Ya, Anda tidak salah baca. Saya memang merasa menyesal ikut Kopi Darat Nasional [Kopdarnas] blogger SS yang digelar tanggal 15-17 Agustus 2009 di Solo. Jika blogger lain mengaku merasa senang mengikuti acara ini, ya biar saja. Tapi saya tidak mau berbasa-basi dengan mengatakan hal yang tidak sebenarnya.
***
Sehari sebelum Kopdarnas, Joli mengirim SMS pukul 15:08: “Halo, ada acara sore ini?” Saya balas, “Emangnya mau mentraktir aku?”
Joli membalas, “Mau ke Klaten sama ACC.” saya balas bahwa saya harus merekam
video Herlin Pirena di gereja. Acara baru selesai pukul 20.00. Setelah itu bebas. Rupanya ada pra-kopdarnas di Solo. ACC yang berasal dari Kalimantan “dipaksa” membelokkan rencana perjalanan melewati Solo, demi memenuhi hasrat para blogger di Solo untuk bertemu. Hai Hai yang sudah tiba di Solo disertakan dalam acara ini, dedangkan para “muatan lokal” terdiri dari Ari Thok, Y Control, Wallcot, tante Paku dan cik Joli. Menurut hasil investigasi tim Termehe-mehek, mereka kongkow di Galabo [Gladag Langen Bogan], semacam Pujasera kaki lima di pinggir jalan.
Acara gereja selesai pukul delapan malam. Saya tunggu kabar dari mereka sampai terkantuk-kantuk, ternyata HP saya tetap membisu. Inilah penyesalan saya yang pertama. Saya tidak sempat berjumpa dengan ACC.
***
Keesokan paginya [Sabtu, 15/8], saya lebih dulu membereskan beberapa pekerjaan sementara isteri saya membantu packing pakaian. Dia lebih dulu pamitan karena harus memimpin ibadah penutupan Pekan Pendidikan Kristen di SMK Kristen 3. Pukul sepuluh pagi, saya menumpang becak menuju stasiun. Kereta Prambanan Express [Pramex], dari arah Jogja datang tepat waktu. Busyet, ternyata kuda besi berawarna hijau pupus itu telah sarat muatan. Tidak hanya tempat duduk yang penuh, bahkan tempat untuk berdiri pun sudah sangat rapat. Dengan susah payah, saya merangsek masuk sambil mencangklong tas laptop, tas pakaian dan tas berisi hadiah-hadiah. Saya berhasil merapat di depan tiga orang bule yang duduk sedang terkantuk-kantuk. Di samping saya, ada seorang pemuda di bawah 30 tahun yang duduk lesehan di lantai. Tanpa sungkan-sungkan, saya pun ikut duduk di sampingnya. Untuk mengisi kejenuhan, maka kuputar lagu Bosanova Jawa di MP3 Player. Lagu yang diputar pas dengan tujuan saya yaitu Stasiun Balapan, ciptaan Didi Kempot.
Tepat pukul sebelas, kereta berhenti sejenak di stasiun Purwosari. Hanya berjarak 10 menit dengan stasiun Balapan. Maka saya meraih PDA untuk mengirimkan pesan singkat kepada Daniel. “Saya sudah sampai di Purwosari.” Maksud saya mengirimkan pesan itu supaya Daniel bisa meluncur ke TKP supaya saya tidak terlalu lama menunggu di stasiun Balapan. Namun rupanya, Daniel salah tanggap. Staf YLSA ini mengira bahwa saya sudah turun di stasiun Purwosari. Maka dia berusaha menelepon saya. Sementara itu, saya masih asyik dengan alunan mas Didi Kempot sehingga tidak menyadari ada telepon masuk. Sesampai di stasiun Balapan, ketika memeriksa PDA, saya baru tahu ada miscall.
“Saya sudah sampai di stasiun Balapan, mas” kata saya melalui telepon.
“Ya, sebentar lagi saya sampai,” jawab Daniel.
Saya bergegas menuju pintu keluar dengan optimis karena sudah sangat mengenal sosok Daniel. Saya sempat celingak-celinguk sebentar karena mengira Daniel akan menjemput menggunakan sepeda motor. Ternyata tidak ketemu. Maka saya berjalan menuju pintu utama sambil berusaha menepis kerumunan sopir taksi dan tukang becak yang menawari tumpangan. Tiba-tiba, saya melihat sekelebat bayangan Hai Hai. Saya langsung mahfum. Daniel mengajak Hai Hai menjemput saya menggunakan mobil Panther abu-abu yang di-BKO-kan oleh Joli.
