Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Makna Natal Bagi Iman Kristiani
Yesus Kristus tidak diketahui kapan tanggal lahirNya, namun mulai abad ke lima tanggal 25 Desember dirayakan setiap tahun dan diterima secara luas sebagai hari kelahiranNya. Terlepas dari pro-kontra penetapan tanggal lahirNya itu, yang terlebih penting dari pada itu adalah mengerti makna 'Natal' itu sendiri bagi kehidupan iman Kristiani. Karena di dalam Alkitab terdapat banyak cerita tentang iman orang-orang pilihan Allah, dan bagaimana mereka merespon Firman Allah yang diterimanya. Tindakan mereka itu yang dapat menjadi teladan bagi orang beriman yang hidup di masa sekarang dan masa yang akan datang.
Injil Matius 1:18-25
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” — yang berarti: Allah menyertai kita. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.
Dari perikop Injil Matius tentang kelahiran Yesus Kristus di atas terlihat pribadi Yusuf suami Maria, dan bagaimana ia merespon firman Tuhan menurut imannya, dalam hal ini ia melakukan suatu tindakan yang benar. Dikatakan oleh Matius, bahwa Yusuf seorang yang tulus hatinya. Ini menerangkan bahwa ia benar-benar seorang yang baik dan tidak munafik dalam menjalani hidupnya.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang menjalani hidup penuh dengan kepura-puraan, dimana seorang ayah dihadapan anaknya akan berusaha tampil baik dan berwibawa, padahal ketika berada di hadapan orang lain tindakannya tidak terpuji. Seorang suami dihadapan istrinya tampil baik dan setia tapi banyak diantaranya, yang bila berada dilingkungannya yang lain, bertindak brutal dan serong. Dan seorang pemimpin di tempatnya bekerja tampil mengesankan tapi banyak diantaranya ketika berada di lingkungannya yang lain tampil sangat tidak mengesankan.
Karena Yusuf adalah seorang yang baik dan tidak munafik maka ketika ia mengetahui Maria tunangannya itu sudah hamil, maka ia berusaha untuk mencari jalan tengah yang menurutnya baik bagi dirinya maupun bagi Maria, tunangannya itu, sehingga ia memutuskan untuk menceraikannya secara diam-diam. Sebab seorang perempuan yang sudah hamil diluar pernikahan akan dituduh sebagai penzinah, dan hukum Yahudi yang berlaku terhadap penzinah adalah harus merajamnya dengan cara melemparinya dengan batu sampai mati (Yoh.8:5; Ul.22:22). Hal ini tentunya tidak dikehendaki oleh Yusuf terjadi pada Maria, dan dilain pihak ia sendiri juga tidak ingin berpura-pura mencintai Maria tapi di dalam hatinya sendiri sebenarnya merasa dikhianati dan tersisa perasaan tidak puas.
Yoh.8:5 Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?”
Ul.22:22 Apabila seseorang kedapatan tidur dengan seorang perempuan yang bersuami, maka haruslah keduanya dibunuh mati: laki-laki yang telah tidur dengan perempuan itu dan perempuan itu juga. Demikianlah harus kau hapuskan yang jahat itu dari antara orang Israel.
Ketika Yusuf mendapat mimpi, ia langsung merespon dengan imannya dan melaksanakan perintah yang diterimannya sesuai firman yang diperolehnya itu. Ini merupakan salah satu bentuk komunikasi satu arah (monolog) dari pihak Allah kepada Yusuf. Allah mau berfirman, karena Yusuf mempunyai hati yang tulus. Demikian pula pada masa sekarang Tuhan mau berfirman kepada semua orang beriman yang mempunyai hati yang tulus seperti Yusuf. Selain melalui mimpi, Tuhan juga berfirman melalui cara lain, yaitu bisa melalui nubuat (1Sam.2:27-36) , bisa melalui pendengaran ( 1Sam.3:2-18), bisa melalui firman dalam Alkitab, atau firman yang disampaikan melalui khotbah di atas mimbar oleh seorang hamba Tuhan.(Mat.4:16-21)
Mat.4:16-21. Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."
