Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Love Christmas (2)

Marvin's picture


Natal. Christmas. Xmas. Nativity. Noel. Yule. Kenapa kita merayakan Natal? Memangnya ada perintah di Alkitab, “peringatilah hari kelahiran Tuhan Yesus setiap tahunnya?” Bicara soal Tuhan Yesus, kenapa juga sih kabarnya bisa tersebar ke negara Indonesia? Padahal kan kelahiranNya di kota kecil Betlehem, Palestina. Jauh-jauh amat orang mau memberitakannya sampai ke negara kita. Lalu, kenapa juga Natal jatuh di bulan Desember? Memangnya benar tanggal 25 Desember itu Natal?

Kata Natal (portugis) berarti kelahiran. Setiap tahun mungkin kita merayakan Natal dengan makna, untuk memperingati hari kelahiran Tuhan Yesus, sang juruselamat manusia yang berdosa, serta untuk mengintrospeksi diri apakah Tuhan Yesus benar-benar sudah lahir di hati kita dan sudah ada di hati orang lain. Makna ini sudah merupakan inti dari Natal itu sendiri, dan jika dimaknai sungguh-sungguh, memanglah baik.

Tapi, apakah pertanyaan-pertanyaan di paragraf pertama itu pernah kita pikirkan? Kepekaan kita terhadap statement “segala hal dalam rancangan Tuhan yang membawa kepada kebaikan” kadang tidak kita asah. Kita harusnya lebih perhatian lagi, lebih kritis tentang Natal itu sendiri, jangan dijadikan aktivitas rutin saja setiap tahun, bahkan sampai menghilangkan makna Natal dengan berfoya-foya atau berpesta. Terhadap segala hal pun, kita harus kritis. Firman Tuhan berkata “Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.” (1Tesalonika 5:21). Dan yang terpenting untuk keselamatan kita sendiri, UJILAH TUHAN YESUS YANG DI HATI KITA SEKARANG, APAKAH MERUPAKAN TUHAN YESUS YANG BENAR ATAU PALSU. Apakah alkitabiah atau tidak.

Pertama. Ada beberapa aliran gereja yang tidak merayakan Natal. Kenapa? Dengan alasan tidak tertera tuh di Alkitab (bukan alkitabiah), lagipula tanggalnya bukan 25 Desember, tidak ada yang tahu Tuhan Yesus lahir tanggal berapa.

Saya setuju dengan pendapat ini, karena ini memang fakta. Perayaan Natal tidak ada di Alkitab. Tanggal 25 Desember hanyalah tradisi romawi memperingati kelahiran Dewa Matahari bukan Tuhan Yesus. Dan tanggal Tuhan Yesus lahir pun tidak tahu kapan.

Tapi, meskipun begitu, kenyataannya perayaan Natal tetap ada sampai sekarang dan saya ikut merayakannya. Karena ini adalah acara merayakan dan mengingat kelahiran Sang Juruselamat manusia berdosa di dunia dan itu baik (dapat bersyukur atas Anugerah keselamatan). Ya,  makna Natal memang terkandung dalam Alkitab, tentang kelahiran Juruselamat di kota Betlehem yang kecil itu.

Yang penting dari semua tindakan adalah maknanya.  Percuma jika kelihatannya baik dan keren tapi maknanya sama sekali tidak penting / bermanfaat. Tidak ada faedahnya. Sesuatu tidak ada faedahnya jika tidak di dalam KASIH.

Kedua. Berita Tuhan Yesus dapat kita dengar karena ada amanat agung dari Tuhan Yesus sendiri kepada seluruh pengikutNya, maka kisahNya sampai ke telinga dan hati kita di Indonesia ini. Jika saja tidak ada amanat agung, mungkin kisah kelahiranNya di Betlehem akan putus di tengah jalan, dan tidak tersebar ke seluruh penjuru dunia.

Matius 28:19-20

“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." 

Ketiga. Natal bisa jatuh di bulan Desember kenapa? Mungkin masing-masing dari kita memiliki pendapat sendiri. Bila pendapatnya membangun, tentu itu baik. Untuk itu, perayaan Natal jatuh di bulan Desember pasti Tuhan sendiri yang menginginkannya. Segala hal dalam rencanaNya. Lagipula Desember adalah penghujung tahun, tempat dimana orang-orang dapat liburan tahun baru, bersantai, dan Natal di desember, dapat membuat orang mengingat kelahiranNya, dan berkatNya sepanjang tahun yang dilewati. Lalu dapat membuat resolusi (ketetapan hati) untuk tahun depan juga sambil tetap dalam suasana Natal.

Merry little BELATED Xmas~