Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Sudahkah kita menjadi komunitas?
Dalam bukunya The Different Drum: Community Making and Peace, Scott Peck menguraikan pengalamannya mengamati dan memprakarasai pembentukan komunitas. Dia menyimpulkan bahwa setiap komunitas selalu melewat empat tahap, yaitu:
1. Pseudocommunity (komunitas palsu)
Dalam tahap ini setiap orang bersikap ramah satu dengan yang lain. Saling menjaga perasaan. Play safe. Mengabaikan sebanyak mungkin perbedaan dengan bersikap seolah perbedaan itu tidak ada atau tidak relevan. Masing-masing berusaha menampilkan sisi terbaiknya dan menyembunyikan sisi buruknya. Pendeknya, setiap orang mengenakan topeng. Tahap ini harus dilalui oleh semua komunitas, tapi tugas pembangun komunitas adalah untuk memperpendek tahap ini sependek mungkin, dengan menjadi "provokator" agar komunitas siap masuk ke tahap berikutnya, yaitu...
2. Chaos (kekacauan)
Di sini orang mulai merasa aman sehingga sedikit demi sedikit topeng mulai dilepas. Bisa juga orang mulai jenuh mengenakan topeng terus-menerus dan mulai mencoba menjadi diri sendiri. Di tahap ini terjadi kekacauan karena mulai muncul perbedaan, perselisihan, ketidaksetujuan, hingga pertengkaran. Orang mulai menyadari bahwa perbedaan tidak bisa diabaikan begitu saja. Tahap ini terkesan counterproductive - khususnya untuk budaya Asia seperti kita, tapi tahap ini sangat penting dan harus dilalui. Tugas pembangun komunitas di sini adalah menjadi fasilitator kepemimpinan dan pengorganisasian yang seimbang.
3. Emptiness (kekosongan)
Sepintas terlihat seperti kembali ke tahap pertama, karena di sini orang mulai mundur kembali ke "kerang" masing-masing, tapi sebenarnya tidak demikian. Di tahap ini orang mulai bercermin dan mengosongkan diri dari ego yang menghalangi terbentuknya komunitas. Setiap orang belajar mengakui kelemahan, keburukan, dan luka-luka masing-masing. Tahap ini sangat berat, karena setiap orang harus mematikan sebagian dari dirinya sebagai individu, dan kematian ini akan membuka jalan bag kelahiran baru, yaitu sebuah...
4. True community (komunitas sejati)
Setiap orang memiliki empati yang dalam satu dengan yang lain. Ada rasa saling menghargai dalam perbedaan. Kemampuan untuk sungguh-sungguh mendengarkan, bukan hanya apa yang dikatakan, tapi juga yang dirasakan. Dalam tahap ini, diskusi dapat menjadi sangat panas, tapi tidak pernah menjadikan sakit hati atau tawar hati. Motivasi tidak lagi dipertanyakan. Semua orang saling memahami.
Nah, sekarang, sabdaspace sebagai (calon) komunitas sudah sampai di tahap mana ya?
Kesulitannya adalah sabdaspace bukan komunitas yang anggotanya tetap dan statis, tapi terus berubah dan bertambah, sehingga level setiap orang tidak selalu sama. Ada yang masih berada di tahap pertama, seperti misalnya evatio, yang terkaget-kaget melihat perdebatan sengit yang terjadi. Itu karena dia memang belum siap naik ke tahap berikutnya. Tapi ada hai hai yang sudah ngebut dan membayangkan komunitas ini sudah berada di tahap terakhir...
Tapi secara umum saya bisa katakan bahwa sabdaspace sudah melalui tahap pertama. Topeng-topeng sudah terbuka. Kita ingat Garamdunia yang berinkarnasi menjadi Rusdy, juga hai hai dan Josua yang akhirnya memasang foto mereka, diikuti yang lain-lain. Menurut saya, saat ini kita sedang berada di akhir tahap kedua, ketika semua orang mulai membuka dirinya, dan terjadi berbagai benturan yang tentunya tidak enak buat semua pihak. Kalau kita mampu mengatasinya sebagai komunitas, mungkin sebentar lagi kita akan masuk tahap ketiga, dan akan berjaya di tahap terakhir.
