Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Renungan : Mengapa BAPTISAN harus benar ?, Untuk apa baptisan itu?

Kiem's picture

GAMBAR : Visualisasi Keluaran 30 : 17 - 21; 38 : 8

Dalam SS ini, sudah banyak ditemukan pembahasan BAPTISAN, antara lain Hai-Hai DISINI , DISINI, dan DISINI. Penulis handal yang lain blebih banyak menulis topik ini adalah Dede Wijaya (ada 6 blog, tetapi tidak dapat diakses lagi). Selain itu, seorang yang juga penulis handal, Vantillian menyajikan sebuah blog  tanggapan terhadap pendapat mengenai topik ini DISINI. Tetapi seorang penulis yang tidak kalah handalnya Purnawan Kristianto, dengan nada penuh kehati-hatian (tidak seberani penulis handal lainnya, hanya menyerahkan kepada penulis yang lebih berkompeten, dengan mengutip sebuah kalimat "If any man wishes to write in a clear style, let him be first clear in his thoughts; and if any would write in a noble style, let him first possess a noble soul" ~ Johann Wolfgang von Goethe DISINI.

Dalam pembahasan mengenai baptisan yang sudah ada di SS ini, kebanyakan membahas mengenai dua hal yaitu TEKNIS (celup atau percik) dan OBJEKNYA (anak-anak atau dewasa).

Dari beberapa tulisan diatas, ada 2 (dua) hal yang kontradiksi, yaitu :

  1. Dalam tulisan-tulisannya diatas, Pak Dede Wijaya sudah menyatakan bahwa babtisan celup sudah tidak dapat ditawar-tawar lagi, tetapi menurut salah satu tulisannya, bahwa Pak Dede Wijaya BELUM menyerahkan diri untuk dibabtis Celup.  (bagi saya, mengenai sikap ini, saya masih sependapat mengingat baptisan itu harus dilakukan dengan iman, dan harus betul-betul mau menyerahkan diri).
  2. Kalau tidak salah (dalam hal ini, saya kesulitan mencari dan menunjukkannya secara LINK), bahwa Hai-hai dan ada beberapa contoh lain sudah dibaptis celup, tetapi masih berkompromi dengan baptisan percik.

Saya kira, semua penulis mengenai Baptisan di SS ini masih sepakat bahwa Baptisan merupakan LANGKAH AWAL dalam kekristenan.

Saya berpendapat :

Berangkat dari I Petrus 3:21 :3:21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan -- maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah -- oleh kebangkitan Yesus Kristus, 

Hal yang paling penting adalah “Hati Nurani”, bahwa dalam langkah awal kekristenan, kita penting memiliki hati nurani yang baik untuk menjalankan kehidupan rohani kita selanjutnya sebagai orang Kristen. AJARAN YESUS ADALAH AJARAN HATI NURANI, sebab dalam perjalanan kekristenan kita, jika kita tidak memiliki hati nurani yang baik, kita akan terbentur dalam mempertimbangkan Hukum-hukum firman Tuhan (boleh/tidak boleh, Haram/halal) yang menurut pikiran kita banyak yang bertentangan.

Sebagai contoh Yesus mengajarkan :

  1. Dalam situasi tertentu, kita boleh melanggar apa yang tertulis atas pertimbangan hati nurani, seperti beribadah pada hari sabbat, dimana jika dombanya sedang masuk ke jurang, maka  lebih baik baginya tidak beribadah sebab nantinya dalam ibadah, dia tidak akan mendapat apa-apa. Demikian juga jika dirumah sedang bertengkar pada jam ibadah, jika  belum berdamai, maka lebih baik baginya tidak beribadah, sebab dia tidak akan mendapat apa-apa dalam ibadah, dan lain-lain.
  2. Dalam situasi lain, berdasarkan pertimbangan hati nurani juga, kita tidak boleh melakukan sesuatu, walaupun tidak dilarang secara tertulis dalam alkitab, seperti merokok, minum minuman keras dalam Perjanjian Baru, walau tidak mabuk, dan lain-lain, tetap tidak boleh.

Bagian kedua ini akan lebih banyak kita hadapi dalam kehidupan kekeristenan.