1Sam.2:27-36. Seorang abdi Allah datang kepada Eli dan berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN: Bukankah dengan nyata Aku menyatakan diri-Ku kepada nenek moyangmu, ketika mereka masih di Mesir dan takluk kepada keturunan Firaun? Dan Aku telah memilihnya dari segala suku Israel menjadi imam bagi-Ku, supaya ia mempersembahkan korban di atas mezbah-Ku, membakar ukupan dan memakai baju efod di hadapan-Ku; kepada kaummu telah Kuserahkan segala korban api-apian orang Israel. Mengapa engkau memandang dengan loba kepada korban sembelihan-Ku dan korban sajian-Ku, yang telah Kuperintahkan, dan mengapa engkau menghormati anak-anakmu lebih dari pada-Ku, sambil kamu menggemukkan dirimu dengan bagian yang terbaik dari setiap korban sajian umat-Ku Israel? Sebab itu--demikianlah firman TUHAN, Allah Israel--sesungguhnya Aku telah berjanji: Keluargamu dan kaummu akan hidup di hadapan-Ku selamanya, tetapi sekarang--demikianlah firman TUHAN--:Jauhlah hal itu dari pada-Ku! Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah. Sesungguhnya akan datang waktunya, bahwa Aku akan mematahkan tangan kekuatanmu dan tangan kekuatan kaummu, sehingga tidak ada seorang kakek dalam keluargamu. Maka engkau akan memandang dengan mata bermusuhan kepada segala kebaikan yang akan Kulakukan kepada Israel dan dalam keluargamu takkan ada seorang kakek untuk selamanya. Tetapi seorang dari padamu yang tidak Kulenyapkan dari lingkungan mezbah-Ku akan membuat matamu rusak dan jiwamu merana; segala tambahan keluargamu akan mati oleh pedang lawan. Inilah yang akan menjadi tanda bagimu, yakni apa yang akan terjadi kepada kedua anakmu itu, Hofni dan Pinehas: pada hari yang sama keduanya akan mati. Dan Aku akan mengangkat bagi-Ku seorang imam kepercayaan, yang berlaku sesuai dengan hati-Ku dan jiwa-Ku, dan Aku akan membangunkan baginya keturunan yang teguh setia, sehingga ia selalu hidup di hadapan orang yang Kuurapi. Kemudian siapa yang masih tinggal hidup dari keturunanmu akan datang sujud menyembah kepadanya meminta sekeping uang perak atau sepotong roti, dan akan berkata: Tempatkanlah kiranya aku dalam salah satu golongan imam itu, supaya aku dapat makan sekerat roti."
1Sam.3:2-18 Pada suatu hari Eli, yang matanya mulai kabur dan tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring di tempat tidurnya. Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah. Lalu TUHAN memanggil: "Samuel! Samuel!", dan ia menjawab: "Ya, bapa." Lalu berlarilah ia kepada Eli, serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil; tidurlah kembali." Lalu pergilah ia tidur. Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi. Samuelpun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali." Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya. Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Iapun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu. Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel: "Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar." Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat tidurnya. Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: "Samuel! Samuel!" Dan Samuel menjawab: "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar."
Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Ketahuilah, Aku akan melakukan sesuatu di Israel, sehingga setiap orang yang mendengarnya, akan bising kedua telinganya. Pada waktu itu Aku akan menepati kepada Eli segala yang telah Kufirmankan tentang keluarganya, dari mula sampai akhir. Sebab telah Kuberitahukan kepadanya, bahwa Aku akan menghukum keluarganya untuk selamanya karena dosa yang telah diketahuinya, yakni bahwa anak-anaknya telah menghujat Allah, tetapi ia tidak memarahi mereka! Sebab itu Aku telah bersumpah kepada keluarga Eli, bahwa dosa keluarga Eli takkan dihapuskan dengan korban sembelihan atau dengan korban sajian untuk selamanya."
Samuel tidur sampai pagi; kemudian dibukanya pintu rumah TUHAN. Samuel segan memberitahukan penglihatan itu kepada Eli. Tetapi Eli memanggil Samuel, katanya: "Samuel, anakku." Jawab Samuel: "Ya, bapa." Kata Eli: "Apakah yang disampaikan-Nya kepadamu? Janganlah kausembunyikan kepadaku. Kiranya beginilah Allah menghukum engkau, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika engkau menyembunyikan sepatah katapun kepadaku dari apa yang disampaikan-Nya kepadamu itu." Lalu Samuel memberitahukan semuanya itu kepadanya dengan tidak menyembunyikan sesuatupun. Kemudian Eli berkata: "Dia TUHAN, biarlah diperbuat-Nya apa yang dipandang-Nya baik."
