Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Yesus, Aku, dan Metromini

Bayu Probo's picture

Pagi itu, alunan merdu lagu ”Yesus Kau Penghiburku” sedikit mengobati rasa gundah dalam hatiku. Lagu itu bukan keluar dari CD player mobil mewah yang meluncur wah. Lagu itu muncul dari mulut pengamen di Metromini 47 jurusan Pondok Kopi—Pasar Senen.

 

Yap… aku, sebagai salah satu penumpang metromini yang banyak dibenci (tapi dibutuhkan) karena suka ugal-ugalan, sedang berusaha keras menyesuaikan diri dengan cuaca Jakarta. Sebelumnya berusaha sekuat tenaga menghindar mencari penghidupan di kota metropolitan ini. Aku tidak mau berurusan dengan hiruk pikuk ibu kota. Namun apa daya, perjalanan hidup membawaku ke kota sejuta harapan ini. Dan, pagi itu aku duduk di kursi penumpang fiber yang keras dan bersiap menikmati kemacetan selama satu jam sembari mendengar teriakan-teriakan dalam bahasa Toba yang sedikit sekali kumengerti.

 

Dua pemuda lusuh—yang suaranya bahkan pasti tidak bisa dipilih untuk menjadi anggota paduan suara gereja—entah mengapa seperti mengalirkan kesejukan di tengah keriuhan dan kegerahan pagi itu. Jika di waktu lampau  melihat pengamen menyanyikan lagu rohani, pasti terlintas pikiran, “Menyanyikan lagu pujian kok di tempat yang tidak layak,” atau “Motivasinya hanya uang, ia menyanyi tidak sungguh-sungguh.” Namun, apakah dua pemuda itu tidak layak menyanyi atau mereka hanya mengejar uang, tidak lagi tebersit dalam otakku.

 

Sepertinya Yesus hadir di Metromini pagi itu. Dia menenangkan hatiku. Mengingatkanku bahwa Dia selalu ada. Dia yang telah merancangkan kehidupanku, istriku, dan anakku. Dia akan selalu memeliharaku, terutama karena ini adalah bagian dari panggilan hidupku.

 

Sejak dari masa akhir kuliah dalam benakku selalu tergambar hidupku akan berada di desa kecil. Di sana aku akan sibuk membagikan ilmu kepada anak-anak. Di sana aku berharap anak-anak yang tidak punya kesempatan mengecap pendidikan, mendapat kesempatan membuka cakrawala kehidupan mereka melalui aku.

 

Namun, cita-cita itu membutuhkan perencanaan dan persiapan yang matang—setidaknya aku dan keluargaku bisa membiayai hidup kami secara mandiri saat membagikan pengetahuan kepada anak-anak. Dan di tengah perencanaan itu, Yesus mengajakku terjun ke dunia literatur. Dia meyakinkanku bahwa perubahan-perubahan spiritual orang-orang terkasih-Nya sangat dipengaruhi oleh karya-karya literatur. Bahkan Dia pun mengingatkan kehidupan rohaniku pun sangat dipengaruhi karya-karya literatur—Alkitab.

 

Hampir tanpa latar belakang pendidikan bahasa apa pun, aku beruntung masuk ke perusahaan penerbitan di Jogja. Dan sekolah sambil kerja—atau kerja sambil sekolah (tempat kerjaku kugunakan untuk menyerap seluruh ilmu penerbitan, kebetulan ada yang bermurah hati mengajariku) pun kulakoni. Seluk beluk tetek bengek proses penciptaan buku dari mencari naskah bagus (kalau owner mengatakan, “Yang berbau duit.”) sampai pencetakan dan pemasaran pun kutelusuri dan kulahap habis ilmunya.

 

Sayang, konflik internal akibat kesewenangan dalam perusahaan membuatku terpental. Cap subversif pun melekat sudah kepada diriku. Namun, atas pertolongan Yesus aku masih mendapat kesempatan untuk masuk ke perusahaan lain dan menikmati pengalaman baru bekerja di Jakarta.

 

Bekerja di Jakarta berarti meninggalkan seluruh kenyamanan hidup yang selama ini kunikmati. Dalam bahasa kerennya melepaskan diri dari seluruh comfort zone yang kubangun bertahun-tahun sejak zaman kuliah. Meninggalkan seluruh kemapanan dan menghadapi tantangan baru.

