Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Ketika Tuhan diam

joli's picture

Halaman yang luas, beranda dengan kursi besar yang kokoh, yang tiap sore kududuki sambil menggendong bayi mungilku..(klik "disini")  ku pandangi sekali lagi untuk terakhir kali…

Kulangkahkan kakiku keluar pagar tinggi yang di bangun suamiku untuk mencegahku keluar .. kembali ke masa laluku.. ku lewati pintu dengan mudah karena memang tidak dikunci oleh sang penjaga yang adalah kekasihku. Kulayangkan pandanganku sekali lagi dan kukatakan selamat tinggal … kenangan … indah… namun mengikat...

Ketika sampai di kotaku … tubuhku lelah.. ku cari teman lamaku.. kuingin berteduh dan menetap sebentar untuk mencari kekasihku saudagar dari selatan..(klik "disini")
Ku tunggu kekasihku.. tidak datang juga.. ku tunggu di tikungan biasa tempat pertemuan bisnis saudagar dari semua penjuru.. kekasihku tidak kelihatan juga..

Berhari-hari, berbulan-bulan.. hidupku berjalan.. tidak bisa hanya mencari kekasihku..
Kembali ku berikan tubuhku kepada setiap orang yang membutuhkannya.. tidak seperti yang kubayangkan.. tiada nikmat.. tetapi ada rasa bersalah..
Awalnya banyak yang datang mencariku .. bukan hanya untuk  kenikmatan.. lebih karena keingintahuan mereka.. seperti apa Gomer pelacur pemegang rekor lelang.. (klik "disini")  mereka hanya menemui seorang perempuan yang gamang.. perempuan beranak tiga.. perempuan biasa…

Hari-hariku dalam kebebabasan yang kuimpikan.. bebas melakukan apa saja, bebas bercinta, bebas berpetualang.. adakah aku bahagia ..lepas bebas..
Ternyata.. kebebasan tanpa batas.. juga bukanlah berarti kebebasan.. justru di dalam keterikatan yang suka rela di situ ada kebebasan..

Waktu-waktu berlalu.. kurindukan saat lalu.. saat aku bersama suamiku .. berjubah panjang, selalu pergi menemui tuhannya.. namun selalu kurasakan kasih dan kepercayaannya .. kepercayaan yang pernah kuabaikan dengan kesenangan sesaat..

Ku berjalan mendekat sinagoge bersembunyi di balik tembok untuk melihat banyak orang-orang berjubah seperti suamiku.. cukup sudah hanya melihat jubahnya seakan aku melihatnya..

Malam ketika kusendiri kususuri sepanjang tepi jalan, dingin menyentuh kulit, hanya jubah tipis yang aku punya, kuhangatkan di api unggun yang dibuat pengemis tua.. kuingin duduk menghangatkan diriku..

Orang tua itu melihatku.. sambil memasukkan kayu ke api unggun.. dia bercerita  tentang kehidupan.. dia seorang pelukis yang bisa menggambar.. pekerjaan hina di israel.. karena kepercayaannya tidak boleh membuat gambar yang menyerupai apapun..
Pak tua bercerita tentang cinta.. cinta tak akan kita temukan dalam sosok orang lain, melainkan dalam diri kita sendiri ; kita hanya perlu mambangkitkannya.. katanya.
Namun untuk membangkitkan cinta kita butuh kehadiran orang lain untuk berbagi setiap perasaan cinta… aku hanya mendengarkannya tidak tahu benar tidaknya..
Malam itu pak tua memberiku selimutnya.. dia diberi oleh kawannya katanya..

Persetan dengan pelacuran. Kini aku membencinya, pekerjaan yang menghancurkan jiwaku, yang mengajariku bahwa uang bisa membeli segalanya dan di jadikan pembenaran untuk apa saja. Tetapi meski membencinya aku tetap melakukannya.. bagimana melepaskannya aku tidak tahu..

Malam-malam ketika tidak ada yang membeli tubuhku.. sering aku berjalan ke tepi jalan tikungan tempat pak Tua membuat api unggun, sambil tetap mengintip pintu rumah tuhannya bangsa Israel, seandainya bisa melihat punggung Hosea suamiku..
Hari itu aku di beri pak tua bungkusan berisi selimut dan pakaian tebal untuk musim dingin.. diberi  secara rutin oleh sahabatnya katanya..

