Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Wanita

Ulah's picture

Ketika berangkat kantor, dalam sebuah radio disiarkan tentang bagaimana menjadi wanita yang "cantik". Dan ketika saya membuka blog di sabda, juga terungkap dalam tulisan Sdri. Jeanny dengan judul seorang istri (http://www.sabdaspace.org/seorang_istri), dijabarkan berbagai ragam kecantikan wanita. Sungguh luar biasa hari ini banyak sekali inspirasi tentang wanita.

Kembali pada siaran sebuah radio di Jakarta, ada sebuah kalimat yang cukup menantang, "Hari gini,... masih tergantung pada inner beauty... kacian deh". Saya coba renungkan, kadang juga agak tertawa. Inilah realita kehidupan saat ini. Tidak cukup orang tertarik dengan 'inner beauty' yang dimilikinya. Ternyata 'outer beauty' pun masih lebih merajai. Dalam Amsal 31 lebih banyak menyatakan inner beauty daripada outer beauty. Memang cukup banyak hal yang dapat dijadikan argumentasi.

Bagi kalangan pengagum 'inner beauty', salah satu alasannya adalah 'inner beauty' tidak lapuk oleh waktu. Biaya untuk membangunnya pun tidak mahal. Cukup dengan kesungguhan dan komitmen yang kuat dari diri sendiri.

Sebaliknya, para pengagum outer beauty, mempunyai alasan kebanggaan untuk berdampingan, berjalan bersama. Pasti orang akan terkagum-kagum dengan penampilan yang aduh hai... dari sang pendamping, bila dibandingkan dengan yang biasa-biasa saja.

Terlepas dari alasan ataupun argumentasi yang ada antara pengagum inner maupun outer beauty, perlu direnungkan bahwa ternyata wanita itu lebih mudah mengikuti sebuah standar yang dapat dibangun oleh suatu komunitas. Kecantikan adalah sebuah relativitas. Kecantikan dari dalam atau dari luar hanyalah masalah sudut pandang. Cantik secara jasmani masih menjadi ukuran yang relatif digunakan dalam masyarakat kita. Lebih banyak orang yang populer karena kecantikannya dibandingkan karena hatinya. Bahkan untuk mempertahankan popularitasnya pun, banyak orang mengejar pembaharuan make-up wajah daripada make-up hati.

Cantik menurut ukuran siapakah yang akan kita bangun? Cantik selera laki-laki, Cantik selera Wanita, atau cantik selera Tuhan. (ha...ha... ternyata Tuhan juga berselera dengan kecantikan. E..it jangan salah kesimpulan dulu ya...). Berdampingan dengan "orang yang cantik jasmani" akan membanggakan, tetapi yang disertai dengan "cantik rohani" akan lebih menyukakan. Namun, banyak kaum hawa yang lebih suka diam dalam jebakan cantik standar pria (CSP).