Mengingat para pembaca di SS ini bukanlah secanggih para penulis yang saya sebut namanya diatas, maka penjelasan saya cukupkan sampai disini dulu, dengan keyakinan bahwa pembahasannya akan berkembang sejalan dengan munculnya pertanyaan dari para pembaca.

Tuhan Yesus memberkati

kabarsukacita's picture

Komentar BAPTISAN

Ini tanggapan saya, yang disusun dalam pertanyaan2:

- Mana yang lebih penting "pertobatan" yang mengikuti baptisan? atau baptisan yang mengikuti "pertobatan"?

- Bisakah dengan cara baptisan yang salah dapat membawa kebinasaan?

- Iman atau cara baptisan yang membawa kepada keselamatan?

Saya hanya menimbulkan ide2 bertanya, silahkan menjawab...

GBU

__________________

.: "Tuhan Yesus adalah Yang Awal dan Yang Akhir.
Dia-lah Jalan, Kebenaran, Kebangkitan, dan Kehidupan." :.

Kiem's picture

@ Kabar sukacita, saya jawab pertanyaannya

Yth Kabarsukacita

Tanggapan Kabar sukacita :

- Mana yang lebih penting "pertobatan" yang mengikuti baptisan? atau baptisan yang mengikuti "pertobatan"?

Kiem menjawab :

Baptisan mengikuti pertobatan

Kisah Para Rasul  2
2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

Urutan : Bertobat ==> memberi diri dibaptis ==> Penuh Roh Kudus

Kisah Para Rasul  13
13:24 Menjelang kedatangan-Nya Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis.

Tanggapan Kabar sukacita :

- Bisakah dengan cara baptisan yang salah dapat membawa kebinasaan?

Kiem menjawab :

Kalau tidak dibaptis (baptisan salah) berarti tidak selamat (binasa), sebab baptisan adalah tanda pertobatan (keselamatan)

Matius  3
3:11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.

Markus  16
16:16 Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.

Masalah pertobatan (berbalik) menyangkut kewargaan mana, warga Tuhan atau warga iblis.

Roma  3
3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,

Tanggapan Kabar sukacita :

- Iman atau cara baptisan yang membawa kepada keselamatan?

Kiem menjawab :

Menjawab yang ketiga ini, saya sedikit kesulitan, sebab susah untuk menjawab bentuk pertanyaannya, Pertanyaannya memberi dua pilihan, tetapi jawaban saya adalah dua-duanya. Contohnya : Pak Dede Wijaya (seperti dijelaskan diatas) sudah beriman bahwa baptisan itu harus benar seperti dalam alkitab, tetapi belum membenarkan baptisannya (belum menyerahkan diri untuk dibaptis). Kalau baptisan yang benar ini tidak dilakukan juga oleh Pak Dede Wijaya sampai kedatangan Tuhan Yesus , dapatkan kita memastikan keselamatannya?, (tapi tidak tahu sekarang, apakah sudah ada perubahan)

Demikian juga Bapak Hai-Hai, atau adek perempuannya Dede Wijaya, sudah Benar TEKNIS baptisannya, tetapi bukan dilaksanakan dengan dasar iman, hanya karena peraturan gereja. Apalagi Hai-Hai, malah melegalkan baptisan anak atau baptisan percik

Semoga jawaban atas ketiga pertanyaan ini memuaskan

Tuhan Yesus memberkati

GODARMY's picture

Pak kiem sudah benarkah babtisan anda....

Pak kiem babtisan bukan berangkat dari hati nurani tetapi dari iman percaya kepada Kristus. Tuhan tidak pernah mempersoalkan cara percik/celup/selulup/digambyor sekalipun, bahkan Tuhan tidak pernah mempersoalkan tempat, mau di gereja/kolam renang/dikubangan sekalipun.

contoh:
Kisah Para Rasul: 8
8:34 Maka kata sida-sida itu kepada Filipus: "Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?"
8:35 Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya.
8:36 Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata sida-sida itu: "Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?"
8:37 (Sahut Filipus: "Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Jawabnya: "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.")
8:38 Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia.

