Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Matius 15: 21-28

erick's picture

Cerita ini banyak dikaitkan dengan penyembuhan ilahi atau muzijat penyembuhan.


28. Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.


Apakah karena iman itu, lalu Yesus merubah, atau karena iman itu, berempatilah Yesus, lalu Ia melupakan kalimat yang dikatakannya?

24. "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."

Jawabnya tidak. Yesus tidak berubah. Ia tidak pernah berubah. Yang berubah adalah wanita itu. Berubah dari tingkahnya yang berteriak-teriak hingga mengakui keberadaan dirinya. Berubah dari caranya yang percaya buta hingga benar-benar memohon karena benar-benar mengakui hanya Yesus yang mampu tolong.


Hanya Yesus yang memperlakukan wanita sebegitu rupa.

Banyak pandangan penulis mengenai gender dalam kekristenan. Salah satu yang menangkap keunikan Yesus dalam memperlakukan wanita adalah Dorothy L. Sanders. Dalam bukunya Are woman Human? Ia menulis

Mungkin tidak mengherankan bahwa kaum wanitalah yang pertama ada di palungan dan yang terakhir tinggal di salib. Mereka tidak pernah mengenal seorang pria seperti Pria ini – tidak pernah ada lagi pria seperti Dia. Seorang Nabi dan Guru yang tak pernah mengomeli mereka, tak pernah ragu atau memanipulasi atau menggurui; tak pernah mengolok-olok, tak pernah mem­perlakukan mereka seperti "aduh kaum wanita ini. Ya Allah, tolonglah kami!" atau "Para wanita ini, kiranya Allah memberkati mereka!"; Dia yang menegur tanpa omelan dan memuji tanpa menghina diri sendiri; yang de­ngan serius memerhatikan pertanyaan dan argumentasi mereka; Dia yang tidak pernah memilah-milah dunia mereka, tidak pernah mendorong mereka untuk menjadi feminis atau menggoda mereka karena mereka wanita; Dia yang tidak pernah memiliki tujuan yang egois atau martabat pria yang di­khawatirkan yang harus dibela; yang menerima mereka sebagaimana ada­nya dan selalu tidak memerhatikan diri-Nya sendiri. Tak ada tindakan, tak ada khotbah, tak ada perumpamaan di dalam seluruh Injil yang dipertajam dengan memanfaatkan kelemahan kaum wanita; tak ada seorang pun yang bisa menerka dari perkataan dan perbuatan Yesus bahwa ada hal yang "lucu" dalam natur kaum wanita.*

Ada yang tahu bagaimana mengendalikan wanita ketika ia berjuang dan melawan apa saja untuk seseorang yang dicintainya?


Yesus tahu dan ia mampu! Ia mampu mengendalikan bahkan menaklukkannya. Tidak sekedar itu Ia megabulkan permintaannya.


* Dorothy L. Sayers, Are Women Human? (Grand Rapids, Mich.: Eerdmans, 1971), hlm. 47. Untuk pembahasan yang mendalam terhadap Injil mengenai bagaimana Yesus memperla­kukan wanita, lihat Millard Erickson, The Word Became Flesh: An Incarnational Christology (Grand Rapids, Mich.: Baker, 1991), hlm. 577-93.

__________________

Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)