Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Tiga pemuda yang taat

N.Brady's picture

Dalam Alkitab bacaan“Daniel” tertulis bahwa ketiga pemuda ini hidup pada jaman pemerintahan raja Nebukadnezar di wilayah Babel (Babylon). Mereka adalah pemuda Israel bernama Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang juga dipercayakan oleh raja untuk memerintah di wilayah Babel. Namun pada saat raja Nebukadnezar memerintahkan segala bangsa untuk menyembah patung emas yang dia dirikan ketiga pemuda ini menolak tegas perintah tersebut.   

3:14 berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: "Apakah benar, hai Sadrakh, Mesakh dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu?  

3:15 Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung yang kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?"

3:16 Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.

3:17 Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;
 
3:18 tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."   

Jawaban tegas untuk menolak perintah raja Nebukadnezar untuk menyembah patung/berhala emas tersebut membuktikan bahwa ketiga pemuda ini tidak takut akan hukuman mati yang mereka harus hadapi. Kepercayaan dan iman yang begitu besar kepada Allah yang mereka sembah memberikan kekuatan dalam menghadapi tantangan besar yang mereka hadapi apapun resiko yang harus mereka tanggung. 

Pada ayat-ayat selanjutnya (19-23) mereka dibuang pada perapian yang dilipat gandakan tujuh kali lipat  namun tak sedikitpun api menyentuh/membakar tubuh mereka, sama sekali tubuh mereka tak berbau asap, bahkan mereka terlihat berjalan bebas didalam perapian. Pada saat itu pula terlihat juga seseorang bersama mereka dalam perapian (24-27).

Hal ini membuat raja Nebukadnezar takjub dan mengakui bahwa Tuhan yang mereka sembah telah mengirim malaikatnya bukan hanya untuk menyelamatkan mereka namun juga menghancurkan keangkuhan dirinya (28-30).

Apakah yang bisa kita pelajari dari kejadian ini ? Allah berkuasa atas segalanya. Keangkuhan hati, kesombongan diri dan ambisi pribadi bahkan sampai mengorbankan orang lain adalah dosa di hadapan Tuhan yang menjurus pada kehancuran.

Panas api yang dilipat gandakan tujuh kali lipat dapat menghanguskan tubuh manusia dalam sekejab namun hukuman nyala api yang kekal atas dosa akan menyiksa selamanya siang dan malam tanpa henti (Wahyu 20:10).

Bagaimana sikap orang percaya (pengikut Kristus) pada saat harus mengambil keputusan antara mematuhi Tuhan dan mematuhi keinginan orang lain? Mengorbankan kedudukan/jabatan bahkan mungkin reputasi yang dimiliki untuk dapat mematuhi perintah Tuhan adalah pengorbanan yang harus dilakukan oleh pengikut Kristus. Hal ini sering dipandang dunia sebagai suatu kebodohan namun tidaklah demikian di hadapan Tuhan..

Pada saat godaan datang dan cobaan menyerang kehidupan kita, janganlah kita ragu karena Allah selalu bersama kita. Pada saat kita disudutkan pada situasi untuk memilih sejauh kita bergantung pada kasihNya dalam doa maka hikmatNya akan membimbing kita untuk menjalani situasi yang sulit.  Tuhan Yesus tidak akan mengecewakan mereka yang bergantung padaNya, tidak akan menelantarkan mereka yang  menaruh kepercayaan padaNya dan tidak akan meninggalkan mereka yang mendekatkan diri padaNya.

Pada saat saya menghadapi situasi yang begitu sulit saya berdoa dan percaya bahwa Tuhan akan memberikan jalan yang terbaik bagi saya, walaupun saya tidak bisa membayangkan apa kira-kira yang Tuhan akan lakukan. Pada akhirnya saya menyadari bahwa Dia telah membimbing saya pada jalanNya yang telah Dia sediakan khusus bagi saya.