Bulan berganti bulan tibalah saat berganti tahun.. seperti biasa setahun sekali ada lelang budak dan “putri penghibur”.. aku ingat bertahun-tahun lalu aku pernah memenangkannya.. kembali teringat hosea pria berjubah yang membeliku dengan harga tertinggi..
Malam ini.. aku lelah … kuingat Hosea suamiku pernah mengajariku sembahyang kepada tuhannya. Entah mengapa malam itu aku ingin berdoa kepada allahnya hosea..
Tuhan apabila engkau ada.. biarlah besok ciptaanmu yang hina ini boleh ada yang menebus di pasar lelang.. aku berjanji akan taat dan mengabdi sebagai budak kepada pembeliku, aku akan tunduk dan ikut menyembah allah pembeliku.. aku sudah lelah..

Keesokan  hari kudandani wajahku, aku pakai pakaian yang di beri pak Tua.
Lelang sudah dimulai ketika aku datang.. saat tiba giliranku.. aku maju naik tangga satu persatu tanpa berani mengangkat wajahku.. Gomer.. mulai ditawarkan.. ada yang menawar 5 perak, lalu kudengar suara 6 perak, di tawar kemabli 7.5 perak, suara yang sama lagi tetap menawar diatasnya menjadi 10 perak,  ketika ada yang menawar 11 perak, suara yang sama untuk ketiga kalinya menawar 15 perak dan 1.5 homer jelai. Setelah itu tidak ada suara lagi.. kuangkat sedikit kepalaku untuk melihat siapa suara yang tiha kali menawarku.. hatiku bergejolak, kakiku gemetar ketika kutahu siapa penawarku siapa penebusku.. dia adalah pria berjubah bertahun-tahun lalu, pria yang setiap malam kurindukan tanpa berani berharap..

Ketika ditanya mengapa dia menawarku 15 syikal perak dan 1.5 homer jelai.. dia menjawab.. itulah semua uang yang ku punya saat ini.. mendengar jawabanya hatiku kembali bergetar.. ku ditebus dengan seluruh uang yang dia punya..

Dia membawaku pulang, memberi baju tebal untuk melindungi dari dinginnya musim. Malam itu dia berkata kepadaku : “Aku mencintaimu namun aku tidak akan bersetubuh denganmu, sampai tiba waktunya nanti” kudengarkan apa yang dikatanya, seperti janjiku dalam doaku ketika aku minta kepada tuhannya hosea minta seorang penebus yang membeliku dan aku akan taat seperti budak kepada tuannya.

Ku mulai hari-hariku dengan bersama-sama suamiku, dia mengajari-ku berdoa, dia mengenalkan kepadaku kepada seorang nenek tua yang adalah tabib yang tinggal dekat rumah ibadah hosea.

Bersama nenek aku belajar tentang hidup. Nenek mengajariku melakukan segala sesuatu dengan seluruh jiwa dan rasa, seperti ketika aku melihat nenek membersihkan tempat obat dan daun2 ramuan dengan hati-hati. Setiap sore nenek membersihkan dengan kain sambil berbicara seolah setiap benda sahabatnya. Nenek juga mengajari memilih domba dan burung merpati untuk korban, meski dulu aku pernah belajar, tetapi dengan nenek berbeda, dia bilang jangan hanya pilih berdasarkan syarat umur, tetapi juga perhatikan setiap sayapnya, matanya, seluruh badannya apakah dia sehat dan sempurna untuk dipersembahkan demikian juga ketika memilih domba, perhatikan kesempurnaan phisiknya sehingga kamu mempersembahkan bukan hanya sesuai peraturan tetapi kamu memberikan yang terbaik dan sempurna untuk tuhan allahmu. Lakukanlah segala sesuatu dengan segenap akal, sgenap hti dan segenap jiwamu seperti untuk tuhan allahmu, katanya. Demikian juga ketika kamu mendidik anak-anakmu..

