Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Hambatan Ketaatan

Purnawan Kristanto's picture

Tidak Mengenal Tuhan
Musa dan Harun menghadap Firaun untuk menyampaikan pesan dari Tuhan bahwa Firaun harus membebaskan bangsa Israel. Apa reaksi Firaun? Dia berkata: "Siapakah TUHAN itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi"(Keluaran 5:2). Karena tidak mengenal siapa yang memberi perintah, maka Firaun enggan melaksanakan perintah tersebut.
Kalau kita tidak mengenal orang yang memberi perintah, maka kita akan ragu-ragu, atau bahkan menolak melaksanakannya. Jika tiba-tiba ada orang yang tidak Anda kenal memberi perintah, “Tunjukkan tanda identitasmu!”, tentu Anda bertanya-tanya dalam hati, ”Siapa sih orang ini? Main perintah saja!” Tapi jika Anda lalu mengenali bahwa orang ini adalah petugas yang berwenang, maka Anda akan menaati perintah ini. Demikian juga, jika kita tidak mengenal Allah, maka kita akan mengalami hambatan untuk taat kepada-Nya.
 
Tidak Mau Mendengarkan dan Melakukan Perintah Tuhan
Dalam 2 Raja-raja 18, diceritakan Salmaneser, raja Asyur, menyerang dan mengalahkan Israel. Dia lalu mengangkut orang Israel ke dalam pembuangan ke Asyur dan menempatkan mereka di Halah, pada sungai Habor, negeri Gozan. Mengapa Allah membiarkan ini terjadi? Karena bangsa Israel ”tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allah mereka, dan melanggar perjanjian-Nya, yakni segala yang diperintahkan oleh Musa, hamba TUHAN; mereka tidak mau mendengarkannya dan tidak mau melakukannya” (2 Raja-raja 18:12). Bangsa Israel dihukum Allah karena tidak mau mendengar dan melaksanakan perintah Tuhan.
 
Tidak Cermat Membedakan Suara Tuhan
Dalam 1Raj 13:1-34, ada seorang nabi yang disebut ”Abdi Allah”, yang mendapat perintah untuk mengucapkan nubuat di depan raja Yerobeam. Dia telah menjalankan tugas itu dengan baik.  Dalam perjalanan pulang, Allah melarang Abdi Allah ini untuk makan roti atau minum air. Alllah juga melarangnya pulang melalui jalan yang sama dengan jalan semula.
Raja Yerobeam yang ketakutan pada nubuatan, berusaha melunakkan Abdi Allah dengan membujuknya mau singga di istana untuk disenang-senangkan dan diberi hadiah. Dia menolak tawaran ini dengan tegas.
Tapi lalu ada nabi tua yang mengejar Abdi Allah ini. Nabi senior ini mengajak Abdi Allah untuk mampir ke rumahnya. Yuniornya semula sudah menolak ajakan ini karena dia telah mendapat perintah yang jelas dari Allah. Namun sang nabi tua tidak putus asa. Dia memerdayai yuniornya dengan membohongi bahwa dia juga mendapat perintah dari Tuhan supaya menjamu Abdi Allah.
Abdi Allah memercayai begitu saja perkataan seniornya. Dia tidak menguji lebih dulu, apakah perintah tersebut berasal dari Tuhan atau tidak. Akibatnya, Abdi Allah ini mendapat teguran keras dan hukuman dari Allah.
 
Melebihi yang Diperintahkan
Dalam perjalanan menuju tanah terjanji, ketika sampai di Mara dan Meriba, sekali lagi umat Israel kekurangan air. Mereka bertengkar dan mengeluh (Meriba:”keluhan”) kepada Musa dan Harun. Kakak beradik ini lalu berpaling kepada Yahwe.
Yahwe memberi perintah kepada mereka untuk ”memerintahkan” batu karang supaya mengeluarkan air. Tapi apa yang dilakukan Musa? Bukannya melakukan persis seperti yang diperintahkan Allah, Musa malah lebih dulu mengajukan pertanyaan kepada bangsa Israel: "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?" (Bil. 20:10). Dengan menggunakan tongkatnya, Musa lalu “memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali” ( ay.11). Akibatnya, Allah memutuskan bahwa Harun dan Musa tidak akan masuk tanah Kanaan.
Berkaitan dengan ketaatan, Heinrich Arnold [Discipleship] menulis demikian: Ketika Yesus mengutus dua murid untuk mengambilkan keledai tunggangan pada Minggu Palma, mereka tidak punya tugas lain yang lebih penting daripada di dunia ini daripada mengambilkan keledai. Jika ada orang yang berkata kepada mereka, ”Kamu dipanggil untuk melakukan hal-hal yang lebih besar; siapa pun dapat mengambilkan keledai”, dan mereka tidak mengambilkan keledai, maka mereka tidak taat. Tidak tugas yang lebih besar pada saat itu bagi mereka, daripada mengambilkan keledai bagi Kristus. Bagi saya sendiri dan bagi setiap individu, saya berharap bahwa kita akan melaksanakan setiap tugas, besar atau kecil, dalam ketaatan ini. Tidak sesuatu pun yang lebih besar daripada ketaatan kepada Kristus [purnawan]

__________________

------------

Communicating good news in good ways

jesusfreaks's picture

KREATIF

Mungkin gak ya, ke kreatif an kita juga merupakan hambatan ketaatan ?

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-

__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

Purnawan Kristanto's picture

Bisa Nggak, Bisa Ya

 Bisa nggak, bisa juga ya. Tergantung apakah ego orang yang kreatif itu sudah ditundukkan di bawah kaki Kristus atau belum. Orang yang taat tidak selalu berarti orang yang nggak kreatif. Bukankah begitu?

 

__________________

------------

Communicating good news in good ways

jesusfreaks's picture

@PK : Melebihi/Mengurangi bisa masuk kreatif toh ?

Point ke empat mungkin bisa dibilang kreatif kali ya...

 

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-