnya) Lagi, saya bertanya: darimana itu terjadi bahwa kejatuahn Adam yang tak dapat diperbaiki melibatkan begitu banyak orang, bersama bayi keturunan mereka dalam binasa kekal kecuali karena itu sangat disenangi Allah? Di sini lidah mereka yang suka berbicara harus tak berbunyi. Dekrit itu memang mengerikan, saya mengakuinya. Namun tidak ada orang yang dapat menyangkal bahwa Allah tahu dulu akhir seseorang sebelum Ia menciptakannya, dan secara konsekuen tahu dulu karena Ia yang menetapkannya dengan dekritNya.
Saya tidak tahu darimana Sdr Dede mengambil kesimpulan dengan cara menggelikan begitu? Apakah hanya mendengar dari guru-guru fundamentalis?
Di dalam dekrit Allah, Allah telah membiarkan dosa masuk ke dalam dunia dan membiarkan manusia terus mengolok-olok kebenaran. Tetapi Allah telah memilih suatu umat pilihanNya yang akan menunjukkan kemurahan dan kekayaan kasih karuniaNya. Apakah itu termasuk Allah yang kejam? Siapakah yang bisa dan mampu berbantah dengan YANG MAHA KUASA dalam kebijaksanaanNya?
Apakah Allah memilih seseorang mesti ada syarat? Kalau harus ada syarat, maka TIDAK ADA seorangpun yang mampu memenuhinya. Kalau TIDAK ADA yang MAMPU memenuhi syarat, mengapa petentang-petenteng MAMPU mempertanyakan pemilihan Allah?
Allah memilih berdasarkan Kasih Karunia dan KerelaanNya, jadi tidak bergantung kepada kondisi dan status seseorang. TIDAK PEDULI sebaik apapun seseorang di dunia, jika tidak termasuk dipilih Allah, maka ia tidak akan selamat.
Orang yang salah paham sering mengganggap doktrin ini membuat Allah menjadi kejam, karena konsep keselamatan TERDISTORSI oleh kehendak bebas manusia yang bisa berbuat kebaikan. Allah memilih ciptaanNya secara berdaulat. Tidak pernah ciptaan bisa protes MENGAPA pencipta tidak memilihnya. Allah TIDAK memilih berdasarkan kehendak bebas, karena jikalau Dekrit Allah HARUS melihat kepada kehendak bebas manusia, maka keputusan Allah menjadi bergantung kepada manusia. Ini akan menjungkirbalikkan semua pemahaman tentang kedaulatan Allah. Sejak kapan dekrit Allah MESTI takluk kepada kehendak manusia.
Roma 9:20 Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: “Mengapakah engkau membentuk aku demikian?”
Roma 9:21 Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?
Jikalau Allah BARU memilih SETELAH mengetahui/melihat(foreknowledge) manusia memilih Allah dalam kehendak bebasnya, BERARTI kehendak manusia LEBIH KEKAL dari dekrit Allah, dan berarti Allah mesti TUNDUK kepada kehendak manusia. Allah akan menjadi Allah yang DEG-DEGAN melihat apakah kehendak manusia AKAN memilih Dia atau tidak. Ini namanya MENGHINA Allah. Jadi sebenarnya, siapakah yang menghina Allah, kaum fundamentalis atau calvinist? Konsep Allah YANG BISA BERUBAH karena kehendak manusia BISA BERUBAH adalah BUKAN Allah Alkitab. Allah kekal dan tidak berubah dalam keputusanNya.
Dalam Alkitab juga diajarkan bahwa keselamatan kita didasarkan atas ketentuan dan pemilihan Allah
Yohanes 6:38 Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.
Yohanes 6:39 Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
Yohanes 15:16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.
Kisah 13:48 Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya.
Sungguh merupakan ayat yang gamblang bagaimana orang yang percaya ternyata SUDAH ditentukan Allah untuk hidup yang kekal.
II Tesalonika 2:13 Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai.
Jadi, apakah Allah yang memilih bagi diriNya sendiri suatu umat pilihan adalah Allah yang kejam? Itu menurut KAMU....
Sola Christos...
1 user menyukai ini
- Vantillian's blog
- Login to post comments
- 5105 reads
Allah tidak pernah salah dalam memilih.
Membaca beberapa tulisan dalam blog sabda space membuat saya terpancing untuk memberi sedikit komentar walaupun komentar ini adalah komentar orang awam theologia.
Kaum Fundamentalis percaya bahwa bayi yang meninggal otomatis masuk surga, bukankah ini menjelaskan dengan sendirinya bahwa kaum Funda mentalis telah mengakui untuk masuk surga bukan disebabkan karena kehendak bebas manusia untuk memilih atau menolak, karena bayi belum bisa memilih.
Andaikan Allah memilih karena Allah tahu terlebih dahulu bahwa manusia tsb dengan kehendak bebasnya akan memilih Allah, tetapi siapakah yang memastikan terjadi bahwa kehendak bebas manusia yang selalu berubah-ubah pasti akhirnya memilih Allah ? Bukankah Allah sendiri yang memastikan bahwa apa yang telah diketahuiNya lebih dahulu pasti terjadi.