Nubuat nabi Yesaya kepada bangsa Israel tentang kedatangan mesias (Yes.7:14) sudah disampaikan tujuh ratus tahun sebelum firman Allah disampaikan kepadanya, namun demikian Yusuf tetap percaya dan melakukan tepat seperti yang diperintahkan Tuhan kepadanya, hal yang demikian hanya sedikit orang yang bisa melakukannya. Dalam pemikiran orang umum pada waktu itu, tindakan Yusuf tentu dipandang sebagai suatu perbuatan yang amat bodoh dan tidak masuk akal. Demikian pula pada masa sekarang pun orang akan berpikiran yang sama apabila ada seorang beriman yang mau melakukan tindakan iman karena bertemu dengan Tuhan dan mendapat firmanNya. Mereka akan mempertanyakan kewarasan orang itu dan akan mengganggapnya seorang yang sedang mengalami depresi atau orang yang berusaha melarikan diri dari kenyataan hidupnya.
Banyak contoh dalam Alkitab yang menceritakan tindakan-tindakan iman yang dilakukan oleh orang-orang beriman, yang dinilai tidak masuk akal bagi pemikiran orang umum. Diantaranya adalah tindakan Nuh yang membuat perahu yang sangat besar atas perintah Tuhan (Kej.6:13-22), dan tindakan Abram dengan meninggalkan sanak-keluarganya melakukan perjalanan ke tanah yang dijanjikan atas perintah Tuhan (Kej.12:1-4).
Yes.7:14 Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.
Kej.6:13-22 Berfirmanlah Allah kepada Nuh: “Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi. Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.
Kej.12:1-4 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.
Hal Kerajaan Allah seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu. Mat.13:45-46
- sandiputra's blog
- Login to post comments
- 6991 reads
Maknanya mana??
@widdiy...
makna 'Natal' yang saya maksud adalah yang terdapat dalam Mat.1:18-25...yaitu:
Ketika Yusuf mendapat mimpi, ia langsung merespon dengan imannya dan melaksanakan perintah yang diterimanya sesuai firman yang diperolehnya itu. Ini merupakan salah satu bentuk komunikasi satu arah (monolog) dari pihak Allah kepada Yusuf. Allah mau berfirman, karena Yusuf mempunyai hati yang tulus. Demikian pula pada masa sekarang Tuhan mau berfirman kepada semua orang beriman yang mempunyai hati yang tulus seperti Yusuf. Selain melalui mimpi, Tuhan juga berfirman melalui cara lain, yaitu bisa melalui nubuat (1Sam.2:27-36) , bisa melalui pendengaran ( 1Sam.3:2-18), bisa melalui firman dalam Alkitab, atau firman yang disampaikan melalui khotbah di atas mimbar oleh seorang hamba Tuhan.(Mat.4:16-21)
Hal Kerajaan Allah seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu. Mat.13:45-46
@sandiputra, makna natal buat saya
@ sandiputra,makna natal buat saya, adalah bersyukur bahwa Yesus mau lahir di hati saya, dan saya mau Dia tetap tinggal dihati saya. Jadi saya berkomitment untuk selalu menjaga hati saya tetap kudus dan berkenan pada Nya. Hal yang tidak semudah membalikkan telapak tangan saya, perlu proses pembelajaran yang terus menerus dengan meminta bimbingan Roh Kudus senantiasa.
@kardi...
Rasa bersyukur adalah ajaran Tuhan Yesus...sebagai ungkapan terima-kasih atas segala yang telah dikaruniakan Allah kepada kita...dan pak Kardi mengungkapkannya dengan berkomitmen untuk menjaga hati tetap kudus dan berkenan pada Nya...
Pertanyaan yang harus dijawab oleh pak Kardi...apa yang harus dilakukan agar hati bapak tetap kudus dan berkenan padaNya?
Dalam cerita Natal yang diceritakan oleh rasul Matius...kita bisa melihat bagaimana seorang beriman (Yusuf) merespon firman Tuhan nya...sehingga Tuhan berkenan kepadanya...point inilah yang dapat dijadikan teladan dan juga sebagai refleksi terhadap iman kita...apakah kita siap atau dapat melakukannya seperti Yusuf ketika kita juga mendapat firmanNya?...GBU
Hal Kerajaan Allah seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu. Mat.13:45-46