Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Mboke Mul
Tahun 1990an, ketika saya sedang giat-giatnya ikut "pelayanan" di gereja, saya mengenalnya. Saya lupa nama aslinya siapa, tapi kami memanggilnya "Mboke Mul", karena anaknya cuma satu, laki-laki, namanya Mulyono.
Mboke Mul ini janda, cari nafkah dengan jualan sayur keliling, pake "tenggok" (keranjang) yang digendong dengan selembar kain di punggung. Dia bergereja bersama anaknya di gereja kami itu, setelah menerima Kristus yang diberitakan oleh Evangelis di gereja kami.
Ada 2 hal istimewa yang saya ingat dari pribadi Mboke Mul ini. Yang pertama, dia sering "berbahasa roh", dengan bahasa yang berbeda. Kalau "bahasa roh" yg biasa saya dengar ya seperti "labalabalaba...sande...dst.." tapi Mboke Mul "bahasa rohnya" kedengarannya seperti bahasa mandarin. Kata anggota jemaat yang etnis Tionghoa, itu seperti bahasa mandarin, tapi berhubung dia gak bisa bahasa mandarin, ya gak tahu artinya.
Satu hal istimewa lainnya yang saya ingat adalah keinginannya membaca Alkitab. Mboke Mul ini 100% buta huruf, karena gak pernah sekolah. Dia bilang ke saya, pengen banget diajari membaca supaya bisa baca Alkitab. Maka jadilah program "belajar baca Alkitab" yang saya usulkan ke gembala sidang. Program ini khusus untuk lansia yang buta huruf, karena memang ada beberapa anggota jemaat lansia yang buta huruf. Program ini dilayani bergantian oleh muda-mudi yang mau ikut melayani. Salah satunya saya, waktu itu. Dimulai dengan pengenalan huruf alfabet, dan selanjutnya baca Alkitab sedikit-sedikit. Seringkali kami harus menyalin ayat-ayat Alkitab ke papan tulis, karena huruf-huruf di Alkitab yang kami sediakan rupanya terlalu kecil untuk para lansia ini.
Beberapa minggu kemudian, peserta program ini mulai berkurang. Tetapi Mboke Mul tetap setia datang dan makin lama makin lancar membacanya. Satu cara lagi yang saya pakai adalah dengan cara memaksanya membacakan ayat-ayat Alkitab ketika saya bertugas sebagai pembawa firman saat kebaktian rumah tangga (istilahnya "bidston" waktu itu). Di mana saja bidston diadakan, Mboke Mul pasti datang, kecuali kalau sedang sakit. Beberapa bulan kemudian, Mboke Mul sangat lancar membaca Alkitab, walaupun kadang-kadang tanda titik atau koma dilewatinya karena kurang kelihatan.
Suatu hari Minggu setelah kebaktian, saya ingin mengetes kemampuan bacanya. Saya berikan koran, lalu saya minta baca yang tulisannya besar-besar. Mboke Mul terdiam beberapa saat, mengamati koran itu, lalu berkata "aku ora isa Yul". "Lha, pripun to Mbok, njenengan pun lancar maca Alkitab, nggih mestine saged maca sanes-sanese," kata saya. "Tenan Yul, aku ra isa, isaku mung maca Alkitab, aku wis maca Kejadian tekan Wahyu," katanya lagi. Lalu saya tes, saya buka Alkitab, asal buka, lalu saya tunjuk ayatnya, saya minta dia baca. Dan lancar. Saya lakukan berulang-ulang dengan ayat-ayat lain yang saya tunjuk secara acak, lancar... Saya heran...kenapa bisa begitu ya?? Sampai sekarang-pun saya tak habis pikir, kenapa ada orang yang bisa dengan lancar baca Alkitab tapi gak bisa baca yang lainnya. Apa mungkin karena bacaan yang ada di rumahnya cuma Alkitab?? wallahualam....hehehe .
Mboke Mul, sekarang pasti sudah di surga.
Tapi ada yang lebih mengherankan lagi zaman sekarang. Ada orang yang pendidikannya tinggi, mampu berlangganan koran sampai 3 macam, majalah-majalah, novel dan bacaan-bacaan lain. Tetapi ketika acara kebaktian, ditunjuk untuk membaca Alkitab kok cara bacanya kaya anak yang baru lulus TK. Cenunak-cenunuk, bingung nyari ayatnya, setelah ketemu ayatnya blekak-blekuk bacanya...sampai yang dengar gak sabar ngikuti bacaannya....
Mazmur 119:105 "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku".
Gimana mau jadi pelita dan terang....kalau baca aja gak lancar...gimana mau lancar baca...kalau dibuka aja cuma seminggu sekali.....capee deehhh
- widdiy's blog
- Login to post comments
- 4304 reads
Tulisan ini membuat saya tersinggung
widdiy : "Tapi ada yang lebih mengherankan lagi zaman sekarang. Ada orang yang pendidikannya tinggi, mampu berlangganan koran sampai 3 macam, majalah-majalah, novel dan bacaan-bacaan lain. Tetapi ketika acara kebaktian, ditunjuk untuk membaca Alkitab kok cara bacanya kaya anak yang baru lulus TK. Cenunak-cenunuk, bingung nyari ayatnya, setelah ketemu ayatnya blekak-blekuk bacanya...sampai yang dengar gak sabar ngikuti bacaannya...."
Terus terang, tulisan ini membuat saya tersinggung....
widdiy : "Gimana mau jadi pelita dan terang....kalau baca aja gak lancar...gimana mau lancar baca...kalau dibuka aja cuma seminggu sekali.....capee deehhh
Ini membuat saya lebih tersinggung lagi..., karena saya membaca/ membuka kurang dari 1 x seminggu.
@wilefhas62: sorry Bro....
Sorry Bro...saya gak bermaksud menyinggung anda lho....tapi klo anda tersinggung ya bersyukurlah berarti anda masih punya perasaan...hehehehe
kebiasaan
semua tergantung dari kebiasaan seseorang
kalau tidak biasa baca Alkitab, ya pasti akan susah untuk cari alamat kitab ini atau kitab itu ....
ya, intinya sih sebenarnya bukan hanya bisa cari alamat kitab dengan cepat, tapi bagaimana isi kitab itu bisa seseorang lakukan dengan kesungguhan ... ada aplikasi.