Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Jakas Itu Namanya

rafiqo's picture

Jakas itulah julukannya

dia itu bodoh

mau aja disuruh suruh

kebetulan dia malas mikir dan memang dia bodoh bin dungu

kerjakan itu kata penindas, ya bos akan saya kerjakan (tanpa banyak mikir)

goblok kamu! Kata penindas, ya bos maafkan saya karna saya tidak paham

si penindas selalu menekan dengan lidah tajamnya, seolah-olah dialah pemilik nyawa si jakas itu

si jakas selalu merasa bersalah dan dia memastikan dirinya akan selalu sesuai dengan apa yang diperintahkan si penindas

hei bodoh, ambil kan aku air mandi! Kata si penindas

ya bos, aku segera datang! Kata si jakas

bodoh banget kau ini, air yang kuminta itu 3 ember, dasar goblok! Kata sipenindas

ya bos, maafkan saya, saya akan ambil 3 ember balas si jakas

oh Tuhan nasibku! Tiap hari begini terus, kapan bisa aku bahagia! Kata si jakas

 

suatu  hari di pasar sijakas mendapati banyak orang beradu pendapat masalah harga sayuran yang baru datang dari desa. Lalu dia ikut nimbrung untuk cari tahu mengapa orang-orang ini beradu argumen tentang sayur itu.

Pedagang A : hei kau pedagang B, kau kira harga ini bisa dipermainkan hah!

Pedagang B : yah kan tadi aku bilang, klo harga sayuran memang lagi turun, ini menurut itung2anku.

Pedagang A : tapi ini kan sudah aku beli, jangan provokatif dong, dasar kau!

Pedagang B : yah sudah, aku kan cuma bilang aja, kok kau ribut sih?

Pedagang A : kau ini bikin resah aja disini, pergi kau! Mentang2 kau tidak memenangkan harga sayur2 ini, makanya kau rusuh!

 

Lama berfikir si jakas yang bodoh bertanya2 dalam hatinya, kok sipedagang A marah2 dikasi tau sama sipedagang B ya? Kok bisa ya?

Waduh bingung aku!, tapi kok sipedagang B itu kan pedagang juga?, kenapa dia santai2 saja karna dia tidak memenangkan harga sayur2 itu. Wah ada yang aneh nih!

Ternyata diam-diam sijakas mengikuti sipedagang B itu kebelakang pasar, HAH!

Dia melihat si pedagang B ternyata dekat dengan cukong2 yang mencoba menggangu kestabilan harga-harga dipasar itu. Wah kurang ajar dia!, pantesan aja sipedagang A marah2.

Menjelang pulang dari pasar dan sambil berfikir2.

Hei ! aku baru mengerti ! si tuan penindas ini memang selalu menindas aku dengan kata-katanya. Kalo si pedagang B kata-katanya agak tenang, tapi tuan penindasku ini kata-katanya pedas dan tinggi tetapi semuanya punya maksud buruk!

Dia selalu bilang aku bodoh, dungu, tolol idiot, kampungan!, goblok!, gak sekolah! dan masih banyak lagi!

Ternyata aku harus waspada dengan kata-kata yang punya maksud buruk dan tidak terpengaruh antara nadanya yang tinggi ataupun tenang TAPI maksudnya, aku harus camkan itu!

Memang tuan sipenindas selalu mengatakan hal itu supaya aku tidak pergi dari rumahnya karna dia tidak kunjung membayar gajiku yang kecil dan sudah tertunda 1 tahun itu. 

Dia selalu berkata, kamu itu goblok, bodoh dan tidak sekolah, siapa yang mau terima kamu kerja! Hah!?

Mulai hari ini aku sijakas, memang bodoh dan tidak sekolah, tapi aku sampai detik ini tetap tegar dan kuat, dibalik kebodohanku itu (kata tuan penindas) aku menemukan sesuatu kekayaanku yaitu tegar dan kuat (istilah orang mbandel). Terimakasih Tuhan aku memang masih punya kelebihan.

Besok pagi aku akan bilang ke tuanku aku akan berhenti bekerja untuk dia, karna dia selalu berkata2 untuk menindasku dan memanfaatkanku. Aku berencana akan usaha jualan sayur dipasar, kebetulan ayahku ada untung sedikit dari jual tanahnya di kampung dan aku kebagian.

Aku harus mandiri!! Aku harus usaha!! Tidak mau ditindas orang!!

Aku harus merdeka!!

Tolong aku ya Tuhan!, AMIN