Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Indahnya Hidup ini

Andreas Priyatna's picture

Indahnya Hidup Ini


Malam minggu terakhir di bulan Februari yang lalu saya berencana untuk nonton film, kebetulan ada film baru yang ingin saya tonton. Saya agak terkejut ketika sampai di theatre, karena antriannya sangat panjang, namun karena memang saya sudah niat banget pengen nonton, maka saya pasrah saja ikut mengantri. Antrian panjang seperti itu katanya sudah menjadi sesuatu yang biasa, karena malam itu adalah malam minggu dan baru habis gajian. Lagi bete-bete nya mengantri, tiba-tiba bahu ada yang menepuk. “Mau nonton apa nih?”. “Nonton itu…tuh”, kata saya sambil menunjuk ke banner yang ada di pojok dekat loket. “Kamu?”, tanya saya. “Sama lah…, hm…, boleh joint yah…?”, tanyanya dengan antusias. “Boleh..., biar saya saja yang ngantri, kamu berapa orang?”. Dia tersipu malu, sambil mengacungkan jari telunjuknya yang lentik. Obrolan kami terputus sementara, karena saya harus memilih seat dan membayar tiket masuk.

 

Kami melanjutkan obrolan tadi yang terputus sebelum kami masuk ke theatre. “Eh…, kemarin saya nggak sengaja…, lagi browsing…, nemuin tulisan kamu di blog nya Sabda…, nggak nyangka bagus juga rupanya tulisanmu”, begitu sanjungnya. “Akh…,  biasa aja…, saya lagi coba-coba menulis koq…, eh…, tulisan yang mana?”, tanya saya, “Judulnya apa?”. “Itu…, yang ada perjuangan-perjuangan nya deh!”, sambungnya lagi.

 

Ooo…, tulisan yang itu…, Hidup adalah Perjuangan adalah tulisan paling akhir yang saya posting di Sabdaspace. Ternyata tulisan itu ada juga yang tidak sependapat dan katanya hidup yang saya tuliskan di situ sepertinya sangat monoton karena hidup hanya untuk fight doang…, berjuang dan berjuang terus sesuai dengan Firman Tuhan. “Lho…, apakah ada yang salah dengan hidup seperti itu?”, kata saya. “Memang sih nggak ada yang salah…, tapi kayanya hidup seperti itu monoton dan juga nggak ada variasinya”, sambungnya lagi. Well, sepertinya saya sudah mulai bisa memahami sedikit apa yang dia maksudkan. Kami masih melanjutkan obrolan seputar hidup tersebut sampai ada announcement “Pintu theatre 3 telah dibuka……dst”.

 

Jadi singkatnya begini…, di dalam menjalani hidup ini kita semuanya harus berjuang untuk mencapai suatu keberhasilan, karena tidak ada keberhasilan tanpa perjuangan dan pada saat kita berjuang itu jangan lupa mohon pimpinan Tuhan, mohon agar Tuhan juga ikut campur tangan di dalam masalah hidup kita, mohon Tuhan agar menyertai dalam setiap usaha yang kita lakukan agar berhasil dan lain-lain sesuai dengan keinginan masing-masing setiap kita.

 

Nah…, di dalam perjalanan perjuangan tersebut, kita harus peka untuk bisa merasakan kasih sayang Tuhan pada kita, campur tangan Tuhan dalam masalah kita, pertolongan Tuhan di dalam hidup kita dan segala sesuatu yang di luar kemampuan akal kita. Apabila kita melatih kepekaan ini, maka kita akan dapat merasakan “semua” yang Tuhan telah berikan pada kita,  di saat itulah kita akan dapat merasakan indahnya hidup, kita akan merasakan begitu indahnya hidup bersama Tuhan.

 

Banyak hal-hal kecil di dalam kehidupan ini yang luput dari perhatian kita, dan kita tak pernah menyadarinya bahwa semua itu adalah merupakan pekerjaan tangan-Nya. Sebut saja misalnya pada hari minggu pagi turun hujan yang cukup lebat, di dalam hati kita ada terbetik kata-kata “Ya..., Tuhan kenapa pagi-pagi begini harus turun hujan…?, padahal saya mau kebaktian”. Tanpa terucap dan tanpa kita sadari kata-kata tersebut sudah di dengar Tuhan, maka seketika itu pula hujan yang tadinya turun sangat lebat mendadak berhenti.

 

It is a miracle..., yes, it’s a miracle…, but we don’t know it, tapi kita tidak mengetahuinya, tapi kita tidak peka dan tidak pernah menyadarinya bahwa itu semua adalah hasil karya Tuhan. Coba kalau kita peka…, kita dapat merasakan pertolongan Tuhan yang datang tepat dan indah pada waktunya. Setiap hari kita akan dapat merasakan berkat dan kasih sayang Tuhan. Betapa indahnya hidup ini.

 

Roma 6:23b  karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

 

 

Maret 2010