Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Selfism Syndrome (2)

Liem Sien Liong's picture

“Sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri,

bukan kepentingan Kristus Yesus” (Filipi 2:21)

 

 

Bacaan hari ini: Filipi 2:19-24.

Self-ism Syndrome (2)

 

            Seperti yang telah kita pelajari hari yang lalu, bahwa self-isme merupakan syndrome yang melekat pada semua manusia yang telah jatuh dalam dosa, bahkan kita yang telah menjadi umat Tuhan pun tidak lepas dari bahaya ini. Jika kita memperhatikan sepak terjangnya, maka self-isme tidak saja “merambat” dalam kehidupan sekular atau dunia kerja, tetapi juga dalam pelayanan sosial maupun gerejawi.  Bagaikan “aktor,” self-isme dapat memakai segala media untuk mencapai keinginannya. Itulah sebabnya, ada sebagian orang yang melakukan propaganda-propaganda sosial, bahkan mendirikan institusi sosial tertentu demi menolong orang yang menderita, tetapi nyatanya justru mereka memanfaatkan penderitaan orang lain untuk mengeruk keuntungan bagi diri sendiri. Misal, ada beberapa institusi bantuan sosial dan penggalangan dana untuk masyarakat korban tsunami Aceh beberapa waktu lalu. Namun setelah diselidiki, ternyata institusi ini hanya mengeruk keuntungan bagi diri sendiri, sehingga mereka harus berurusan dengan polisi. Lihatlah! Betapa “pintarnya” self-isme dalam memakai media yang baik (pelayanan sosial) untuk melayani dirinya? Bagaimana dengan pelayanan gerejawi?

            Sekali lagi perkataan Paulus: “Sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri, bukan kepentingan Kristus Yesus” (Flp. 2:21), harus menjadi peringatan keras bagi kita, bahwa self-isme dapat memperbudak kita, baik itu rohaniwan, majelis, aktivis, maupun pekerja gereja. Jika masing-masing kita terjerat dalam self-isme ini, maka yang terjadi adalah “kita masing-masing mencari kepentingan diri sendiri.” Akibatnya tidak ada kesehatian, sepikir, dan setujuan dalam melayani Tuhan. Itulah yang terjadi dalam pelayanan yang Paulus sedang kerjakan (Flp. 2:20). Coba bayangkan, jika hal ini terjadi dalam pelayanan yang sedang kita lakukan, betapa mengerikan sengketa yang akan ditimbulkannya. Karena self-isme dapat memakai semua media untuk melayani dirinya, maka pertanyaan ini yang perlu kita renungkan, apakah kita sedang melayani self-isme diri kita atau Kristus Yesus, Tuhan kita? Jika kita melayani-Nya, maka kita akan melakukan segala perintah-Nya demi kemajuan tubuh-Nya, bukan mencari kepentingan diri kita.

 

__________________

Dear, my friend

Ang Chen Chen

Mengenai pencobaan Ayub memang seringkali dipandang bahwa Allah sedang bertaruh dengan iblis, namun hal ini tentu akan menimbulkan asumsi yang menakutkan sebab kredibilitas Allah bergantung pada s