8:39 Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita.



apa arti babtisan itu sendiri adalah:

Roma: 6
6:1. Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?
6:2 Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
6:3 Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

6:5 Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
6:6 Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
6:7 Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.
6:8 Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.
6:9 Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia.
6:10 Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.


Pak kiem yang ada satu babtisan di dalam Iman kepada Kristus dan bukan cara membabtis.

Efesus: 4
4:2. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
4:3 Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:
4:4 satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
4:5 satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,
4:6 satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.


 

 

JESUS IS GOD

__________________

JESUS IS GOD

Kiem's picture

@ Billyoctora, baptisan itu memohon hati nurani yg baik dr Allah

Yth. Billyoctora

Billyoctora menulis :

Pak kiem babtisan bukan berangkat dari hati nurani tetapi dari iman percaya kepada Kristus.

Kiem menjawab :

Saya juga mengatakan hal yang sama, tetapi baptisan itu memohonkan hati nurani yang baik kepada Tuhan. Hati nurani yang baik ini akan kita gunakan untuk memahami firman Tuhan. Jika kita sepakat bahwa bahwa baptisan adalah langkah awal dalam kehidupan kekristenan kita, maka untuk selanjutnya, kita akan menggunakan hati nurani yang baik itu dalam kehidupan rohani kita selanjutnya.

Hati nurani yang tidak baik itu contohnya adalah mengumbar tafsir dan mengalahkan isi Firman, untuk membenarkan diri (mengeraskan hati), itulah contoh hati nurani yang tidak baik. Contohnya adalah "membenarkan Baptisan Anak". Dalam alkitab, tidak ditemukan baptisan anak. Dalam bahasa sehari-hari "tega-teganya" mengajarkan yang salah menurut firman dengan cara mencari-cari pembenaran

Billyoctora menulis :

Tuhan tidak pernah mempersoalkan cara percik/celup/selulup/digambyor sekalipun, bahkan Tuhan tidak pernah mempersoalkan tempat, mau di gereja/kolam renang/dikubangan sekalipun.

Kiem menjawab :

Sama, saya juga tidak mempersoalkan, tetapi kalau selagi masih ada air untuk celup, kenapa tidak, kenapa harus menciptakan sistem baru???, supaya dikatakan kreatif atau inovatif??.

Ada pemikiran saya, yaitu : baptisan percik diciptakan karena anak-anak tidak memungkinkan untuk dicelup.

Billyoctora menulis :

apa arti babtisan itu sendiri adalah:

Roma: 6


6:3 Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

Kiem menjawab :

Kalau anda memetik arti baptisan dari Roma 6 ini, saya bertanya : apakah orang yang belum mati (=bertobat) dapat dikuburkan??. Tidak, yang benar adalah bertobat dulu. Bertobat itu harus dewasa dulu, dan sudah bisa berbicara mengenai dirinya, sudah mengenal dirinya.

Yohanes Pembabtis mengatakan bahwa orang yang mau dibaptis tetapi belum bertobat, maka ini adalah keturunan ular beludak, tidak bisa menjadi anak Allah :

Matius 3

3:7 Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?
3:8 Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.
3:9 Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!
3:10 Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
3:11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.

Billyoctora menulis :

Pak kiem yang ada satu babtisan di dalam Iman kepada Kristus dan bukan cara membabtis.

Efesus: 4
4:4 satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
4:5 satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,
4:6 satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.

Kiem menjawab :

Ayat ini sering digunakan oleh gereja tertentu untuk membela diri agar baptisan yang salah tidak boleh dibenarkan.

Ini saya sampaikan yapa yang saya imani dan yang dilakukan di gereja kami begini :

jangankan baptisan anak, ORANG YANG SUDAH BAPTIS SELAM SAJA TETAP DIULANG, JIKA BAPTISANNYA SEBELUMNYA TIDAK DIDAHULUI DENGAN PERTOBATAN, ATAU BAPTISANNYA DULU DILAKUKAN KARENA DISURUH ATAU KARENA PERATURAN GEREJA SEMATA, (BUKAN KARENA KESADARAN ATAU MENYERAHKAN DIRI UNTUK DIBAPTIS).