 

Walau begitu, jika tiap malam dikerubuti nyamuk, meninggalkan istri dan anak di Jogja, meninggalkan rumah di Jalan Kaliurang yang sejuk lalu tiba-tiba terlempar di kota yang selalu gerah setiap detik, aku bimbang juga. Akibatnya perasaan campur aduk antara marah, merasa bersalah, menyesal, namun terselip pengharapan,  menyeruak dalam hatiku. “Maafkan aku Yesus,” batinku lirih.

 

Mungkin itu sebabnya, Dia menenangkan hatiku di lokasi yang tidak terduga. Tidak di gereja, tidak di ketenangan kamar, tetapi di angkutan umum sesak yang tulisan-tulisan di kaca depannya melambangkan rintihan sopir, kenek, dan para penumpangnya.

 Sayangnya, setelah mendapat kesejukan di pagi itu, tanganku tidak bergerak sama sekali untuk memberi recehan kepada dua pemuda itu. “Begitu kikir,” aku memaki diriku sendiri dalam hati. Dan waktu pun berlalu begitu saja. “Maafkan aku Yesus, malaikat yang Kau kirimkan tidak kuperlakukan layak,” hatiku menangis.

Ari_Thok's picture

Pengamen Lagu Rohani Kristen

Entah mungkin aku yang jarang naik angkot, jadi jarang melihat dan mendengar pengamen menyanyikan lagu kristen. Terakhir kali kudengar adalah pengamen yang mampir di rumah, padahal sangat jarang lho pengamen mampir ke rumah ku. Eh, nyanyi lagu kristen lagi. Terserah deh si pengamen mo punya motivasi apa, yang penting lagu Kristen dan nama Yesus dikumandangkan, yang bisa memberikan pengharapan bagi yang mendengarkan. :)

*yuk comment jangan hanya ngeblog*


*yuk ngeblog jangan hanya comment*

 

__________________

*yuk komen jangan cuma ngeblog*


*yuk ngeblog jangan cuma komen*

noni's picture

Pengamennya Kristen?

Dulu jaman masih jadi anak kuliahan (cie...) di Semarang, aku sering ketemu pengamen yang nyanyiin lagu rohani kristen. Biasanya mereka naik di terminal Bawen. Biasanya juga aku selalu berusaha ngasih uang ke mereka. Aku seringkali bertanya-tanya dalam hati, mereka orang Kristen apa bukan ya? Tapi beberapa dari mereka pakai kalung salib. Btw, menyitir comment Ari_thok, apapun motif mereka (baik secara lagu maupun dandanan), aku yang dengerin lagu mereka merasa sangat terhibur, karena lagu yang mereka bawakan bukan lagu biasa. Rasanya enak aja pas siang bolong yang panas di bis ekonomi yang penuh sesak tiba-tiba ada yang nyanyi : "Betapa hatiku..berterimakasih, Tuhan" (mereka mengubah kata Yesus menjadi Tuhan,tapi tak apalah..). Sekali waktu mendengar lagu kristen dinyanyikan di luar gereja & diluar komunitas Kristen, rasanya oke juga.. ~Jesus love's Us~ 
__________________

Bayu Probo's picture

paguyuban pengamen lagu rohani

kalau ternyata banyak yang senang mendengarkan lagu rohani dinyanyikan pengamen (termasuk aku)... wah bisa diusulkan pada mereka membentuk paguyuban... supaya lagu-lagunya terus up to date
y-control's picture

di jogja

pengamen lagu rohani di jogja kan lumayan sering mas. selain yg memang bertampang pengamen beneran. ada juga yg mahasiswa rame2 gitu, kayaknya dari gereja, entah apa buat cari dana pembangunan gereja, tapi kok rasanya gimana gitu ya.. piye kabarmu mas, aku sik milih2 bos hehehe...
Viesnu's picture

pernah denger

aku juga pernah denger di metro mini P.07 jurusan semper - senen pas di prapatan galur..waktu itu lagi macet - macetnya karena ada pembangunan under pass senen.. ada pengamen gondrong..nyanyi lagu rohani (kristen tentunya)..nah entah kenapa satu metro mini itu ga ada yang ngasih "kolekte"(termasuk gue) eh karena ga ada yang ngasih dia ngomel trus ngomong dengan kata2 yang full sensor..wah dalam hati berkata...gile bener nih bikin malu aja.. eh ada juga loh, ngamen dengan cara memberi kesaksian kasih Tuhan, jadi kaya kotbah gt.. tapi klo yang ini aku lupa,banyak ga yang ngasih "kolekte"..trus ngomel apa ga..

Lovepeace..uenak..

