Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Misi khusus Yesus Kristus: menjadikan manusia sebagai warga Kerajaan Sorga

mujizat's picture

Ketika ditanya: apa tujuan Yesus turun ke bumi menjadi manusia? Beberapa orang menjawab: untuk mati disalib. Ya,.. ngak terlalu salah, tapi kurang tepat. Di zaman tersebut, untuk mati disalib gampang: jadilah penjahat kelas kakap, maka engkau akan dihukum salib. Lalu apa tujuan sebenarnya Inkarnasi Firman Allah ke dunia?

Yohanes Pembaptis yang 6 bulan lebih tua dari manusia Yesus, maka anak Zakharia itu di padang gurun menerima pewahyuan untuk memberitakan pertobatan, karena Kerajaan Sorga sudah dekat. Dia juga mendapat perintah Allah untuk membaptis orang-orang. Banyak orang memberikan dirinya dibaptis sambil mengaku dosa-dosa mereka, beberapa di antaranya kemudian menjadi rasul Yesus. Bahkan Yesus sendiri datang kepada Yohanes Pembaptis untuk dibaptis, tetapi apakah Yesus juga mengakui dosa-dosanya selama atau menjelang dibaptis?

Saya yakin Yesus tidak melakukan pengakuan dosa karena Dia memang ngak pernah berdosa, dan tidak seorangpun dapat membuktikan bahwa Yesus Kristus pernah berbuat dosa. karena itu, pembaptisan thd Yesus hanyalah untuk menggenapi kehendak Allah tentang baptisan bagi mereka yang mau dan sempat menjalani ritual yang merupakan salah satu keputusan Sorga.

Sesudah dibaptis, Yesus memberitakan Injil, dan menyerukan agar orang-orang bertobat, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat.

Lalu mengapa Yesus harus mati sebagai terhukum, sebagai tertuduh atas perbuatan dosa?

Karena selain memang menjadi "jalan hidup" yang sudah diputuskan Sorga (Yesaya 53:1-12) bahwa Mesias harus mati menebus dosa umat-Nya untuk menyelamatkan mereka, maka salah satu alasan kuat yang mendorong rohaniwan-rohaniwan Yahudi kala itu untuk membunuh mati Yesus adalah anggapan mereka bahwa Yesus adalah pemimpin sekte sesat, bahwa Yesus sebagai pelanggar hukum taurat. Itulah anggapan kalangan agamawan Yahudi waktu itu.

Jadi, mengapa Yesus harus mati sebagai yang menjalani hukuman atas kesalahan yang dituduhkan kepada Yesus padahal tuduhan itu salah belaka?

Tidak lama setelah sembuh dari kebisuannya selama 9 bulan, maka imam Zakharia dengan didorong oleh Roh Kudus, dia bernubuat tentang anaknya, yaitu Yohanes, yang akan membuka jalan bagi Tuhan, memberitakan KESELAMATAN YANG BERDASARKAN PENGAMPUNAN DOSA. (Lukas 1:60-selesai).

Lalu nama Yesus yang dimaknai sebagai Dia yang menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka (Matius), maka kematian Yesus hanyalah salah satu yang harus Yesus jalani untuk dapat menyelamatkan umat Yesus dari dosa-dosa mereka, agar supaya setiap dosa dan riwayat dosa yang dilakukan oleh umat-Nya, maka hukumannya dapat dilunasi oleh Yesus Kristus.

Hal yang dilakukan Yesus memang alkitabiah. Yesus tentu menguasai hukum Taurat, yang mengatur undang-undang Allah bahwa tidak ada pengampunan dosa yang gratis. Sebab pengampunan dosa - menurut aturan Taurat - hanya dapat diberikan oleh Allah melalui ritual korban penebus salah atau korban penghapus dosa dengan pencurahan darah binatang. Mengapa binatang? Dan mengapa bukan sembarang binatang? Mengapa bukan monyet atau harimau atau babi atau anjing sebagai binatang yang boleh dipakai sebagai korban penebus salah? Tetapi Lembu, kambing, domba, burung tekukur atau anak burung merpati sebagai korban penebus salah? Karena binatang2 tsb darahnya suci, sebab binatang2 tsb ngak berdosa.

Lalu mengapa Yesus yang memberikan diri-Nya sebagai korban penebus salah umat manusia?

