Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Diri-Nya dirimu dan diriku

sandman's picture

Di suatu tempat di sebuah negeri entah berantah, ada sebuah rumah yang ditinggali oleh seorang lelaki bersama seorang anak dari tukang kayu. berdua mereka hidup bersama-sama bertahun-tahun lamanya. Awal pertemuan kedua pribadi terjadi saat si anak tukang kayu mengetuk pintu si empunya  rumah beberapa tahun sebelumnya. si anak tukang kayu bertanya, "bolehkah aku tinggal disini?" si empunya rumah   dengan senang hati mempersilahkan si anak tukang untuk masuk dan tinggal disana, aku yang mengundangmu datang kenapa aku menolak kamu masuk kerumahku?.  Mereka menjalani hari demi hari dengan kegembiraan  dan  kebahagian, layaknya seorang yang lama tidak berjumpa. Hingga suatu hari si empunya rumah merasa bosan dan butuh seseorang untuk menghiburnya. di suatu hari adalah seorang wanita yang mengetuk pintu dengan sebuah senyuman indah di bibirnya. Pikir si empunya," ini dia wanita yang akan memberikan  kepadaku kedamaian dan ketenangan hidup." Mereka hidup bersama-sama dalam waktu yang lama. Tapi apa yang mereka perbuat membuat si anak tukang kayu menjadi sedih, kecewa, dan marah. Hingga di suatu hari si anak tukang kayu ini memporak-porandakn seluruh isi rumah, tembok dan genting di hancurkan. Melihat keaadan yang hancur berantakan si wanita merasa tidak nyaman dan pergi meninggalkan si empunya rumah dalam keadaan sedih, kecewa dan putus asa. Dengan keadaan yang menyedihkan ini pergilah si empunya ke sebuah tempat yang jauh, meninggalkan reruntuhan rumahnya bersama si anak tukang kayu. Di suatu hari pulanglah si empunya ini kembali ke rumahnya, dalam keadaan yang lebih menyedihkan dari sebelumnya, baju compang camping, badan kurus, bau dan kotor. Dia sadar bahwa dirinya telah membuat hati si anak tukang kayu kecewa. Permintaan maaf yang di ucapkan diterima dengan tulus oleh si anak tukang kayu. "maukah kamu bersama-sama aku kembali membangun rumah  ini?" tanya si empunya rumah kepada si anak tukang kayu. "baiklah!" jawab si anak tukang kayu kita bangun kembali bersama-sama. Akhirnya rumah yang dulu berdiri kembali, penuh kedamaian dan ketenangan.

Sayangnya, kedamaian dan ketenangan ini tidak berlangsung lama, karena kejadian yang dahulu terulang kembali, bukan hanya sekali tapi beberapa kali. Hingga si anak tukang kayu berkata sampai kapan kamu akan menyakiti aku dengan sikap dan tindakanmu yang tidak sesuai dengan jalan dan pikiran hatiku. Hingga untuk terkahir kali dihancurkan kembali rumah itu. Kali ini si empunya rumah tidak bisa berkata dan berbuat apa-apa, selain pasrah saat si anak tukang kayu membangun kembali rumah itu. Ketika rumah itu selesai dipanggilnya si empunya rumah, "aku ada kejutan untukmu, lihat lah rumahmu yang baru, bagus kah?". Dilihatanya berkeliling rumah itu, banyak bekas tambalan di setiap sisi rumah. bertanyalah dia kepada si tukang kayu, kenapa begini? jawab si tukang kayu itu semua untuk mengingatkan dirimu akan setiap wanita yang pernah datang ke rumah ini. Lalu kejutanya nya mana?. "baiklah!" ikuti aku seru si anak tukang kayu, sambil berjalan menjauhi rumah ke arah depan. Coba lihat kembali apa yang kamu lihat di rumah kamu? Si empunya kebingungan dengan apa yang dikatakan oleh si anak tukang kayu, apa sih yang dilihatnya. Setelah sekian lama memandangi rumah itu, terlihatlah jelas sebuah bentuk wajah seorang wanita, bekas tambalan di tembok di bentuk menjadi sebuah lukisan wajah wanita yang cantik dan mempunyai senyuman manis. "Lihatlah lukisan wanita itu!"  seru nya, bagaimana menurutmu tanya si anak tukang kayu.
Siapakah dia?  bagaimana kamu tahu tentang dia?  pertanyaan bertubi-tubi meluncur  dari mulut si empunya  rumah. Aku juga tinggal di rumah dia, jadi aku tahu tentang dia.
bisakah aku membawanya kemari? diam tinggal di rumah ini sesuai dengan jalan pikiranmu tanya si empunya rumah. Kita lihat apa yang aku bisa perbuat untukmu, akan kulakukan apapun yang menurutku baik buatmu, jawab si anak tukang kayu.
Baiklah kalau begitu aku akan sabar menunggu disini dan aku akan berlaku setia baik terhadapmu dan terhadap wanita ini. Jika memang dia baik buatku dan buatmu. Jikapun dia tidak bisa tinggal disini kuharap kamu tetep memberiku penghiburan seru si empunya rumah kepada si anak tukang kayu....

__________________