Maka saya segera melempar tas berisi pakaian ke bagian bagasi, lalu melompat naik di jok belakang. Mobil meluncur mengitari stasiun Balapan, melewati Gilingan, kemudian berbelok ke arah pasar Nusukan. Tujuan kami adalah kantor YLSA yang asri. Kami dipandu menuju bagian belakang yang terbuka. Ada bangunan tanpa dinding, dikitari pohon mangga dan tanaman hias lainnya sehingga udara menjadi sejuk. Sudah ada beberapa Blogger yang duduk lesehan beralaskan tikar.
Sekitar pukul satu siang, Ari Thok memulai acara dengan mengajak bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan YLSA, “Kita Bertemu Lagi.” Meski ada beberapa orang yang belum pernah bertemu secara fisik, tetapi sebagai sesame blogger mereka pernah berinteraksi secara maya. Itu sebabnya, tidak salah jika syairnya berbunyi, “Kita bertemu lagi….”
Selanjutnya, Ari Thok mengajak peserta untuk memperkenalkan diri dengan cara yang unik. Para peserta diajak untuk berpasang-pasangan, lalu mengobrol untuk saling berkenalan. Selanjutnya hasil obrolan itu yang disampaikan pada kelompok besar. Setiap orang memperkenalkan pasangannya. Saya berpasangan dengan Ridho.
Saat perkenalan sedang berlangsung, Joli datang bersama Samuel Franklin setelah menjemputnya di bandara. Usai perkenalan, acara dilanjutkan dengan mendengarkan renungan yang dibawakan oleh Ridho. Dengan mengutip tulisan Pengkhotbah, Ridho mengajak peserta untuk merenungkan apakah tulisan-tulisan yang dibuat dengan susah payah di SS berguna bagi pekerjaan Allah atau hanya berupa kesia-siaan saja. Menutup renungan, Ridho mengajak beberapa peserta menurunkan sebatang tongkat seukuran gagang sapu. Setiap peserta wajib menyangga tongkat itu menggunakan satu jari. Ternyata tugas yang sederhana itu tidak semudah yang disangka. Berkali-kali tongkat itu hamper terguling jatuh karena ada peserta yang tidak mau menurunkan jarinya secara bersama-sama. Hikmah dari permainan ini adalah soal kerendahan hati. Jika masing-masing orang hanya mau mementingkan diri sendiri, maka pekerjaan yang ditetapkan oleh Allah tidak dapat dikerjakan secara bersama-sama.
Ice breaker
Maka tibalah acara puncaknya yaitu potong tumpeng. Admin melaksanakan “eksekusi” ini, lalu dioperkan kepada Joli sebagai “Duta Besar SS dan Berkuasa Penuh”. Setelah digiring sejenak, Joli kemudian mengumpankannya kepada bu Yulia, pimpinan YLSA. Tahu bosnya sudah mendapat bagian, maka anak-anak gawang segera menyerbu sisa tumpeng. Saya pun tak mau ketinggalan karena sudah kelaparan. Dari rumah hanya sempat minum segelas teh manis.
Usai makan, kami mengobrol sejenak lalu bersiap menuju villa Tawangmangu, di lereng Gunung Lawu. Namun sempat terjadi insiden ‘kericuhan’ menyangkut status Joli. Usai makan, Joli pamitan sejenak untuk mengantarkan Claire ke gereja. Kepada Daniel, Joli berpesan supaya ditinggal saja karena akan menyusul pada sore hari bersama blogger dari Semarang. Tapi kepada bu Yulia, Joli berpesan supaya ditunggu karena akan bersama-sama rombongan “kloter” pertama. Ternyata yang benar adalah yang kedua. Sekitar pukul tiga sore, tiga mobil meluncur ke arah Timur kota Solo. Saya semobil dengan SF, bu Yulia, dan UFO. Sementara pengemudinya adalah Hai Hai yang nyaris belum tidur karena mengobrol dengan tante Paku sampai pukul lima pagi. Setelah mampir di dua ATM, mobil pun melesat ke Tawangmangu.
Selepas pintu gerbang Tawangmangu, Ari Thok yang menunggangi sepeda motor terlihat menanti di sebuah warung. Dia belum tahu lokasi penginapan secara persis.