Jadi apakah Allah memilih manusia tanpa syarat apapun maupun Allah memilih karena sudah tahu lebih dulu, tetap saja Allah yang memilih dan menetapkan, bahkan jauh sebelum manusia itu menetapkan pilihannya sendiri.
Seharusnya kita bersyukur, karena Allah tidak pernah salah dalam memilih, ketimbang mengatakan Allah yang memilih adalah Allah yang kejam.
God Bless You.
Sssst ... Peterlauw, Katanya Allah Tidak Adil
Sssssst .... Peterlauw, jangan bilang siapa-siapa, please ......!?
Nenek moyang orang Tionghua mengajarkan:
Tian Di bu ren!
Bila di pahami oleh orang kristen artinya adalah Allah Bapa (yang empunya peta) dan YEsus Kristus (Pencipta segala ada) TIDAK berperi kemanusiaan.
Selanjutnya diajarkan bahwa bagi Tian Di, manusia tidak lebih dari orang-orangan jerami. Peterlauw, anda mau tahu yang diajarkan Alkitab? Manusia hanya TANAH alias TANAH liat dan Allah bebas menentukan peruntukannya.
Ssssssst ... Peterlauw, anda tahu, hampir setiap hari para Fundamentalis makan daging dan mereka merasa itu ADIL. Ha ha ha ha ha .... Apabila Allah itu ADIL dan KASIH, kenapa nggak pernah bertanya kepada kebo, sapi, domba, kambing dan ayam, "Hei ..... Mau nggak jadi makanan orang-orang Fundamentalis?"
Peterlauw, anda ingat cerita di Alkitab tentang para pengerja? Yang protes adalah yang bekerja dari pagi, namun yang bekerja dari sore adem ayem aja tuh. Kenapa yang kerja dari sore nggak protes bahwa upah mereka KEBANYAKAN?
Ssssst ... Peterlauw, menurut Alkitab, Itulah Allah kita. Anda tetap mau menyembah-Nya sebagai Allah? Saya tidak punya pilihan lain selain menyembah-Nya.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
TO Peterlauw Bayi yg mati
Coba baca di sini, SINI
NASIB AKHIR BAYI YANG MATI
dede wijaya
dede wijaya
predestinasi ya .. ^_^
setuju ama penulis blog .. ^_^ .. memang karena kasih karunia ^_^
seperti umpanya manusia adalah apel2 busuk yang seharusnya dibuang, dan Tuhan petani apelnya .. kita sebagai apel2 busuk yang diangkat dari kumpulannya hanya bisa Thank God Praise God ...
Allah adil karena Ia pencipta, ciptaanNya mau diapakan terserah Dia, tetapi saya percaya semua diperuntukkan bagi kemuliaanNya.
Kalo Allah tidak memilih, berarti Ia tidak tau dan lihat saja manusia mana yang mao mengikutnya baru Ia selamatkan. Sedangkan Alkitab mencatat bahwa iman semata-mata karena anugrah TUhan... usaha manusia sama sekali nol. Manusia bisa merespon pun karena Roh Kudus menyadarkan manusia terlebih dahulu, kalau ia sedang menuju kematian .. jadi respon manusia pun pada dasarnya nol.. dari awal Tuhan yang memilih..
mungkin kalo ambil contoh : Firaun yang sudah kena tulah habis2an masih saja tidak mau melepaskan Israel .. Alkitab mencatat kalau Tuhan mengeraskan hati Firaun .. Firaun tidak dianugrahi hati yang beriman pada Tuhan .. sejak awal sudah ditentukan.,
Andaikata Tuhan tidak mengeraskan hari Firaun ketika itu dan sebaliknya menganugrahkan hati yang percaya dan takut akan Tuhan, mungkin laut mati tidak perlu terbelah .. dan manusia akan sulit untuk mengetahui KeagunganNya dan Kelayakkannya untuk disembah.. Sebab saya pikir peristiwa itu merupakan salah satu bukti bahwa Ia adalah satu2nya Allah yang hidup.
saya pikir filsafat orang Chinese jaman dulu betul juga seperti yang ditulis hai2 ...
Tian Di bu ren .. Tuhan bukan manusia .. dan
"Selanjutnya diajarkan bahwa bagi Tian Di, manusia tidak lebih dari orang-orangan jerami."
inilah mengapa, kalo Tuhan memilih manusia, betul2 anugrah ^0^ bahkan orang chinese jaman dulu yang tidak mengenal Tuhan pun diberikan otak yang bisa berpikir sampe ke sini dan diberikan hati yang menyadari kedaulatan Tuhan..
manusia tidak ada artinya dan tetap saja Tuhan pilih.. sebab Tuhan tidak membutuhkan manusia, hanya karena kasihNya ia memilih .. saya pikir ini adalah salah satu point penting yang harus kita sadari dan syukuri karena dari sekian manusia dari sekian jaman, kita diberikan hati yang takut akan Tuhan .. ^_^
thx ^0^ GBU