Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Evylia Hardy's blog

Evylia Hardy's picture

Tidak sia-sia aku menceburkan diri

Empat anak termuda berusia satu setengah tahun. Yang lainnya berkisar antara dua sampai dua setengah tahun. Bisa dibayangkan ketika mereka pertama kali berpisah dengan para ibu atau pengasuh. Wuah. Konser, begitu komentar seorang rekan guru. Satu-satunya guru full time yang mengajar di sekolah baru itu, di samping aku yang juga ikut turun mengajar.

Evylia Hardy's picture

Kepala empat

Tiga puluh satu Oktober. Perempuan muda itu mendapati dirinya bersimbah peluh dengan kedua kaki terpentang lebar di sebuah ruang yang kental dengan sapuan warna putih. Untuk sesaat napasnya terasa nyaris putus. Sekali lagi! Sekali lagi! Kata-kata itu terus berdengung memenuhi kepalanya. Tak jelas dari mana asalnya. Dari suster-suster yang mengurungnya, atau dari pikirannya sendiri. Dengungnya bertalu-talu seiring desakan-desakan di rahim yang membuat serasa nyaris jebol!

Evylia Hardy's picture

Stupid cupid ... the divorce

Seorang pemuda berpenampilan menarik dari kota besar berjumpa dengan seorang gadis pemalu yang cantik dari sebuah kota kecil. Layaknya sebuah drama, semua berharap mereka hidup berbahagia selamanya. Sayang sekali ini bukanlah sinema ... inilah akhir dari kisah cinta mereka.

Evylia Hardy's picture

Warisan

"Kamu mau kuberi warisan?"

Hah. Ini nge-tes apa ya? Baru juga pacaran, sudah ngomongin soal warisan. Memangnya aku perempuan mata duitan? Sengaja aku tak menanggapi. Biar saja dia menjelaskan sendiri.

Ada jeda cukup panjang sebelum dia kembali bersuara,

Evylia Hardy's picture

RUMAH (yang belum sempat bikin) PINTAR

Rumah kosong di ujung gang itu tampak merana. Tengok saja pagarnya, entah apa warna aslinya. Yang jelas, karat-karat yang bermunculan membentuk pola polkadot yang tak karuan. Kait pagarnya sudah lama tak berfungsi, siapa saja bisa membukanya hanya dengan sedikit mendorongnya.

Bila sore tiba, ada saja anak-anak kecil yang menguakkan pintu pagar itu sekedar untuk mengejar-ngejar seekor kucing atau sebuah layangan putus. Bau kotoran kucing yang menguar dari sela-sela rumput liar membuat mereka tak pernah betah berlama-lama di situ. Aksi dorong-mendorong pun tak terelakkan sementara mereka beradu cepat keluar. Malang bagi yang terjerembab di rerumputan, hampir pasti ia akan pulang berhias 'ranjau'. Dan pintu pagar itu akan dibiarkan terus menganga sampai ada yang cukup peduli untuk menutupnya.

Evylia Hardy's picture

Bazaar Sekolah Minggu: Kamu duduk manis saja

Dua puluh satu Mei. Jam tujuh lewat sepuluh menit kubelah jalan Majapahit dengan motor hitamku yang kusam karena belum dicuci. Tak perlu tergesa-gesa, bazaar toh dijadwalkan jam sembilan. Pengarahan buat para bakul (penunggu lapak) baru akan dimulai jam delapan.

Evylia Hardy's picture

stupid cupid

A charming young man from a big city met a shy, beautiful young girl from a small town. Just like a romantic play - everyone would love to see a happy ending. Well, sorry to say that it wasn't a play. That's why I'm here to tell you.

Evylia Hardy's picture

... jangan sampai kauluukai hatiiku ... wah, kalo meleset ya dimaapin yaaa

Sayaang, aku tahu .... Ganti channel. Jangan sampai kauluukai hatiiku .... Ganti lagi. Aku resah laluui waktu tanpamu .... Yeee, sama semua. Ya udah, nikmati aja. Tinggal pilih, mau nonton video klipnya atau aksi live-nya. Lagi pada demam Titi Kamal ni. Heee ... si Titi yang lagi penganten baru (cengengesan_mode_on), pake sayang-sayangan melulu (kayaknya aku dulu ga gitu deh, cengengesan_mode_off, sedih_mode_on). Ga pa pa, ga pa pa ... ga semua musti begitu kan (manggut-manggut, menghibur diri).

Evylia Hardy's picture

sayap-sayap mungil untukku

Minggu pagi .... 

“Opa datang!”

Seruan itu bak lonceng merdu di telingaku. Wajah tirus berhias senyum, tubuh kurus terbalut setelan rapi .... Di mataku, inilah cowok paling guannteng seantero dunia!

Aku menyongsongnya sambil bersiap-siap berlabuh di pangkuan lelaki berkacamata itu. Siap berpetualang mengarungi kisah-kisah yang dibacakannya dari majalah anak-anak yang tak pernah absen dibawakannya. Lelaki inilah mentari masa kecilku. Segala yang kukecap terasa manis bila bersamanya.

Evylia Hardy's picture

Tahukah kau, betapa aku mencintaimu

"Baiknya bagaimana ... sepertinya kamu dan anak-anak tidak bisa ikut ke sana."

 Deg! Kedua kupingku berdiri tegak.