Sebagaimana Tuhan telah melindungi ketiga pemuda taat tersebut dan juga memberikan kedudukan yang tinggi pada akhirnya, Dia juga yang akan membuktikan bahwa diriNya adalah yang berkuasa lebih dari segalanya, penguasa dan pemerintah dunia.

Hal yang harus kita lakukan adalah percaya, imani dan selalu berdoa serta bergantung sepenuhnya pada kasihNya yang tak akan pernah berakhir dan berpegang pada tanganNya yang sangat  kuat dan tak akan melepaskan kita.

Tuhan berkati

 

 

__________________

Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah ( Roma 8:14)

nisa's picture

random?

kenapa sadrakh, mesakh, abednego diselamatkan tapi stefanus tidak?

jangan2 Allah sekedar maen random aja...?

RDF's picture

BUKAN hanya random

jika saja kita (manusia) yang hanya gambaran dan rupaan dari Kesempurnaan Allah dalam memutuskan sesuatu pada hal-hal yang penting dan pada tingkat urgensinya yang tinggi menggunakan akal, logika dan pertimbangan yang dalam untuk mengambil keputusan dalam menentukan sesuatu apalagi Allah yang serba MAHA, pastilah lengkap dalam pertimbangan, pengetahuan, alasan dan pemikiran dalam menentukan mengapa Sadrakh, Mesakh & Abednego diselamatkan tapi Stefanus tidak. Itu landasan saya menjawab spekulasi nisa pada pertanyaan nekat 'jangan2 Allah sekedar maen random saja' ...

namun saya juga BUKAN Allah dan saya BUKAN nabi Allah karena udah gak zaman nabi lagi jadi saya TIDAK bisa kontak langsung dan tanya-tanya Allah mengapa begini, mengapa begitu. 

saya hanya bisa berspekulasi juga dengan mencoba memahami sifat dan karakter Allah. MUNGKIN ... Sadrakh, Mesakh, Abednego diselamatkan demi harga diri, kejayaan dan pembuktian bahwa Allah Israel adalah MAHA KUASA. Publik dan Raja pada saat itu perlu dipertontonkan KE-MAHA KUASA-AN ALLAH lewat fragmen penyelamatan Sadrakh, Mesakh dan Abednego.

Kalau Stefanus tidak diselamatkan MUNGKIN ... ALLAH perlu membuktikan bahwa Allah dalam pencitraanNya lewat Yesus Kristus adalah MAHA PENGAMPUN lagi MAHA PENYAYANG. Publik dan penguasa pada saat itu perlu dipertontonkan KE-MAHA PENGAMPUN-AN ALLAH lewat fragmen TIDAK diselamatkannya Stefanus.

Itu jawaban spekulasi saya, namun apapun itu ... Allah PASTI punya alasan dan pertimbangan matang dan sempurna. Kita (manusia) sebagai ciptaan turut saja perintah dan kebijakanNya sebagai kawan sekerjaNya di muka bumi ini.

 

Salam 

nisa's picture

my temptation

gue selalu "jatuh ke dalam godaan" untuk menggoda penulis dari blog2 yang bersifat inspiratif; yang hanya menggunakan seperikop ayat untuk memotivasi pembacanya. soalnya, walau gue percaya tujuan si penulis ini baik, gue sering ketemu ama orang2 kristen bodoh yang kecewa gara2 tulisan inspiratif semacam ini.

"koq Tuhan jahat yah ama gue? gue udah melakukan perintahNya tapi balasan nya koq jelek gini? padahal di artikel bla-bla-bla, Dia baik? kenapa Dia pilih kasih?"... sounding2 semacam itu yang sering gue denger dari orang2 kristen karbitan.

ketika kabar tentang Tuhan diberitakan secara separo2... beginilah yang akan terjadi. inilah yang ingin gue challenge dari penulis2 blog inspiratif semacam ini. kabarkan semua, jangan cuma separo2.