Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Tenggelam di Kehidupan
Usia saya 6 tahun ketika saya berenang dengan keluarga di sebuah kolam renang di kota bandung. Saya belum bisa berenang sehingga memakai ban berenang untuk masuk ke tempat yang dalam. Suatu ketika ban renang saya lepaskan dulu di tepi kolam yang dalam… ban ternyata bergeser kira-kira 1 meter dari pinggiran kolam tempat saya berpegangan. Saya berpikir ban jaraknya dekat bisa saya raih dengan sedikit meloncat di kolam itu… ternyata ketika meloncat ban terdorong oleh air dari badan saya…. Akibatnya….. saya tenggelam dan berteriak minta tolong sambil minum air kolam, rasanya mau mati, mengerikan sekali. Saya memang tertolong …. Tapi mulai saat itu ga berani berenang lagi, ga berani deket-deket kolam renang lagi, trauma, pokoknya musuhan deh sama kolam renang! Padahal mama saya bilang untuk memberi semangat bahwa papa saya adalah perenang yang hebat bahkan mama cerita papa pernah berenang dari pantai ke sebuah pulau kecil di Lampung. Ah… di Bandung kan ga ada pantai, jadi saya sulit membayangkannya…. Pokoknya saya ga berani berenang lagi!
Sampai satu kali ketika usia saya 10 tahun, kami sekeluarga pergi rekreasi ke Pasir Putih di Lampung. Setelah puas main di pantai, kami naik perahu motor menuju sebuah pulau kecil yang terlihat dari pantai. Ketika di tengah-tengah perjalanan di laut itu…… papa saya tiba-tiba membuka bajunya, lalu terjun ke laut dan berenang sampai ke pulau!! Saya begitu kaget, tidak menyangka, gak pernah melihat papa saya seperti itu sebelumnya… saya sekarang melihat dengan mata kepala sendiri dan baru menyadari bahwa saya memang punya papa yang jago berenang!
Pulang ke Bandung saya langsung minta diajarkan berenang pada papa. Hal yang selama bertahun-tahun menjadi trauma dan ketakutan kini sirna setelah saya melihat kehebatan papa berenang di laut itu. Lalu papa mengajarkan saya berenang dan hanya 3 kali latihan dalam tempo 2 minggu saya bisa berenang…..
Bukankah kita sering tenggelam dalam kehidupan ini? Merasa trauma dengan kehidupan, masa depan yang mengerikan, tidak berani melangkah lebih jauh lagi atau kita merasa sedang membentur tembok, tidak ada jalan keluar, segala upaya daya sudah dikerahkan tapi setiap usaha yang dilalukan selalu mentok. Kita menjadi takut untuk melangkah lagi…. Pokoknya ga brani maju lagi, stag aja…. Pesimis menguasai hati & pikiran dan kita semakin tenggelam dalam hidup ini.
Pengalaman masa kecil yang saya alami telah menjadi inpirasi untuk hidup saya sampai sekarang. Disaat hati mulai ragu, takut, stress, pesimis, perahu kehidupan saya mulai tenggelam. saya belajar tidak membiarkan semua itu menguasai dan menghancurkan hidup ini. Karena… saya… ya kita semua punya BAPA DI SORGA yang empunya langit & bumi ini, yang menciptakan kita sempurna, yang selalu ada dalam hati kita, yang menjagai kita seperti biji mataNya, yang selalu menggendong kita ketika kita lelah berjalan, yang…. Pokoknya kita punya BAPA YANG HEBAT. Dia selalu memberikan jalan keluar dalam setiap persoalan kita (I Kor 10:13), memberikan kekuatan positif dalam hidup ini (fil 4:8) dan memberikan roh yang mendatangkan kekuatan (II Tim 1:7).
Jadi? Kalau BAPAnya hebat, anaknya juga hebat dong…. amin
ORISINIL
tulisan ini murni pengalaman pribadi nyata yang dialami penulis untuk menjadi sumber inspirasi dan berkat bagi yang membacanya.
- josh putra's blog
- 3169 reads
welcome to life
thank's dennis