Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Ditinggikan Dari Bumi Menyatakan Kematian Anak Manusia

big blind's picture

dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.  Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati. Yohanes 12:32-33

 

Ditinggikan dari bumi,
Dapatkah saudara memandang salib sebagai peninggian? Atau apakah saudara justru memandang salib sebagai beban, bukannya kemuliaan? Kita hanya dapat memandang salib sebagai kemuliaan jika kita memiliki pandangan yang benar-benar baru atas segala sesuatu. 

Salib adalah penghukuman bagi pelaku kejahatan di zaman Romawi, bagi mereka yang oleh pemerintah Roma dinilai sebagai pemberontak. Mereka itulah orang-orang yang akan disalibkan - para pemberontak yang menentang kekaisaran. Salib adalah bentuk dari hukuman mati dan penghinaan yang paling buruk. Tidak ada yang lebih rendah lagi daripada mereka yang dijatuhkan hukuman mati lewat salib pada zaman Romawi.

Bagaimana mungkin penghinaan ini dipandang sebagai pemuliaan? Saudara hanya bisa berpikir seperti ini setelah pikiran saudara sudah benar-benar berubah dan menjadi serupa dengan cara Tuhan menilai sesuatu. Apa yang mulia bagi dunia merupakan hal yang rendah di mata Allah. Tahukah saudara akan hal itu?

Dalam ilmu Kristologi, kita tidak bisa menggunakan cara yang sama dalam penelaahan Injil Sinoptik (Matius, Markus, Lukas) dan Injil Yohanes. Kita tidak bisa melihat hal-hal yang berdampingan dari kedua jenis Injil tersebut. Penulis Injil Yohanes mencatat: Ketika Anak Manusia ditinggikan, itulah saat kematian-Nya. Hal ini tidak bisa kita lihat secara paralel dengan Injil Sinoptik walaupun bercerita dalam konteks yang sama. Gaya bahasa yang digunakan jelas sangat berbeda.

Anak Manusia telah menyelesaikan kehendak Bapa saat Dia mati. Pekerjaan-Nya telah selesai di kayu salib. Dia datang bukan untuk memamerkan kuasa kebangkitan-Nya kepada dunia, Dia datang untuk mati bagi dunia agar kamu memperoleh hidup. Apa yang hina di mata manusia, adalah mulia di mata Allah. Disinilah letak perbedaan pola pikir dunia dengan Allah. Kebangkitan-Nya menjadi kemuliaan di mata manusia sedangkan di mata Allah kemuliaan itu terletak pada kematian-Nya.

Injil Yohanes tidak menggunakan gaya bahasa yang sama seperti tiga Injil Sinoptik. Penulis Injil Yohanes berusaha mengungkapkan makna “ditinggikan dari bumi” sebagai kemuliaan Yesus di mata manusia. Sebab makna “kemuliaan” di mata manusia memiliki kualitas yang membuat orang tertarik. "Apabila Aku ditinggikan," kata Yesus, "Aku akan menarik semua orang kepada-Ku. Apakah manusia tertarik kepada Yesus jika Dia berakhir di kayu salib? Anda tidak akan mau datang kepada-Nya jika anda hanya melihat kematian-Nya di kayu salib. Itu artinya ketika Yesus mati disalibkan anda tidak akan mau datang kepada-Nya. Tapi ketika Yesus ditinggikan dan dimuliakan oleh manusia barulah anda bersedia datang kepada-Nya. Mengertikah anda sekarang maksud ditinggikan dari bumi?

Kemuliaan di mata Allah,
Jika dunia melihat salib sebagai simbol penghinaan yang terendah di mata manusia, Allah justru melihat sebaliknya. Jadi berhati-hatilah jika saudara dimuliakan oleh dunia ini. Firman yang dituliskan di Lukas 16:15  seringkali menyentak hati saya setiap kali saya merenungkannya:
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.