Di rumah aku melakukan pekerjaan sehari-hari seperti yang nenek ajarkan, terkadang suamiku juga  bersamaku memberitahu cara-cara dan adapt istiadat keluarga yang harus aku lakukan sebagai istri. Dia sangat baik, kasihnya nyata setiap harinya.. tetapi suamiku tidak pernah sekalipun berusaha untuk menjamahku.. Dia diam..

Ketika aku rindu kepada suamiku.. tidak berani aku ungkapkan .. termasuk dengan isyarat tubuhpun..
Nenek mengetahui kegundahanku.. kuceritakan isi hatiku kepadanya..
Setiap persatuan tubuh tidak bisa dilakukan kapan saja, masing2 punya waktu dan siklus biologis dalam diri kita, untuk mewujudkan cinta dan persatuan tubuh yang sempurna harus menunjukan waktu yang sama. Jika kalian menjalani hidup ini dengan rasa syukur dan total maka kalian akan merasa nyaman sepanjang waktu dan tidak tergantung pada persatuan tubuh. Dan ketika pada waktunya kalian benar-benar bercinta, maka perbuatan itu adalah ungkapan gejolak cinta yang meluap secara alamiah menyambut panggilan alam…Tunggulah pada waktunya semuanya akan indah.. kata nenek.

Aku pulang dan menjalani hari-hariku, mendidik anak-anak-ku sehingga mereka semua mempunyai hati yang tulus dan taat seperti bapaknya, dan mempunyai kecerdasan seperti ibunya.. ku ingin mereka dikenal dan dipanggil Ruhama untuk anakku perempuan dan Ami untuk anakku lelaki..

Suatu hari ketika sore kami duduk diteras, memandang halaman yang luas, dan awan hitam tanda akan hujan.. suamiku mendekatiku, melihatku tidak seperti biasanya, dia bilang sore ini aku nampak berbeda..
Dia bercerita sahabat-sahabatnya, ada sahabat tua yang selalu bercerita kepadanya tentang cinta, sahabat dekat yang kurang beruntung sehingga dia menjadi pengemis yang selalu tidur di jalan di tikungan dekat tempat suamiku beribadah.. setiap menjelang musim dingin seringkali suamiku memberi selimut dan pakaian.. aku teringat pak Tua sahabatku juga, yang memberkan selimut dan baju hangat kepadaku..
Aku cerita kepada suamiku.. dia bilang dia tahu bahwa aku sahabat pak Tua dan suamiku tahu kebutuhanku sehingga dia juga yang mengirim selimut dan baju kepada pak tua untukku.. hatiku terharu ketika mengetahui cinta suamiku kepadaku tak pernah padam.. dia memperhatikan aku padahal kusangka dia diam…
Hari ini suamiku memeluk-ku.. ada damai dan nyaman.. ketika kutanyakan kenapa selama ini suamiku diam.. dia menjawab : aku mencintaimu, menebusmu dan mengharapkan hal sama denganmu.. aku menunggu engkau mencintaiku dengan rela..
Aku jawab : “aku belajar mengasihinya, dan sekarang aku mengasihi dan mencintainya, ajarilah aku menjalani hidup tetap di dalam cinta.. “
Sekarang .. saat ini..di dalam cinta dan atas nama cinta, juga dalam waktu siklus cinta yang sama.. saat ini kami berpelukan bahagia..
benar kata nenek bila tiba waktunya semuanya sangat indah..
Aku ucapkan terimakasih kepada tuhan allah suamiku.. atas kebahagiaan sejati yang kudapat hari ini..

The end

Ketika Tuhan diam .. sebenarnya Tuhan tidak diam
Menunggu kita berbalik, menunggu kita belajar mengasihiNya..
Tuhan tidak diam, Dia mengasihi kita  mengetahui setiap kebutuhan dan memberi keperluan kita ..
Tuhan hanya memberi waktu… untuk kita mencari Dia.. dengan caraNya..

Ketika Tuhan “diam”.. tetap carilah Dia
Ketika Tuhan “diam”.. tetaplah gigih melakukan kehendakNya
Ketika Tuhan “diam”.. janganlah kita diam..