Bisakah kita?
- Daniel's blog
- 5694 reads
Mas Daniel...
bukankah masih ada tahapan evolusi lain selain keempat itu... atau lingkaran itu berputar lagi bahkan berlompatan nomernya... hahaha... who knows... let GOD Rules...
BIG GBU!
BIG GBU!
Duh, Kena Semprot
Weleh, kena semprot nih :
"...Kita ingat Garamdunia yang berinkarnasi menjadi Rusdy..."
Terus:
"...juga hai hai dan Josua yang akhirnya memasang foto mereka..."
Masa sih? Bukannya itu poto anaknya? (Kalau Josua sih emang udah diganti). Menurut saya sih, bagi yang tidak mau pasang poto sendiri, ya sudah, pilihan masing-masing kok!
Terus lagi:
"...Ada yang masih berada di tahap pertama, seperti misalnya evatio, yang terkaget-kaget melihat perdebatan sengit yang terjadi"
'tul 'tul, masalahnya kalau di gereja beneran, perdebatan ini antara pihak yang berdebat, kalau di gereja sabdaspace, konteksnya jadi hilang, karena pendatang baru asli kagak ngerti apa yang terjadi nih. Weleh, kasihan deh! Mudah-mudahan yang anggota senior bisa mengerti dengan penuh kasih, dan jangan lupa banyak pengunjung dan orang baru di sini, yang berada di berbagai level
Terus lagi lagi:
"...dengan menjadi "provokator" agar komunitas siap masuk ke tahap berikutnya..."
Weleh, makasih untuk preman hai-hai 'en dennis, provokator kelas kakap, bisa terjadi nih
blog komunitas acak
Seru...
Baru masuk di Sabda, eh rupanya lagi masa pendewasaan lewat konflik (ini lagi sok mengamati), hehehe.... Tapi kalo mau relasi yang lebih dalem ya memang bakal lewatin jalan begini, kecuali kalo mau yang on the surface aja, tul kan Mas Daniel. Relasi sama Tuhan pun juga bertahap agak mirip gini. Enjoy the ride aja ah...
Mas Daniel, postingnya menggelitik biarpun yang komentar sedikit. Kalo soal di akhir tahap kedua, mungkin belom, Mas, soalnya yang bereaksi hanya member2 tertentu aja, kecuali kalo mereka dianggep sudah mewakili warna Sabda Space .
setuju...
betul xaris, thanx buat koreksinya. kalau mereka seolah2 seperti mewarnai sabdaspace, itu hanya karena mereka lebih kenceng & lebih berani aja ya
tapi memang ini komunitas yang sangat unik dan asyik. saya setuju, enjoy the ride...
btw, salam kenal & selamat datang juga, artikel2 Anda bagus, maaf belum sempat kasih komentar...
@tambah air tambah sagu
Ada pepatah Tambah air tambah sagu.
Kalau air bertambah, tapi sagunya nggak ditambah. Anggota baru berdatangan. Air bertambah, tapi sagunya nggak ditambah, maka akan jadi encer.
Para sagu musti mau menambah perannya sebagai pengental supaya adonan tetap rekat.
_____________________________________
There is nothing new under the sun.
".... ...."
@Miya eh ko Papua kah?
Ko tambah sa sagu sudah.. sa tra bisa lagi tanam sagu. Di hutan tra da... hehehe
Eirene Humin.
Eirene Humin.
@risdo: asalmuasal
Bukan. Saya lagi jadi orang jepang hehehe. Itu pepatah pernah baca di buku sewaktu SD :D
_____________________________________
There is nothing new under the sun.
".... ...."
Lagi jadi?
Trus aselina opo dunk?? Ih gak bangga sama aseli nich...
Oh berarti waktu SD suka makan sagu ya? hehehe...
Ada rencana jadi orang Greenland ga? hmmmmm.....
Eh.. menurut Bung Daniel kita lagi di tahap buka-buka-an kan? Hehehe... jadi siap-siap aja makin kacau, hehehehe...
Eirene Humin.
Eirene Humin.
@risdo
lagi nyaman menjaga anonimitas hehehe
_____________________________________
There is nothing new under the sun.
".... ...."