Menyimpang
Artikel saya kali ini agak sensitif dan mungkin harus saya cantumkan “untuk kalangan sendiri” agar saya terbebas dari masalah (walau sebenarnya saya sendiri tidak merasa keberatan dengan masalah yang ditimbulkan oleh tulisan-tulisan saya yang dinilai ironis dan nyeleneh). Ya, setelah saya pertimbangkan, akhirnya saya memutuskan untuk memasukkannya ke web, tidak sekedar menjadi catatan di notes saya.


Kota kecil itu hanya berjarak 1 jam bermobil dari kota besar. Tetapi penduduknya sedikit, bahkan makin sedikit karena mereka berangsur-angsur pindah ke kota besar. Penyebabnya adalah kota ini terletak di atas perbukitan kapur yang gersang setelah hutan jati di sekitarnya habis ditebang. Tak ada penghasilan bagi penduduk yang tersisa kecuali panen padi setahun sekali karena sawahnya hanya mengandalkan air hujan. Kota itu terancam bangkrut dan lenyap dari peta negara.