Anehnya cuaca saat itu sedang turun hujan rintik-rintik. Ini tidak biasanya, karena daerah Tawangmangu seperti juga wilayah lain sedang mengalami musim kemarau. Saya segera memandu Hai Hai menuju pintu masuk II, yang ada di bawah. Mobil meninggalkan jalan aspal, untuk memasuki jalan berbatu yang menurun curam. Di sebelah kanan berjajar pohon-pohon pinus di sepanjang tebing bukit. Sementara di sebelah kiri terlihat puluhan kuli bangunan yang mengerubuti bangunan besar. Mereka sedang membangun sebuah gedung megah yang akan berfungsi sebagai pusat pelatihan. Gedung ini dibangun di bibir jurang. untuk menutupi kekurangan lahan, maka pemiliknya mengepras bukit yang ada di depannya, kemudian tanahnya diurug pada bibir jurang ini.
Sesampai di Villa, saya segera membuka pintu-pintu. Ternyata kondisinya masih kotor. Masih ada debu-debu yang menempel di perabotan dan lantai. Rupanya telah terjadi kesalahan komunikasi. Penjaga villa mengira bahwa bangunan itu akan dipakai tanggal 15 bulan kemarin. Dia tidak tahu bahwa yang benar adalah bulan berikutnya. Maka dia tidak sempat membersihkan villa.
Inilah penyesalan saya yang kedua. Saya telah mengecewakan teman-teman di SS, karena mereka harus bersih-bersih villa dulu. Sebagian blogger harus menyapu lantai, sebagian yang lain mencuci peralatan makan dan membersihkan dapur.
Selepas menyiapkan tempat pertemuan, saya bersantai sejenak di sebuah gazebo di pinggir jurang untuk menyambut senja. Pemandangan di sini sangat indah karena bisa memandangi lembah hijau, yang dibelah oleh sungai berkelok-kelok. Gemericik aliran sungai sayup-sayup terdengar dari atas.
Ditemani kue Bika Ambon yang disumbang happy lee, Hai Hai mengisahkan masa mudanya yang bergejolak. Dia membanggakan prestasinya mendaki beberapa gunung. Dia juga membeberkan sisi kelam dalam hidupnya ketika terjerat oleh bubuk setan. Joli, SF, dan Daniel ikut bercengkerama di sore jingga itu.
Menjelang batara kala berpatroli, saya pamitan untuk masuk Villa [dalam kepercayaan Jawa, mulai dari matahari terbenam sampai dengan sekitar dua jam berikutnya, ada dewa raksasa yang nganglang jagad [mengitari bumi] membawa malapetaka. Itu sebabnya, anak-anak di Jawa dilarang keluar rumah pada waktu surup ini. Tidur pada masa ini juga dianggap “ora ilok” atau tidak pantas].
Dalam perjalanan ke Villa, tante Paku melintas menunggangi sepeda motor. Saya tidak sempat menyapa karena harus menyiapkan materi untuk sharing kepenulisan.
[Bersambung.....]
__________________
------------
Communicating good news in good ways
Saya juga menyesal.
Bicara soal penyesalan, saya juga menyesal :
1. Hanya bisa ikut malam hari, siangnya nggak bisa ikut menemani teman-teman, padahal ingin lihat wajahnya kalau siang hari, berubah apa kagak?
2. Saya menyesal tidak bisa menyaksikan makan dan minumnya Samuel, banyak apa sedikit, kok tubuhnya bisa subur begitu rupa.
(Bersambung.......)
Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat
Ikut Nyesal
Saya juga nyesel, karena nggak bisa ikutan bersih2 villa yang sudah disediakan panitia :(
Nyesal juga...
saya juga menyesal terpaksa datang paling terakhir, karena saya ada ujian pajak sabtu paginya...sesampainya disana sudah tidak ada sama sekali acara2 pentingnya hanya ramah tamah tatap muka & jalan2 saja, perjalanan rombongan kamipun sangat melelahkan hampir 20jam di bis...hehehe jetlag sekali rasanya...hehee semoga kopdar berikutnya dapat lebih awal datangnya...hehehe
"Kasihilah Tuhan, Allahmu , dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu"
"Kasihilah Tuhan, Allahmu , dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu"
@Purnawan, Jangan menyesal, selama ada Rusdy
Purnawan : Inilah penyesalan saya yang pertama. Saya tidak sempat berjumpa dengan ACC.