Ketika Tuhan Diam.. ini adalah tulisanku terakhir tentang Gomer.. yang diilhami dari kitab Hosea.. dari sudut pandang Gomer (Joli)

=========================================================

Hosea 3

Berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis."
Lalu aku membeli dia bagiku dengan bayaran lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai.
Aku berkata kepadanya: "Lama engkau harus diam padaku dengan tidak bersundal dan dengan tidak menjadi kepunyaan seorang laki-laki; juga aku ini tidak akan bersetubuh dengan engkau."
Sebab lama orang Israel akan diam dengan tidak ada raja, tiada pemimpin, tiada korban, tiada tugu berhala dan tiada efod dan terafim.
Sesudah itu orang Israel akan berbalik dan akan mencari TUHAN, Allah mereka, dan Daud, raja mereka. Mereka akan datang dengan gementar kepada TUHAN dan kepada kebaikan-Nya pada hari-hari yang terakhir.

--------------------------------------------------------------------------------------------------

Seri I "Aku seorang pelacur"

Seri II "Aku ingin selingkuh"

Seri III "Cinta adalah Perbudakan"

Seri IV "Ketika Tuhan diam"

 

Debu tanah's picture

Happy ending story

Joli menulis: Ketika Tuhan “diam”.. tetap carilah Dia Ketika Tuhan “diam”.. tetaplah gigih melakukan kehendakNya Ketika Tuhan “diam”.. janganlah kita diam.. Deta komentar, Sebuah akhir cerita yang indah, seperti yang Allah kehendaki! Tepat sekali Joli, apa yang Joli katakan diatas itulah yang perlu dilakukan manusia. Bila kita sesat, kemudian berbalik kepadaNya, Dia tidak akan menolak kita. Sama seperti Bapa selalu menantikan anaknya yang hilang. Bapa sabar menanti anak yang hilang hingga muak dengan dosa-dosanya sendiri! Bapa akan selalu menyambut anaknya yang hilang dengan sukacita! Demikianlah Allah “membiarkan” manusia mencari jalannya sendiri. Jangan menyalah-kan Allah terhadap keadaan diri sendiri. Bukannya Allah tidak mau menolong, tapi Allah menunggu niat dari diri sendiri untuk mau berubah, Allah menunggu pertobatan sejati! Sayangnya tidak semua cerita berakhir indah, banyak anak yang menikmati dosa-dosanya sampai mati, dan banyak anak yang lain lagi tidak percaya bahwa bapanya akan menerima dia kembali! Banyak anak yang hilang tidak mau merendahkan diri dihadapan Bapa yang di Sorga. Sungguh menyedihkan!
__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

joli's picture

@Deta.. takut tetapi tidak takut

Deta: 

Sayangnya tidak semua cerita berakhir indah, banyak anak yang menikmati dosa-dosanya sampai mati, dan banyak anak yang lain lagi tidak percaya bahwa bapanya akan menerima dia kembali! Banyak anak yang hilang tidak mau merendahkan diri dihadapan Bapa yang di Sorga. Sungguh menyedihkan!

------------------------------------------------------------------------------------------------

Terkadang dan seringkali aku juga takut datang kepadaNya ketika aku berdosa, tidak berani menyapanya, tidak berani memandangNya.. tidak berani berdoa.. Justru ketika Tuhan diam seringkali aku juga diam..

Aku mempunyai patung tuhan yesus yang sengaja aku pesan dari teman ku seorang pemahat dari lereng gunung merapi.. aku pesan patung yesus tanpa muka.. ketika dia tanya kenapa.. pertama karena yesus bisa dalam muka siapa saja (ada yesus di dalam orang2 yang kutemui setiap harinya) dan alasan kedua adalah.. supaya aku berani nekad datang kepadanya.. ketika aku tidak berani melihat wajahnya karena aku berdosa..

Aku seringkali mengingatkan diriku sendiri untuk takut berbuat dosa tetapi tidak takut datang kepada Tuhan untuk mohon pengampunanNya

 

hai hai's picture

Hosea Nabi Allah – Cinta

Diamku adalah cinta
diamlah

Gomer binti Diblaim
cinta

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak