Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Farisikah?

Yenti's picture

 " Ternyata gampang sekali bagi kita untuk jatuh ke dalam keadaan seperti orang Farisi " setelah membaca buku “12 Penyembuhan Bagi Orang Farisi ( seperti saya )”, karangan John Fishcer.

Merasa diri benar akhirnya menghakimi sesama

Manusia punya kecenderungan demikian karena natur manusia memanglah demikian. Untuk diri kita berdoa “Tuhan, saya mengaku sebagai orang berdosa, itu adalah hal yang sangat gampang.” Untuk berkata kepada orang lain ”Saya tidak lebih baik dari kamu”, dengan kata-kata agar kelihatan sebagai orang yang rendah hati, itupun tidak terlalu sulit. Tapi untuk benar-benar mengakui bahwa diri kita adalah orang berdosa dan berubah dari keberdosaan, itu adalah hal yang paling sulit.

Setiap manusia mempunyai standar sendiri dalam kehidupannya. Kadang kadang standar tersebut seolah membuat kita punya kecenderungan menghakimi sesama saat apa yang dilakukan orang lain tidak sesuai dengan standar yang kita tetapkan sendiri. Kita seolah menjadikan standar kita sebagai suatu kebenaran. Kita menjadikan diri kita sendiri sebagai hakim dan orang lain menjadi terdakwa. Satu tindakan yang sangat-sangat menyenangkan:). Saat kita menghakimi sesama, kita akan merasakan diri benar dan hebat. Saat melihat orang yang kita pandang lebih rohani dari kita melakukan kesalahan, kita akan senang. Akan muncul satu pemikiran penghiburan diri :”Ternyata masih banyak orang-orang rohani yang lebih berdosa dari saya.”

Istilah Batu Sandungan

Di sisi lain, ketakutan orang Kristen menjadi batu sandungan bagi orang lain pun kadang-kadang mengakibatkan dirinya hidup di dalam “Topeng Kekristenan”. Kita takut untuk memperlihatkan wajah sebenarnya dari setiap wajah kita. Akhirnya muncul Istilah “ Kerohanian dipenuhi dengan kemunafikan”. Segala tindakan keagamaan akan kita lakukan hanya sekedar agar diri kita tidak menjadi batu sandungan buat orang lain.

Kita ingin selalu dinilai baik

Penilaian orang lain benar-benar menjadi bagian dalam diri kita. Seringkali , kita menggunakan kata-kata dengan hati-hati, melakukan segala sesuatu dengan hati-hati agar menimbulkan kesan orang lain yang baik terhadap kita. Kita telah dididik dalam satu kehidupan yang melihat penampilan luar yang terlihat. Image...Image yang baik... terbentuk sedemikian rupa di dalam kehidupan kita. Penilaian orang lain sangat-sangat berdampak besar di dalam kehidupan gerejawi.

Apakah ini kemudian berdampak, ketakutan orang yang mengaku diri Kristen untuk menjadi orang-orang yang sangat rohani di dalam gereja?  Mungkin bisa, karena kecenderungan untuk menjauhkan diri dari Seorang Farisi .

Banyaknya pengetahuan Alkitab

Aktifnya dalam segala kegiatan gerejawi

Tidak pernah akan mengubah seseorang...

Hanya hati...hati...hati......

( Akhirnya jadi keren deh istilah ini:... "Yang penting hati mbok, jangan jadi orang munafik, Masih mending g, kagak jaim:p Buat apa hanya baik di gereja, tapi parah di luar gereja "  menjadi satu penyelesaian kita untuk membenarkan diri sendiri juga")

Berharap kita semua, boleh menjalani segala kegiatan gerejawi dengan motif yang benar. Belajar, belajar dan selalu belajar. Diproses, diproses menjadi suatu pribadi yang lebih baik:).

 

ebed_adonai's picture

@yenti: rumit..

Mbak Yenti menulis:

"....Kita selalu ingin dinilai baik..."

Itulah rumitnya mbak. Alamiah kalau orang ingin selalu dinilai baik. Bagaimana kalau sebaliknya, kacau bukan?

Tapi kalau kebangetan memang ujung-ujungnya cuma jadi kamuflase belaka ya?..

Shalom!

(...shema'an qoli, adonai...)

__________________

(...shema'an qoli, adonai...)

Peacefull's picture

Farisi

Salam kenal Mbak Yenti,

Saya setuju dgn apa yg dituliskan, hal ini memang sering terjadi, bahkan menjadi trend akhir jaman, krn setiap orang mengganggap dirinya yg paling benar, & yg lainnya salah.

Benar spt ketika Tuhan Yesus dihakimi oleh orang Farisi (ahli-ahli Taurat) Biasanya yg spt ini adalah orang2 yang pandai, cerdas bahkan guru besar agamawi yg mengandalkan segenap pengetahuan Alkitabnya & selalu berusaha untuk tampil menjadi spt seorang pahlawan Rohani pembela Kebenaran, padahal Tuhan Yesus  tidak perlu dibela, karena Tuhan kita adalah Tuhan yg hidup yg perkasa, & yang membela serta menghakimi berdasarkan perbuatan kita. Hati-hati...Jangan sampai terbalik... 

Yang terpenting bagi kita memiliki kerendahan hati dan mau dibentuk. Ingat ..!! tanpa disadarinya..., seseorang yg selalu ingin menyandung saudaranya akan dipakai iblis menjadi kesombongan Rohani & menjadi celah bagi iblis si jahat untuk masuk dan mengacau balaukan & memecah belah, menghancurkan Tubuh Kristus ....Sadarlah dan berjaga-jagalah lawanmu si iblis, berjalan keliling sama spt singa yg mengaum-aum 1 Petrus 5:8.

Saya berdoa agar semakin banyak Mbak Yenti-mabak Yenti yg lainnya, yg mau dibentuk dan hidup dalam pimpinan Roh Kudus yg nyata memiliki buah-buah Roh dalam hidupnya. Tuhan memberkati...

Anak El-Shadday's picture

mbak yenti..

biasanya saya juga kayak "farisi" hantam sana, hantam sini..

tapi setelah ada temen yang bilang "lama-lama omonganmu nylekit ya??" saya mulai coba introspeksi, saya jadi sering bertanya ke temen-temen "nurut kamu jeleknya aku dmn", banyak yang sungkan-sungkan njawabnya, tapi lama kelamaan saya jadi tahu, saya ga seharum hidung saya menangkap.

but the one who endure to the end, he shall be saved.....

__________________

but the one who endure to the end, he shall be saved.....

Purnomo's picture

Topeng kesalehan

 

Penilaian orang lain benar-benar menjadi bagian dalam diri kita. Seringkali , kita menggunakan kata-kata dengan hati-hati, melakukan segala sesuatu dengan hati-hati agar menimbulkan kesan orang lain yang baik terhadap kita. Kita telah dididik dalam satu kehidupan yang melihat penampilan luar yang terlihat. Image...Image yang baik... terbentuk sedemikian rupa di dalam kehidupan kita. Penilaian orang lain sangat-sangat berdampak besar di dalam kehidupan gerejawi.

 

Saya temperamental. Payahnya, setelah selesai sekolah, pekerjaan yang saya dapat adalah penjual. Seorang salesman tidak boleh temperamental. Waktu mengunjungi toko-toko, saya terpaksa bersikap sabar, murah senyum, ramah, tidak tersinggung menerima omelan pelanggan, demi mempertahankan kelangsungan penerimaan gaji tiap akhir bulan walaupun saya mengalami penderitaan akibat konflik batin. Inilah yang disebut keramahan profesi. Bukankah itu juga yang dilakukan oleh para teller beberapa bank yang dulu tidak gemar tersenyum? Apalagi bila kita datang menjelang jam makan siang. Cantik seperti boneka barbie tapi bisu dan tuli.