Itu karena Yesus tak pernah berdosa, dan Yesus bukan keturunan Adam, kecuali menurut anggapan orang dari jalur Yusuf, bapak angkat Yesus.

Sebelum memberikan diri sebagai korban penebus salah, Yesus Kristus berkotbah tentang Kerajaan Sorga, Dia mengajarkan hukum-hukum Kerajaan Allah. Yesus juga memberitakan tentang Allah Bapa sebagai saksi hidup yang memahami siapa Allah Bapa itu, bagaimana perangai Bapa, bagaimana karakter Bapa, maka Yesus Kristus memberitahukan manusia tentang siapa Allah itu sebagai saksi hidup. Kesaksian Yesus tentang Allah Bapa tentu berbeda nilainya dengan kesaksian para nabi tentang Tuhan Allah. Karena para nabi dapat "mengenal Allah" sejauh pewahyuan yang mereka terima dan berdasarkan pengetahuan yang mereka dapat dari membaca kitab suci.

Tetapi kesaksian Yesus berbeda, sebab Yesus menceriterakan apa yang Dia ketahui tentang siapa Allah itu.

Jadi, misi khusus Yesus turun ke bumi sebagai manusia adalah untuk "memindahkan" orang-orang dari "kerajaan dunia" yang sudah dikuasai Iblis semenjak kejatuhan Adam dahulu, yakni untuk dipindahkan ke dalam Kerajaan-Nya. Untuk manusia dapat "berpindah kewarganegaraan" ini, maka manusia mutlak harus pertama-tama menerima pengampunan dosa dengan cara-cara yang berlaku sesuai Hukum Kerajaan Sorga. Lalu Yesus mati agar dengan cara itu umat-Nya dapat emperoleh pengampunan dosa.

Kenaikan Yesus ke Sorga pasca sukses-Nya menyediakan sarana pengampunan buat manusia, kemudia diteruskan oleh Roh Kudus yang turun ke bumi melanjutkan misi Yesus dengan menolong manusia untuk dapat dipindahkan ke dalam Kerajaan Allah.

Misi Roh Kudus yang melanjutkan misi Yesus Kristus tak tergantikan dengan agama apapun walau mungkin itu mengaku sebagai agama penutup, tetapi yang secara hakikat tidak sejalan dengan misi Yesus Kristus.

Misi Roh Kudus menolong orang-orang untuk mengenal Allah, untuk mengenal Juruselamat, dan untuk mengenal Roh Kudus itu sendiri, dan misi Roh Kudus akan terus berjalan sampai akhir zaman.

Amin

 

__________________

 Tani Desa

kardi's picture

@mujizat, Yesus mati untuk diriNya

Saya pernah tulis di blog saya 2 tahun y.l.dengan judul Untuk Apa Yesus Mati.

2 Korintus 5:15"Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup,tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka".

Dan pada akhirnya hidup manusia yang percaya ("orang Kristen") hanya dari DIa, oleh Dia dan bagi Dia, (diambil dari komentar  PlainBread), suatu hidup yang dibekati Dia untuk memberkati orang lain.


mujizat's picture

@Kardi, resiko mendjadi benda tjiptaan, pilih jang baik sadja

Maaf baru mampir SS.

Kalau merenung-renungkan Kitab Suci, semisal perjalanan bangsa keturunan Yakub, maka umat Israel hanya dikasih dua pilihan:

1) Taat dan diberkati

2) Tidak taat dan jauh dari berkat, bahkan bisa celaka

Resiko menjadi umat pilihan atau resiko mendjadi benda tjiptaan?

Sepertinja resiko mendjadi benda tjiptaan. Kita memang benda tjiptaan.

Logis, kalau mas Kardi bikin kue, khan pakai duit buat beli bahannya, lalu kuenya gak enak, gak bisa dimakan, anda kecewa.

Nah, manusia dibuat untuk keperluan Tuhan, supaja Tuhan suka dengan keberadaan manusia. Lha kalao manusia bikin djengkel Tuhan, lalu Tuhan marah ja wadjar toh?

Hi hii, ini komen nggak njambung ja?

Tapi lebih aman memang sadhar diri, kita cuma benda tjiptaan, yha mari to, menjenangkan Sang Pembuat.

Shalom.

__________________

 Tani Desa