Semoga jawaban ini memuaskan, Tuhan Yesus memberkati

billy chien's picture

pitnah cing pitnah...pitnah.....

anda punya dendam apa sih sama saya????

sampai sampai gelap mata begitu, yang komen tuh godarmy bukan billyoctora...

pak kiem pak kiem,....serangan sih serangan , tapi lempar yang bener dong, masa peluru sampai nyasar ke tetangga.... huahahahahahaha

tapi, saya ampuni deh kesalahan anda pasti tidak sengaja bukan, hohohoho

(teman teman yang baca pasti ngakak)

JBU&m

__________________

Kerjakanlah Keslamatanmu dengan takut dan gentar...

GODARMY's picture

pak kiem hahaha...

Yth. Billyoctora

Billyoctora menulis :

Pak kiem babtisan bukan berangkat dari hati nurani tetapi dari iman percaya kepada Kristus.

Kiem menjawab :

Saya juga mengatakan hal yang sama, tetapi baptisan itu memohonkan hati nurani yang baik kepada Tuhan. Hati nurani yang baik ini akan kita gunakan untuk memahami firman Tuhan. Jika kita sepakat bahwa bahwa baptisan adalah langkah awal dalam kehidupan kekristenan kita, maka untuk selanjutnya, kita akan menggunakan hati nurani yang baik itu dalam kehidupan rohani kita selanjutnya.

Hati nurani yang tidak baik itu contohnya adalah mengumbar tafsir dan mengalahkan isi Firman, untuk membenarkan diri (mengeraskan hati), itulah contoh hati nurani yang tidak baik. Contohnya adalah "membenarkan Baptisan Anak". Dalam alkitab, tidak ditemukan baptisan anak. Dalam bahasa sehari-hari "tega-teganya" mengajarkan yang salah menurut firman dengan cara mencari-cari pembenaran

Billyoctora menulis :

Tuhan tidak pernah mempersoalkan cara percik/celup/selulup/digambyor sekalipun, bahkan Tuhan tidak pernah mempersoalkan tempat, mau di gereja/kolam renang/dikubangan sekalipun.

Kiem menjawab :

Sama, saya juga tidak mempersoalkan, tetapi kalau selagi masih ada air untuk celup, kenapa tidak, kenapa harus menciptakan sistem baru???, supaya dikatakan kreatif atau inovatif??.

Ada pemikiran saya, yaitu : baptisan percik diciptakan karena anak-anak tidak memungkinkan untuk dicelup.

Billyoctora menulis :

apa arti babtisan itu sendiri adalah:

Roma: 6

6:3 Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

Kiem menjawab :

Kalau anda memetik arti baptisan dari Roma 6 ini, saya bertanya : apakah orang yang belum mati (=bertobat) dapat dikuburkan??. Tidak, yang benar adalah bertobat dulu. Bertobat itu harus dewasa dulu, dan sudah bisa berbicara mengenai dirinya, sudah mengenal dirinya.

Yohanes Pembabtis mengatakan bahwa orang yang mau dibaptis tetapi belum bertobat, maka ini adalah keturunan ular beludak, tidak bisa menjadi anak Allah :

Matius 3

3:7 Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?
3:8 Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.
3:9 Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!
3:10 Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
3:11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.

Billyoctora menulis :

Pak kiem yang ada satu babtisan di dalam Iman kepada Kristus dan bukan cara membabtis.

Efesus: 4
4:4 satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
4:5 satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,
4:6 satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.

Kiem menjawab :

Ayat ini sering digunakan oleh gereja tertentu untuk membela diri agar baptisan yang salah tidak boleh dibenarkan.

Ini saya sampaikan yapa yang saya imani dan yang dilakukan di gereja kami begini :

jangankan baptisan anak, ORANG YANG SUDAH BAPTIS SELAM SAJA TETAP DIULANG, JIKA BAPTISANNYA SEBELUMNYA TIDAK DIDAHULUI DENGAN PERTOBATAN, ATAU BAPTISANNYA DULU DILAKUKAN KARENA DISURUH ATAU KARENA PERATURAN GEREJA SEMATA, (BUKAN KARENA KESADARAN ATAU MENYERAHKAN DIRI UNTUK DIBAPTIS).

