Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Penanganan Autisme 4 - Makanan: Karbohidrat

741's picture

Bicara tentang makanan, sebenarnya kita berbicara tentang makanan itu sendiri dan bumbu-bumbu yang menyertainya. Dan tentang makanan, baiklah kita berbicara tentang karbohidrat terlebih dahulu.

Tentu saja kita tidak pernah makan karbohidrat. Kita makannya nasi, bukan begitu? Karbohidrat (karb) adalah apa yang terkandung di dalam nasi tersebut. Nama lain dari karb ini adalah saccharide, yang berasal dari bahasa Yunani "sakkharon" yang berarti gula. Mengapa karb berasal dari kata sakkharon yang berarti gula? Karena karb memang gula. Di dalam tubuh, nasi akan diolah menjadi gula. Satu kali, saya ikut seminar brain gym yang dibawakan oleh Bp Henry Remanley. Saya tidak memiliki hand outnya, saya juga tidak memiliki rekamannya, tapi saya ingat pasti P Henry mengatakan bahwa satu mangkuk nasi itu setara dengan 10 sendok gula pasir! Tapi hanya karena nasi itu esensinya adalah gula, tolong jangan mencampur kopi Anda dengan nasi kalau kurang manis. :)

Ada 4 jenis karb dalam kehidupan kita sehari2, yaitu mono-saccharide (karb yang bersel tunggal), di-saccharide (sel ganda), poly-saccharide (berantai panjang), dan oligo-saccharide (biasanya memiliki 2, 3, atau 4 monosaccharide). Tapi untuk thread ini, kita akan fokus tentang mono dan di-saccharide saja. Kedua jenis karb inilah yang biasanya disebut sebagai gula.

Dalam bentuknya sebagai gula, karb akan merugikan pencernaan kita karena ini adalah salah satu makanan bagi bakteri pathogen. Artinya, semakin kita banyak mengkonsumsinya, maka semakin gemuk pula bakteri pathogen di dalam pencernaan kita. Mereka adalah mahluk kecil yang hanya memiliki 3 tujuan hidup, makan, berkembang biak, dan mati. Semakin banyak makanan, semakin cepat mereka berkembang biak. Dan, percayalah my friend, kita tidak mau ini terjadi.

Ada satu daftar yang disebut GI (glycemic index). Daftar ini memuat makanan2 yang umum (bagi orang Amrik, atau bule lainnya) dan memberi nilai pada makanan2 tersebut. Semakin tinggi nilai yang diberikan, maka semakin jelek makanan tersebut bagi tubuh kita. Nasi, orang Indonesia akan membenci saya karena mengatakan ini, adalah karb yang jelek. Dalam buku yang berjudul Healing Young Brains, disebutkan bahwa sebenarnya kita tidak dianjurkan untuk makan biji2an dan semua yang tumbuh di dalam tanah. Untuk informasi, nilai nasi dalam GI adalah 80 lebih. Cukup tinggi, mengingat kita sebaiknya memilih yang nilainya di bawah 60.

Nasi dulu masih lebih baik daripada sekarang. Nasi jaman dulu masih mengandung serat, vitamin, dan nutrisi lain yang diperlukan tubuh kita. Ini karena dulu kita makan nasi yang tidak terlalu bersih. Maksudnya, masih ada sisa-sisa pecahan kulit yang mau tidak mau kita makan. Di kulit itulah tersimpan nutrisi yang disebutkan tadi. Tapi nasi sekarang, adalah nasi yang benar2 bersih dari kulitnya. Putih dan sangat menarik. Karena nasi sekarang sudah benar2 bersih, maka artinya nasi sekarang ini benar2 murni gula. Tapi siapa yang peduli? Dimakan dengan tempe penyet atau pecel lele dan sambal lalapan? Walla . . . sekarang saja, saya yakin mulut Anda sudah berliur, hanya membayangkannya. :)

Selain nasi, kita juga sering makan tepung dalam bentuknya sebagai mi dan kue atau roti. Untuk masalah ini, di thread sebelumnya sudah disebutkan bahwa bersama dengan tepung yang diolah tersebut sudah tercampur berbagai "chemical cocktail" yang sebenarnya merugikan pencernaan. Belum lagi kalau yang kita makan itu adalah mi instan.

Bagi orang yang memiliki pencernaan yang baik dan yang pencernaannya penuh dengan probiotik, maka memakan makanan seperti itu masih bisa ditoleransi. Tapi bagi anak autis, dimana pencernaan mereka sudah kurang bagus, maka karb yang mereka makan seharusnya adalah karb yang baik, yang masih mengandung serat, vitamin, mineral yang dibutuhkan tubuh.

Untuk nasi, biasanya yang dipakai adalah nasi dari beras yang hanya pecah kulit. Modelnya jelek, dan rasanya juga tidak senikmat nasi putih, tapi fungsi makanan bagi kita bukan hanya untuk menjadi pemuas mulut dan pengisi perut saja. Makanan seharusnya membawa dampak yang positif bagi tubuh secara keseluruhan. Selain itu, beras merah, hitam, dan coklat juga biasanya menjadi alternatif.

Yang penting, karb atau makanan lain bagi anak autis sebisanya adalah makanan yang kita olah sendiri, bukan olahan pabrik. Lebih repot, memang iya. Tapi siapa yang pernah mengatakan bahwa memiliki anak itu tidak repot? Namun demikian, ketika kita melihat bahwa anak kita menjadi lebih baik, tidakkah semua kerepotan yang sudah kita lakukan itu terbayar lunas? You think?

__________________

Autis bukan penyakit, bukan cacat mental, bukan gila, bukan label. Stop using the word autism for jokes. Emphaty, my friend, emphaty.