__________________

Lovepeace..uenak..

y-control's picture

ngamen cerpen

ngamen lagu banyak, ngamen khotbah ada, ngamen puisi ada, ngamen baca cerpen kok belum ada ya? baca cerpen sastra yg bermutu gitu, bisa jadi peluang usaha lho hehe..
hai hai's picture

Dulu Saya Sering Ngamen

Waktu SMA dulu kami sering ngamen di Yogya, di Malioboro atau di jalan solo. Kami menyanyi, membaca puisi, juga membacakan cerita-cerita lucu, bahkan menari. Baca cerpen blom pernah tuh. Hasilnya lumayan, untuk beli makanan dan minuman selama kami belajar guna menghadapi ulangan umum. Biasanya kami nongkrong di depan rumah sakit Bethesda. Tepatnya di depan toko buku BPK. di sana ada seorang nenek tua yang buka warung 24 jam.    

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Hanna's picture

hai hai nostalgia.....

 

hai...ngelamunin cerita lama di jogja..kapan maen sini, semasih aku di yogya  mau deh jadi guide mu...heheh tapi kayakna hai hai lebih hapal deh.  jogja belon banyak berubah koq, ngomong2 warung yang buka 24 jam tu sebelah mana ya?....Wink

hai hai's picture

Yogya Sudah Banyak Berubah

Warung itu sudah tutup sejak lama nona. Akhir tahun kemarin aku baru tahu hal itu dan sia sia bertanya kemana ibu itu pindah jualan? Yogya nampaknya mulai menjadi kota asing bagiku. Kalau ke yogya saya pasti akan cari kamu!  

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Bayu Probo's picture

ngamen oh ngamen @Viesnu & @y-control

Pak Viesnu... kalo yang ngamen pake marah-marah walahhhh ya begitulah. buat Y-control... milih bosnya jangan kelamaan. Ikut ke jakarta wae bareng raka... sama aku... ngamen baca cerpen? nanti penumpangnya tidak turun-turun asyik dengerin cerpen
hai hai's picture

Kapan Kapan Kopi Darat Ya Mas Bayu?

Halo mas Bayu, wah ternyata anda satu kebun dengan Indonesia Saram toh sekarang? Saya sering ngadem di lantai bawah untuk menunggu si komo lewat. Lain kali kalau menunggu si komo lewat kita kopi darat yuk? 

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Raissa Eka Fedora's picture

ngamen

wah, ngamen sih aku belum pernah, kalo dimintain lagu rohani sama orang non kristen sering, kata mereka nadanya asik , menenangkan.. apalagi kalau mereka percaya Yesus ya ..
__________________

Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-

Bayu Probo's picture

@Pak Hai hai

oke Pak... kita bisa kopi darat di toko... pas si komo lewat
udalama's picture

solusinya, ya balik naik jalur itu lagi,

 

@Bayu Probo...
 
bolehkah saya mengenal bapak?
 
bapak bayu...
rumahnya mana?
atau dalem’e pundi?
atau aslinya mana?
harapannya kalau komunikasi biar tidak jadi salah paham…
 
ngomong2 tentang salah paham…
saya pengen cerita pak…
orang kristen sering tidak terima…
kalau saya memberitahu/memberikan ayat 1 Korintus 13: 4-7
biasanya mereka bilang,
“apa kamu menganggap aku tidak punya kasih?”
padahal maksud saya tidak begitu lho…
apa bapak dapat memberikan saran pada saya?
 
bapak bayu…
probo itu artinya apa ya pak?
kalau boleh tahu artinya…
 
tentang metromini,
yang saya tahu angkutan dikota ya pak?
 
kalau ingin MENGENAL kota yang masih asing,
menurut saya lebih baik naik angkot/buskota pak...
kenapa? ya kalau dibanding dengan taksi..
ngirit naik angkot pak...
naik kendaraan pribadi?
kalo nyasar bikin pusing pak...
sedangkan naik angkota kalau nyasar,
solusinya, ya balik naik jalur itu lagi,
sambil tanyak-tanyak kondekturnya...
jadi naik angkota itu ngirit tur lengkap...
hehehe
 
tentang bau-bau tak sedap... enjoy aja pak...
lama-lama juga didandani kog... :)
 
 
bapak bayu...
bolehkah saya mengenal bapak?
saya orang kuper pak...
jadi ndak gaul...
 
 
terimakasih, GBU
 
 
 
SUPADOS manawi kawula tuwuk, sampun ngantos selak dhateng Paduka kaliyan wicanten: Pangeran Yehuwah iku sapa? Utawi manawi kacingkrangan sampun ngatos purun nyolong, SATEMAH nyawiyah dhateng asmanipun Gusti Allah kawula.
tenger... Yesus, Aku, dan Metromini.