Semoga jawaban ini memuaskan, Tuhan Yesus memberkati

 

 

oalah pak kiem-pak kiem terserah anda hahahahahahah

 

 

 

JESUS IS GOD

__________________

JESUS IS GOD

Kiem's picture

@ Billyoctora, @ Godarmy, aduh, maafkan saya

Yth. Billyoctora, Yth. Godarmy

Maafkan saya ya, komen itu saya tujukan untuk Godarmy.

Begini prosesnya kesalahan itu.

Sebelum saya komentari, saya melihat dulu bloger yang on line, yang online saat ini adalah Billyoctora, sedangkan Godarmy tidak online. Lalu karena sama-sama ada huruf  "Y' sehingga langsung lengket nama Billioctora di otak saya. Selain itu juga mungkin nama Billyoctora masih membekas di pikiran saya, bukan dendam tetapi rasa sayang, karena sudah lama nampaknya satu ide, walaupun terakhir saya menuduh bahwa Billy itu abu-abu.

Sekali lagi maafkan saya.

@ Godarmy, tolong maafkan juga kesalahan ini, komen itu untuk anda dan tidak baik lagi kalau komen itu saya edit, karena sudah terlanjur ada komen berikutnya mengenai kesalahan ini.

Tuhan Yesus memberkati

GODARMY's picture

Pak kiem gpp

kalo nggak pernah salah bukan manusia namanya, tuh Tuhan.hahahaha...

santai aja pak kiem :D

 

JESUS IS GOD

__________________

JESUS IS GOD

muji's picture

Nanya nih...

Pak Kiem aku nih orang awam alkitabiah.

mau nanya... apakah baptisan menjamin orang masuk sorga?

trim's GBU

kabarsukacita's picture

@muji..Puji Tuhan

Kita selamat oleh Kasih Karunia Tuhan pada dasarnya, yang olehNya kita menerima Yesus Kristus sebagai juruslamat (ber-iman=percaya), sehingga kita mau dibaptis sebagai tanda iman yang jasmaniah . Dan secara rohani yaitu kelahiran roh atau biasa orang sebut dengan kelahiran baru.

Jadi baptisan-nya atau iman yang membawa keselamatan? Iman jawabnya.

Biasanya pertanyaan ini akan berlanjut, baptisan yang mana yang benar? Saya akan jawab gini, ikutin Tuhan Yesus di sungai yang mana Tuhan Yesus dibaptis.  Bisa gak? Kalau bisa pergi kesana, silahkan kesana aja supaya benar2 alkitabiah. Kalau gak bisa, ikutin yang normal aja? Pakai Baptis Selam.

Bagaimana dengan baptisan percik? boleh saja, kalau tidak memungkinkan baptis selam, tapi tolong pengertiannya jangan dipermainkan...oh... ya enak percik aja deh supaya gak basah semua. Baptisan percik ini biasanya kasus khusus, seperti orang2 sakit

Ada bagian lain yang penting lagi dalam baptisan, yaitu : "dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus". Kenapa? Jawaban yang paling mudah ialah sesuai Alkitab...lihat ayat Matius 28:19.

GBU

__________________

.: "Tuhan Yesus adalah Yang Awal dan Yang Akhir.
Dia-lah Jalan, Kebenaran, Kebangkitan, dan Kehidupan." :.

Kiem's picture

@ Pak Muji, Belum menjamin, tapi sudah memiliki dulu

Yth. Pak Muji

Saya akan menjawab, sesuai dengan komentar Bapak, bahwa Bapak adalah orang awam.

Baptisan merupakan langkah awal untuk meneruskan hidup kekristenan. Agar keselamatan itu menjadi milik kita, baptisan harus benar dulu.

Bertobat-Dibaptis-Penuh Roh Kudus.

Perjalanan hidup rohani nanti sesudah dibaptis adalah pendalaman alkitab (makanan rohani) dan Menyembah Tuhan dalam Roh dan Kebenaran.

Kedua aktivitas ini, adalah langkah untuk memelihara keselamatan

Kalau tidak dipelihara akan hilang, yang disebabkan oleh kegagalan.