Ingin melakukan banyak hal, bersama banyak teman, kelihatan baik tapi nggak cukup baik. Long week end karena 17 agustus tanggal merah bertepatan dengan hari Senin, ada banyak orang membuat acara di hari-hari tersebut, termasuk kopdarnas yang sudah di rencanakan jauh-jauh hari. Mulai hari Jumat tanggal 14 Agustus, beberapa Klien dari luar kota datang ke Solo, selain ke Proyek juga ingin berkeliling Solo-Jogya. Sehingga mulai hari Jumat, bersama mas Paul mesti berbagi tugas, berbagi mobil, berebut laptop juga. Sorry ya ACC, nggak bisa bertemu ama mas Paul, meski dia yang mengundangmu. Sore hari di gereja juga ada acara pembekalan yang bagus banget di bawakan oleh pendeta GKMI, maka sore itu Joli sms Purnawan bila ada waktu sore itu akan minta Hai2 naik kereta turun Klaten aja, baru malam setelah pulang gereja jemput Hai bersama ACC. Karena Wawan ada acara kopdar ama mbak Herlin, maka segera sms Ari_thok, untuk menemani ACC sekaligus menjemput Hai2, lalu malamnya mau atur mereka untuk pra-kopdar burung dara goreng di Klaten kan asik, selama Joli di gereja.. ya wis malam setelah pulang gereja menemani ACC, Hai2, n Ari_thok di Rumah Turi bentar, lalu lanjut ke Galabo, n Ari woro-woro di Shout box.. eh ternyata yang nyaut banyak, ada wallcot, Y control, dan satu tamu misterius nongol.. dah asik Wan.. acara ke Klaten jadi batal dech, gara-gara tamu misterius.. Jangan menyesal Wan, kapan-kapan undang ACC lagi, selain itu kan sudah di tukar rombongan 2 mobil ke Klaten kan, ngicip dara manis Klaten.
Wawan : Namun sempat terjadi insiden ‘kericuhan’ menyangkut status Joli. Usai makan, Joli pamitan sejenak untuk mengantarkan Claire ke gereja. Kepada Daniel, Joli berpesan supaya ditinggal saja karena akan menyusul pada sore hari bersama blogger dari Semarang. Tapi kepada bu Yulia, Joli berpesan supaya ditunggu karena akan bersama-sama rombongan “kloter” pertama. Ternyata yang benar adalah yang kedua.
Kericuhan akibat status Joli ya, sooooo sorry, sebenarnya sesuai rencana awal Joli berangkat di kloter terakhir, sapu jagat, bila masih ada blogger yang ketinggalan. Selain kantorku nggak libur di tanggal hitam, mobil phanter yang dijanjikan masih belum ada, baru ada setelah jam 14.30 (yang dipakai jemput Wawan mobil Taruna abu2), juga mesti antar Clair ke gereja kebaktian remaja jam 16.00. Maka waktu itu Joli bertanya ke bu Yulia, apakah mobil cukup? kayaknya cukup karena ada mobil Benny, maka Joli bilang ya sudah, pamit antar Clair ke gereja, bila nanti tidak cukup telpon aja, nanti tukar mobil Terano Hai2 dg Panther (Joli tetep berangkat sore nyapu jagat), Ternyata ini buat kericuhan tho.. soooo sorry.. ini karena keterbatasan transpotasi, karena berebut phanter juga he.. he.. mesti nunggu jam 14.30.. Akhirnya OK juga kan?
Purnawan : Inilah penyesalan saya yang kedua. Saya telah mengecewakan teman-teman di SS, karena mereka harus bersih-bersih villa dulu. Sebagian blogger harus menyapu lantai, sebagian yang lain mencuci peralatan makan dan membersihkan dapur.
Ngah usah menyesal Wan, lain kali ajak Rusdy bila belum bersih.. import tukang bersih2 dari Australia di jamin bersih-sih,.. @Rusdy, AWAS ya kalau kopdar yang akan datang nggak datang !!!!!
btw, Joli NGGAK NYESEL sama sekali, apalagi bila ada Purnawan, ada mas Dewo, juga kawan-kawan lainnya.. setiap kali kopdar nggak akan pernah nyesel.. cuma getun, kok nggak bisa ikutan bambu gila.. dan bawain bambu yang gede.. Sorry Hai-hai, besok lagi Joli bawain bambu sing guede tenan, bambu pethung, pasti berhasil gila..
@Purnawan, sebelum di sesali para blogger
Dear Wawan
Satu lagi, ada yang lupa, hal sesal menyesal. Sebelum Wawan menyesal lagi dan di sesali banyak blogger, sebaiknya MATERI acara penulisan blog, bisa di share di SS, sehingga para blogger yang kemarin telat dan yang nggak ikut kopdar bisa ikut menikmati TIPS menulis, setelah itu buat lomba nulis blog di klewer piye?