Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Menghakimi

Sampah Sorgawi's picture


Bacaa Alkitab : Matius 7:3-4

Nats :” Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu , sedangkan balok didalam matamu tidak engkau ketahui” ( Matius 7:3 )

Di tahun 2002 ( Kalau tidak salah ) , saya datang ke Sidoarjo dan berbakti di sebuag gereja di perumahan Taman Pinang Indah. Suatu ketika gembala memanggil saya bersama beberapa orang. Salah satunya adalah seorang wanita yang berasal dari Jawa Barat. Seorang wanita yang saya kagumi. Dia melayani di singer , kemudian dipercayakan untuk merintis kaum dewasa muda. Kami sering melayani bersama. Suka duka kami lalui dalam pelayanan. Dalam hati saya , saya ingin bisa melayani seperti dia. Sayang talenta yang Tuhan berikan ke saya tidak sebesar talenta yang dia punyai.

Seiring waktu , dia memutuskan untuk kembali ke kota asalnya. Saya sempat merasa kehilangan sahabat baik. Waktu berjalan terus sampai beberapa tahun kemudian dia menikah dan saya sempat menghadiri pernikahannya di Jakarta bersama seorang teman , mantan anggota dewasa muda juga. Saya berpikir mereka pasti jadi keluarga yang ideal di dalam Tuhan.

Setelah itu saya lost kontak sampai sekitar sepuluh tahun. Tanpa sengaja saya berhasil mendapatkan akun facebooknya dan menghubungi dia. Dan saya berhasil mendapat no wa nya. Ternyata dia sudah punya satu anak. Saya lihat foto dia di facebook. Awalnya tidak ada yang janggal sampai suatu ketika , naluri saya berkata tidak ada foto suaminya yang dia pajang. Hanya foto dia , anaknya dan keluarga lainnya. Tapi saya tidak yakin. Sampai suatu hari , waktu masa liburan lebaran tahun 2018 , saya mengirim wa menanyakan dia liburan kemana. Dia berkata pergi ke Jogjakarta dan dia kirim foto liburan ke Jogja. Melihat foto itu , naluriku menyatakan adanya kejanggalan dan saya memberanikan diri menanyakan , mana gambar suamimu ? Dan jawabannya sangat membuat saya kaget. Dia sudah pisah dari suaminya.

Terus terang saya cukup syok mendengar kalimat yang terucap dari mulutnya. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi. Wanita ini pelayan Tuhan , tahu firman Tuhan , tapi bercerai ? Inikah wanita yang pernah saya kagumi ? Tidak tahukah dia kalau Tuhan membenci perceraian ? Apa gunanya ia tahu firman Tuhan ? Apa gunanya dia melayani Tuhan jika berpisah dari suaminya ? Lebih baik ngak usah melayani lagi. Apa gunanya ke gereja. Buang waktu saja. Omong kosong segala teori firman Tuhan yang pernah dia ucapkan di kemas.

Sampai suatu waktu , saya sedang membaca tentang selumbar dan balok ( Matius 7:3-4 ). Saya tiba-tiba merasa malu karena menilai dan menghakimi teman saya ini. Hati nurani saya bertanya kepada diri saya sendiri , apakah saya lebih baik dari dia ? Apakah saya tidak pernah berbuat dosa ? Banyak dosa tersembunyi yang telah saya lakukan. Bukankah semua dosa sama saja. Ujungnya pasti maut. Tidak ada ayatnya yang mengatakan dosa berbohong lebih ringan daripada dosa perceraian. Semua dosa dapat diampuni Tuhan dengan mudah termasuk perceraian. Siapakah saya sehingga saya berhak menghakimi orang lain. Jika saya tidak berdosa , mungkin saya layak untuk menghakimi. Dalam cerita seorang wanita yang kedapatan berzinah dan mau dihakimi sesuai hukum Taurat , Tuhan Yesus  pernah berkata , yang tidak pernah berbuat dosa boleh merajam wanita ini lebih dulu ( Yohanes 8:7 ). Akhirnya tidak seorangpun berani merajam wanita ini. Ini karena mereka sadar bahwa mereka tidak lebih baik dari wanita yang berzinah ini.

Sungguh ini pelajaran kehidupan yang keras. Kita boleh menegur seseorang jika ia berbuat dosa. Tapi janganlah menghakimi dia. Kita belum tentu lebih baik , bahkan lebih buruk. Apalagi kemudian saya dapat informasi tentang suami teman saya ini ternyata selingkuh. Ini tentu sangat menyakitkan hati seorang wanita. Dimana akhirnya dia harus menghidupi anaknya seorang diri. Sekarang saya Cuma bisa berdoa semoga ia diberi kekuatan dari Tuhan , supaya ia kuat dalam mengarungi kehidupan yang keras ini berdsa bersama anaknya. GBU