 

Keramahan profesi ini akhirnya saya bawa ke rumah karena Alkitab tidak melarangnya. Kalau istri mengomeli saya padahal saya tidak bersalah, ah daripada ribut lebih baik ia saya anggap seorang pelanggan yang sedang sensi. Trick ini berhasil menenangkannya. Juga akhirnya terbawa ke gereja. Saya sering menegur rekan sepelayanan dengan canda agar mereka tidak sakit hati.

 

Waktu menulis komen di atas saya ingat sepotong kisah dalam “Racun 100 Hari” seperti yang saya kutip di bawah ini.

 

Dalam “The Happy Hypocrite” Max Beerbohm bercerita tentang seorang bangsawan durjana bernama Lord George Hell, pria tidak senonoh dan bermoral bejat. Ia jatuh cinta dengan seorang gadis yang saleh, dan demi mendapatkan cinta gadis itu, ia menutupi sosoknya yang angkuh dengan topeng kesalehan. Gadis itu tertipu dan menjadi pengantinnya, dan mereka hidup bersama dalam kebahagiaan sampai seorang wanita jahat dari masa lalu George yang kelam muncul untuk membuka kebobrokan yang dikenalnya dalam diri pria itu, dan menantangnya untuk melepaskan topeng itu. Maka dengan sedih, karena tidak memiliki pilihan lain, ia melepaskannya. Dan, astaga! Lihatlah, di balik topeng kesalehan itu terdapat wajah dirinya yang telah menjadi orang saleh sejati, karena ia mengenakan topeng itu dalam kasih.   (Frederick Buechner – Telling the Truth)

 

Salam.

 

Debu tanah's picture

@ Yenti & Purnomo, bukan Farisi..

Salam,

Apa saya bilang, kl Purnomo komentar, pasti memberi wawasan & inspirasi. Terima kasih Mas Purnomo!

Saya setuju dengan Mas Purnomo, apa yang digambar kan Mas Purnomo dalam komentar di atas, begitulah proses bagaimana orang Kristen menjadi orang saleh.

Roma  7:18 Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.

Apakah bila saya menahan diri itu Farisi namanya? Tidak lho! Apakah apa yang ada dalam hati PERLU selalu kita ungkapkan / lampiaskan? Wah itu tidak bijak sama sekali. Betapa banyaknya KESULITAN yang akan ditimbulkan bila kita selalu mengungkapkan apa yg ada dalam hati. Bisa kesulitan bagi kita sendiri atau menyakiti orang lain!

Tapi yang penting adalah kita mau mengakui bahwa kita ini orang yang berdosa, bisa saja kita orang yang pemarah/ tidak sabaran, dsb. Tetapi bila kita mau memohon belas kasih Tuhan, lambat laun tapi pasti kita akan berubah!

 

Roma

7:24 Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?
7:25 Syukur kepada Allah!
oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
 

 

__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

hai hai's picture

Walau dipuji Setinggi Langit

Nona Yenti, walau dipuji setinggi langit, namun kita tahu siapa kita sesungguhnya.

Banyak orang mengingatkan agar saya tidak menjadi batu sandungan. Kepada mereka saya selalu berkata, biarlah mereka kesandung. Orang yang kesandung adalah orang yang tidak memperhatikan jalan ketika berjalan. Mereka berjalan sambil mendongak, memamerkan dadanya yang bidang datar dan dagu mereka yang tidak berjenggot. Mungkin pula hal itu terjadi karena otak depan mereka yang kecil sekali sehingga tidak mampu mengimbangi berat otak belakang.

Hanya sekali kita hidup itu pun akan segera berlalu, kenapa menjalaninya dengan main sandiwara?

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Huanan's picture

@Yanti

Memang benar apa yg dikatakan anda bahwa Kita seolah menjadikan standar kita sebagai suatu kebenaran. sebenarnya kita semua masih dalam masa pembelajaran dalam menjajaki kebenaran. kebenaran manusia itu relative dan bisa berubah2. tapi kebenaran yg datang dari Tuhan adalah mutlak. be humble in front of GOD, let Holy Spirit guide us. Pernah ada pengakuan dari seorang Pdt yg  mengatakan bahwa Kotbahnya sekarang dan yg beberapa tahun yll beda jauh. Dulu sering sering mengajarkan jemaatnya dgn menggunakan bahasa roh, dsb.. Akhirnya Ia sudah mulai berubah, yg dulu di anggapnya benar ternyata sekarang tidak benar, Tuhan telah memberikan perubahan besar dalam dirinya.

