Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Mengelola atau dikelola uang (bag 2)

Sri Libe Suryapusoro's picture

Jika Anda bisa mengelola uang untuk kepentingan pribadi maka Anda pastilah bisa memulai usaha baru Anda. Jangan tergesa-gesa membeli kebutuhan Anda seperti HP, mobil, dsb. Tahan keinginan tersebut. Biarkan saja orang lain menggunakan HP yang bagus dan Anda tetap menggunakan HP lama Anda. Jangan juga terjebak oleh kenikmatan saat ini seperti nonton di bioskop atau hura-hura lainnya. Rencanakan dengan baik uang Anda supaya Anda menjadi tuan atas uang bukan uang menjadi tuan Anda.

Beberapa buku mengajarkan supaya kita mempunyai uang cadangan minimal empat kali gaji kita. Uang tersebut bisa kita simpan di bank atau dalam bentuk emas. Ini hanya untuk mengantisipasi kemungkinan jika kita di pecat atau jika ada kebutuhan yang sangat mendadak. Jangan investasikan uang tersebut ke suatu tempat.

Kita juga perlu berpikir ulang ketika kita mau membeli sesuatu. Seberapa perlu sesuatu tersebut untuk diri kita? Seberapa sering kita menggunakannya. Jika hanya  dipakai setahun sekali, mengapa kita harus membelinya? Jika masih ada alternative lain mengapa kita harus mengeluarkan uang kita? Begitu juga barang yang kita miliki. Adakah barang yang tidak kita pakai? Kalau bisa dijual, jual saja. Tetapi alangkah baiknya kalau kita kasihkan ke orang lain (supaya bisa digunakan oleh mereka). Atau adakah barang yang tidak efektif? Misalnya HP dari GSM ke CDMA. Lakukan jika memang sudah diperlukan supaya biaya operasional tiap hari bisa murah.

Jika kita pergi ke hypermarket dan melihat ada diskon, harus hati-hati. Apakah barang itu kita perlukan? Misalnya beberapa bulan yang lalu produk unilever tertentu beli dua dapat tiga. Maka saya pun membeli shampoo, sabun, dan keperluan sehari-hari lainnya masing-masing dua sehingga saya mendapatkan tiga. Tidak masalah bulan tersebut pengeluaran cukup besar (Anda bisa menggunakan tabungan tetapi Anda harus menggantinya bulan depan) tetapi bulan selanjutnya akan terasa lebih ringan. Tetapi jangan pula terjebak sehingga Anda membeli sesuatu yang sebenarnya tidak Anda butuhkan.

Hindari kredit. Saya menghitung ada perbedaan besar antara kredit dan cash. Contohnya saja  jika Anda membeli sebuah motor. Harga motor sebesar Rp 10,5 juta, dengan system kredit Anda akan membayar Rp 14 juta-16 juta, tergantung berapa lama jangka waktu pembayaran. Jika Anda masih bisa menggunakan motor yang lama, naiklah motor yang lama atau naiklah sepeda sambil menabung untuk membeli motor tersebut tahun depan. Harga motor selama ini stabil, tahun lalu dan sekarang harga motor masih tetap bahkan cenderung menurun. Karena memang semua barang yang berhubungan dengan teknologi akan mengalami penurunan. Tetapi jika motor tersebut merupakan barang untuk mencari uang (Anda ojek misalnya) Anda harus berhitung lagi. Apakah hasil yang didapat bisa untuk membayar cicilan. Misalnya Anda membeli mobil lalu Anda sewakan ke sebuah rental dan setiap bulan hasil sewa tersebut untuk membayar kredit. Setelah kredit selesai, Anda mendapatkan mobil dalam keadaan lunas. Tapi kalau Anda membeli hanya digunakan untuk diri sendiri (tidak menghasilkan uang) pikirkanlah kembali. 

__________________

Small thing,deep impact