"Beasiswa itu tidak cukup untuk menghidupi kita sekeluarga. Mungkin sebaiknya aku tidak usah pergi saja ...."

Seperti ada palu yang dihantamkan ke kepalaku. Satu persatu gelembung asa terbanting pecah. Bye bye, Netherlands. Bye, Germany. Bye, England. Bye, *****. Case closed. Bagiku dan anak-anak.

Evylia Hardy's picture

reptil gemuk itu melotot di atas rokku

"Ooi, sini! Lempar ke Ratna!" "Aaaww! Nggilani aaah!" "Sini, sini! Ke Lilianti!" "Hehh! Ojo thooo! Whaaa!!"

Kecut hatiku melihat satu persatu cewek diplonco menggunakan cicak bule gendut yang dipingpong ke sana kemari. Tampak cowok-cowok terpingkal-pingkal menyoraki para cewek yang ribut mengibas-ngibas rok mereka. Blaik! Ga mungkin menghindar, pintu kelas sudah dijaga sama bodiguard. Belum sempat mikir lama-lama, tau-tau ... plukk! Whaaa ... cicak itu sudah mendarat tepat di pangkuanku!

Evylia Hardy's picture

Jangan takut, Mike ... it's all over

Debu di pinggir jalan mengepul-ngepul ditimpa jejak-jejak sepatuku. Tak seperti biasa, hari ini tak ada hasratku mempermainkannya. Kupacu kaki-kaki kecilku mendahului langkah-langkah nenekku. Tak kugubris omelan nenek yang memintaku berjalan lebih pelan. Yang ada di kepalaku cuma satu. Pulang. Secepat-cepatnya pulang!

Evylia Hardy's picture

Memang kenapa? ga boleh ya

Spurs vs the Blues nanti malam! Yes! Aku mau liat Michael Ballack beraksi! ... Kalau sudah begini, biasanya sulungku nyeletuk, “Mamah kumat, Mamah kumat ...!” Terus si bungsu akan menimpali, “Iya, Mamah kumat yaaa ....” Makanya kali ini aku bersorak dalam hati saja. Bosen dikomentar-komentari.

Evylia Hardy's picture

Aku mau mati saja!

Silet di tangan kananku sudah menyentuh urat nadi berwarna kebiruan yang tampak menonjol menghiasi pergelangan tanganku yang putih pucat. Jantungku berdegup kencang terombang-ambing di antara dua pilihan. Sayat ... jangan, sayat ... jangan, sayat ... jangan, sayat ...!

Evylia Hardy's picture

UMR Mami=65

Doa puasa itu jamak. Puasa senin-kemis, banyak. Naa, kalau yang ini, puasanya berhubungan sama nilai. Jangan salah. Bukan nilai moral. Bukan nilai kemanusiaan. Yang ini nih, nilai sekolah.

Ira (anak klas 1 sd) yang gemuk plus lucu punya mami yang perhatiaaan banget. Asupan makanannya hasil olahan si mami sendiri, biar terjamin gizi n kebersihannya. Bubar sekolah si mami masuk antrean para penjemput setia. Ada kejadian appa aja di kelas si mami tau sampai ke titik koma. Soal pelajaran, ibu-ibu lain belum baca si mami dah hapal luar kepala. Jadi guru privat semua mata pelajaran pun si mami semangat. Pokoknya apa aja deh, beres, buat si anak.

Evylia Hardy's picture

Mimpi yang tak sampai

Waktu kecil aku begitu diam, tenggelam oleh keceriaan dan keceriwisan teman-teman, hingga sering luput dari perhatian guruku. Waktu kecil aku begitu takut untuk protes, hingga sering kebagian yang tidak enak. Kursi berkutu, misalnya. Waktu kecil aku terlalu kelu untuk mengadu, hingga menangis saja bila disakiti, baik fisik atau hatiku.

Evylia Hardy's picture

Ibuku tidak begitu

Kalau ibu digambarkan sebagai sosok yang lemah lembut, apa boleh buat, ibuku tidak begitu. Panjang sabar? Tidak juga. Tanpa pamrih? Standar saja, untuk bersandar di hari tua.

Kalau dengar lagu "Bunda"-nya Melly, aku rasa orang yang punya ibu seperti itu amat, sangat beruntung. Tetapi berapa banyak di antara kita yang beruntung dikaruniai ibu seperti itu?

Evylia Hardy's picture

A poem of love

                        LOVE

love is as red as blood

born from the deep wound in my heart

   once rejected, I learn to accept

   once neglected, I learn to care

love is anything but me

for love is everything about you

 

Evylia Hardy's picture

Bubur kok dikunyah?

"Maem bubur kok dikunyah to? Ayo yang cepet, ditelan aja." Toh anakku tetap saja mengunyahnya sampe jadi apa tau, baru ditelan setelah dia mau. Enam tahun berselang, ternyata sekarang pun ... aku boleh fasilitasi dia apa aja, mendorong dia segencar apa aja, bantuin dia sampe aku dewe habis waktu ... ujung-ujungnya semua balik ke dia.

Evylia Hardy's picture

Luar biasa

Aku ikut persekutuan doa ortu di sekolah anakku. Di sana kami didorong untuk menjawab 'luar biasa!' kalo ditanya. Apa kabar? Luar biasa! Gimana keadaan anaknya? Luar biasa! Gimana, sehat? Luar biasa! Semua ... luar biasa!