Apa yang mulia bagi dunia justru itu yang dibenci dan terlihat menjijikkan di mata Allah. Cara penilaian-Nya bertolak belakang dengan cara penilaian dunia. Jika kita rumuskan dengan kalimat yang lain, apa yang dipandang hina oleh manusia, adalah mulia di mata Allah. Itu sebabnya Yesus berkata kepada para muridnya, "Ketika orang memfitnah kamu atas kesaksianmu, ketika mereka berbuat jahat kepadamu, ketika mereka menganiaya kamu, pujilah Allah akan hal itu, karena itulah hal yang telah mereka lakukan juga kepada para nabi." Pujilah Dia. Bersukacitalah. Berbahagialah kamu jika semua hal itu terjadi atasmu. Dapatkah anda memiliki sikap hati seperti ini? Saya mendapati bahwa hal itu sulit. Tak satupun dari antara kita yang senang mendengar jika ada orang lain menyampaikan hal yang buruk tentang kita, khususnya jika kita tahu bahwa kita sudah berusaha setia akan tetapi kemudian kita difitnah. Kita tidak suka akan hal itu. Perasaan itu muncul karena cara berpikir kita masih belum berubah. Cara berpikir kita masih belum diubah. Kita belum memiliki cara penilaian Allah. Kalau sudah maka ketika Anda dianiaya oleh orang-orang yang anda kasihi, ketika mereka mengatakan hal-hal yang buruk tentang anda, anda akan bersyukur kepada Allah karena hal tersebut. Hal ini merupakan peristiwa yang meninggikan di mata Allah. Suatu cara berpikir yang revolusioner.

Apakah ada orang yang mengaku telah “meninggikan” Yesus? Bangsa Yahudi menghasut, pemerintahan Romawi memberi keputusan, prajurit melaksanakan. Siapa yang bisa disalahkan? Bukan bangsa Yahudi yang meninggikan Yesus, karena kewenangan itu ada pada pemerintahan tertinggi. Romawi sebenarnya memiliki kuasa untuk membatalkan kesalahan yang fatal itu. Namun oleh karena takutnya pada orang banyak keputusan itu tetap dilaksanakan.

"Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?" Yohanes 5:44

Kita tidak bisa percaya karena cara penilaian kita masih belum berubah. Biarkanlah Allah mengubah pola pikir kita. Jika kita mengenal Allah yang hidup, kemuliaan duniawi tidak akan memiliki nilai apa-apa bagi kita. Ini yang saya rasakan. Saat orang-orang memuji saya, rasanya seperti menuang air di punggung bebek. Malahan, saat orang-orang memuji saya, saya justru merasa takut. Saya takut karena saya tidak tahu apakah saya sedang berada di jalur yang benar dalam hubungan dengan Allah. Saya takut dipuji. Saya lebih suka jika Allah saja yang menganugerahkan kemuliaan bagi saya. Dan saya belajar untuk menerima dengan penuh sukacita, penghinaan dan segala kesalahapahaman dari dunia, dan tetap bersyukur kepada Allah untuk hal itu. Karena itulah yang dialami oleh Tuhanku.

Mengapa salib itu meninggikan adalah karena salib merupakan ungkapan tertinggi dari kasih dan kuasa Allah. Renungkanlah satu fakta ini: Allah lewat Kristus mengubah alat penyiksaan yang mengerikan ini menjadi simbol kemuliaan. Dia telah mengubah simbol yang mengerikan ini menjadi simbol yang begitu indah sehingga bahkan para wanita sekarang senang mengenakannya di leher mereka, dengan bahan giok dan emas dan entah apapun itu. Dia telah menjungkir-balikkan nilai benda ini. Dia mengambil apa yang sangat dibenci dan menjadikannya sangat indah. Sebaliknya, manusia selalu melakukan hal yang bertentangan.

 

Ketika anda menderita, difitnah orang, Allah begitu dekat dengan anda. Ingatlah hal itu. Ketika anda sedang menikmati saat-saat yang menyenangkan, saat anda menerima hormat dari orang lain, anda mungkin sering mendapati bahwa Allah terasa jauh. Jika anda periksa peristiwa-peristiwa di dalam Kisah para Rasul, anda akan melihat bahwa setiap kali para rasul ditekan dalam pelayanannya, setiap kali mereka dianiaya, hadirat Allah ada di sana. Disaat anda menderita bagi Dia, anda akan mengalami suatu persekutuan yang indah dengan Dia. Ketika anda menderita bagi Dia, 1 Petrus 4:14 tertulis, "sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu." Kemuliaan ada pada anda!  Di sisi lain, kita tidak akan memiliki kemuliaan jika kita belum memikul salib.

__________________

Hallelujah