Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Penanganan Autisme 3 - GFCF Diet, Bebas Gluten Bebas Casein
Selain dari probiotik, hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah makanan yang dimakan itu sendiri. Ini akan menjadi tulisan yang sangat panjang, tapi saya akan berusaha membuatnya sesingkat mungkin dan akan membaginya dalam 2 atau 3 thread. Kalau ada yang tidak jelas, seperti biasa, jangan sungkan bertanya.
Sebelumnya, marilah kita melihat satu pola makan yang banyak dikenal, yaitu GFCF diet, atau makanan yang bebas gluten dan casein. Diet ini dimaksudkan untuk mengurangi asupan gluten dan casein ke dalam tubuh, karena seperti sudah disebutkan sebelumnya, mereka bisa menjadi morfin di dalam otak. Tapi sayangnya, banyak pihak yang berpikir bahwa ini adalah satu2nya diet bagi anak-anak autis. Padahal, yang menjadi masalah bukan hanya gluten dan casein saja, tapi lebih dari itu, yang menjadi masalah adalah begitu banyaknya "chemical cocktail" yang dikonsumsi sehari-hari.
Berbicara tentang gluten, kita berbicara tentang gandum, karena gluten adalah protein yang terkandung di dalamnya. Sebenarnya, kita jarang mengkonsumsi gandum dalam bentuknya sebagai gandum, bukan begitu? Kita jauh lebih sering mengkonsumsinya dalam bentuk yang sudah diolah, seperti roti dan mi. Dan sebelum menjadi mi atau roti, gandum tersebut diolah menjadi tepung terigu. Nah, sekarang mari kita melihat pada jaman dimana gluten dan casein masih belum seheboh sekarang.
Pada jaman itu, produsen tepung mengolah gandum menjadi tepung dan mengirimkannya ke toko-toko. Lalu dia mendapat komplain bahwa tepung buatannya sangat mudah rusak. Begitulah, tepung tersebut lalu diberi "sesuatu" untuk membuatnya lebih awet. Ok, tepungnya memang lebih awet, tapi mudah berubah warna menjadi kekuningan dan itu menjadikannya kurang menarik. Konsumen mau tepung yang putih. Begitulah, sebelum pengiriman selanjutnya, tepung terigu tersebut dicampur "sesuatu" supaya membuat tepung tersebut awet dan tetap putih. Ah, tepungnya memang awet dan putih, tapi sayang gampang menggumpal. Jadi selanjutnya, "sesuatu" yang ditambahkan menjadi bertambah pula, membuat tepung terigu menjadi tetap awet, putih, dan tidak menggumpal. Demikian seterusnya, sehingga tepung terigu yang sampai di toko-toko bukan lagi berisi gilingan gandum saja, melainkan sudah dicampur dengan "sesuatu-sesuatu" tersebut.
Tepung tersebut kemudian dibeli oleh toko roti, dan untuk membuat roti yang enak dan menarik, tepung terigu yang sudah menjadi "gado-gado sesuatu" tersebut, perlu ditambah perasa, pewarna, pengembang, dan bahan-bahan lainnya. Setelah jadi, kemudian roti tersebut dipajang di etalase dan siap kita beli. Itulah "gandum" yang kita konsumsi.
Nah, sekarang, gluten diteliti dan diketahui tidak baik untuk anak autis, maka terobosan dilakukan dengan memisahkan gluten dari gandum. O ya, tentu saja kita bisa melakukan itu dengan teknologi jaman sekarang ini. Glutennya dipisahkan dari tepung terigu. Bagaimana dengan penambahan "gado-gado sesuatu"? Tetap. Sesampai di toko roti, bagaimana dengan penambahan bahan-bahan lain? Tetap. Dan demikianlah, roti yang bebas gluten dipajang di etalase dan siap kita beli. Itulah "gandum bebas gluten" yang kita konsumsi. Harganya tentu saja lebih mahal karena ada satu proses rumit untuk memisahkan gluten. Yummy.
Karena yang banyak diberitakan adalah bahwa gluten itu tidak baik, maka kita secara otomatis merasa aman dengan produk yang bebas gluten.
Diet bebas gluten dan bebas casein, my friend, bukan satu-satunya diet yang harus dilakukan oleh anak autis. Bahkan mungkin saja ada anak autis yang tidak perlu melakukan diet tersebut. Mereka memiliki sangat banyak pantangan yang harus dihindari (yah, namanya juga pantangan, ya memang harus dihindari). Dan untuk mengetahui apa saja yang harus dihindari, maka kita perlu melakukan serangkaian tes, mulai dari tes rambut, faeces, darah, dan juga urine.
Demikian yang bisa saya sampaikan tentang GFCF Diet. Saya akan lanjutkan dengan thread lain. Comments?
PS: Autisme adalah satu topik yang sangat kompleks dan membutuhkan tulisan yang sangat panjang, dan oleh karenanya, saya akan membuatnya berseri. Tulisan saya dimulai dari Apa itu autisme, lalu Penanganan Autisme sesuai dengan urutan angka. Maaf baru sekarang saya sampaikan ini.
Autis bukan penyakit, bukan cacat mental, bukan gila, bukan label. Stop using the word autism for jokes. Emphaty, my friend, emphaty.
- 741's blog
- Login to post comments
- 5067 reads