GBU 

__________________

Huanan

erick's picture

Farisi

Jatuh menjadi seperti farisi? sering bgt!

Neee (*celingak-celinguk ke kantor boss)


Sekarang gw sedang tebak2 buah manggis kesetiap orang yg dateng kegw dengan senyum, memberikan kemudahan ini itu. Apa yg mereka mau dari gw atau tempat kerja gw! (*berbisik)

 

Gw ga masalah dibilang somse, karena emang gw harus jaga jarak ama orang itu agar kaca aquarium gw ga pecah. Ini masalah keselamatan hidup bo! Mana lah mungkin setiap saat harus pesen aquarium baru. Gw harus mempertahankan keutuhan aquarium tempat gw hidup. (*sedih mode on)

 

Mengenai batu sandungan, rasanya harus ada perbaikan jalan karena gw selalu menjadi orang pertama yang tersandung! Selalu begitu. Nah kalo gw terjatuh, orang dibelakang gw akan ikut tersandung dan jatuh - yang artinya gw juga sebagai batu sandungan bagi yg lainnya toh!- (* pengakuan jujur)

Oh....betapa farisi atau Oh betapa bukan farisinya aku

__________________

Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)

DAN-DAN's picture

Farizzzzziiiiii...

Saya ini penggemar BebekPanggang...anda semua tau tho yang namanya BebekPanggang? masa gak tau sihhhh...

Pertama saya tuh gak tau apa sih sebenernya arti FARISI itu. saya bertanya2 dalam hati,,,hari berganti hari, bulan berganti bulan. Lalu tibalah momen dimana ada satu kejadian dan pengalaman yang membuat saya menjadi mengerti apa sebenarnya FARISI itu...  begini ceritanya

Waktu itu saya makan BebekPanggang lalu tiba2 saya dengar lagu yang agak lumayan lama lah bisa dikategorikan lagu "agak old song" yahhh sekitar dari era taun '80 an lahhhh... Nah karena adik saya itu lahir di era '90 an jadi dia gak tau itu lagu siapa yang bawain dan judul nya apa. Saya sebagai pemusik tentu tau karena itu lagu yang terkenal dan saya beberapa kali membawakan nya.

Adik saya yang penasaran itu bertanya kepada saya dan....

Adik: Koh, itu lagu apa sih? kok bagus yah? kok saya gak tau

Saya: Ya tentu kamu gak tau itu kan lagu era '80 an, kamu blum lahir.

Adik: trusss..itu judul nya apa?

Saya: itu judul nya BARCELONA atau sering orang bilang CINTAKU DI BARCELONA.

Adik: ohhh...gitu yah. siapa yang nyanyi?

Saya: itu si Faris RM.

Adik: FARIS RM yang mana?????

Saya: ituuuu... siiii Faris..siiiii Faris yang penyanyi itu, si Farissss masa kamu gak tau sih??? si Farisss..si Farissss yang pencipta lagu terkanl pinter maen Keyboard.

Seketika saya terhenyak!!!!!!!!!!!!!! terdiam!!!!!!!!!! membisu!!!!!!!!!!!!....

aku berpikir dalam benak ku dan merasa dalam sanubari ku...  OOOOHHHHHH...ternyata ini toh yang namanya FARIS.. SIIII...FARISSSS..SIII FARIS yang terkenal ituuuu ahhhhhhhhhhh masa kamu gak ngerti seh udah baca tulisan ku iniiiiiii....?????????

AKHIRNYAAAAA...TERJAWAB SUDAH PERTANYAAN KU SELAMA INI.

 

DAN-DAN

 

saya suka bebek panggang...

__________________

Saya Suka Bebek Panggang...