Hal ini sudah saya komentari dalam blog berjudul 

apakah_keselamatan_kita_dapat_hilang

Jadi baptisan tidak menjamin keselamatan, jika tidak dipelihara,

Filipi  2
2:12 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,

Sesudah dibaptis (=selamat), harus giat dalam Pendalaman Alkitab dan Doa Penyembahan. Jangan sampai meninggalkan pertemuan-pertemuan ibadah.

Ibrani  10
10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

 

Semoga jawaban ini memuaskan dan Tuhan Yesus memberkati

muji's picture

Baptis Waktu Kecil

Thanks masukannya pak Kiem...

Tapi Saya nanya lagi nih...

Baptisan merupakan langkah awal untuk meneruskan hidup kekristenan. Agar keselamatan itu menjadi milik kita, baptisan harus benar dulu.

1. Bertobat

2. Dibaptis

3. Penuh Roh Kudus.

Saya dibaptis waktu kecil (9 bln) Baptis percik

gimana tuh pak Kiem...

Trims

 

 

 

 

Kiem's picture

@ Pak Muji, kita sama-sama dibaptis waktu kecil

Yth. Pak Muji

Muji menulis :

Saya dibaptis waktu kecil (9 bln) Baptis percik

Kiem menjawab :

Sama kita Pak, saya baru menyerahkan diri untuk bertobat dan dibaptis setelah berumur 35 tahun.

Kehidupan saya sebelumnya bukan jauh aktivitas dari kekristenan, bahkan di gereja saya dulu (di Yogyakarta), dari sekian banyak kaum muda, sayalah dipilih sebagai calon penatua (dari kaum muda), aktif dalam kepanitiaan, Koor, dan lain-lain.

Yang berarti menurut ukuran manusia, saya ini adalah orang BAIK, bahkan mungkin paling baik.

Sekali lagi, Itu adalah ukuran manusia.

Ukuran Tuhan?, hanya Tuhan dan saya yang mengetahuinya, karena hanya sedikit orang yang mengetahui perbuatan saya di belakang layar seperti : judi, minuman keras, kenajisan2, narkoba (walaupun belum kategori berat), dan lain-lain.

Atas pertimbangan ini, saya dengan tegas menolak jabatan figur : penatua. sedangkan aktivitas lain tetap saya lakukan seperti koor, aktivitas pemuda lainnya dan kepanitiaan-kepanitiaan.

Untuk menanggapi pertanyaan Pak Muji mengenai baptisan anak, karena kita sama-sama sudah dibaptis anak, maka saya akan menyaksikan pengalaman saya dalam berubah haluan.

Setelah saya menerima pelajaran baptisan yang benar seperti pada blog ini, saya percaya hal itu, apalagi mengenai HATI NURANI, oleh karena itu  saya menyerahkan diri untuk dibaptis. Tentunya sebelumnya dilakukan baptisan, terlebih dahulu pengoreksian dosa-dosa masa lalu, sampai pada pengakuan-pengakuan (secara tertulis kepada pendeta), lalu pendeta mendoakan sambil menangis-menangis menyesal.

Pada saat baptisan (waktu itu di sungai, karena belum ada kolam baptis), disitu saya merasakan menangis-nangis dengan bahasa roh (bahasa asing), dan sesuai Firman, itulah tandanya PENUH ROH KUDUS. (Kalau ingin mendapat penjelasan mengenai ini, KLIK DISINI.

Khususnya baptisan anak, berdasarkan alkitab, saya berpendapat, DALAM ALKITAB TIDAK ADA BAPTISAN UNTUK ANAK, yang ada adalah pemberkatan anak/penyerahan anak, seperti Yesus diserahkan kepada Simeon oleh Yusuf dan Maria.

Prakteknya, kurang lebih sama dengan baptisan anak, yaitu, adanya pengakuan dosa bagi orang tua (dalam perjanjian lama disebut PENTAHIRAN), juga adanya memberkati anak tersebut. PERBEDAANNYA ADALAH : PENYERAHAN ANAK TIDAK MENGGUNAKAN AIR.

Demikian juga pada proses akil balik.

DALAM ALKITAB TIDAK DIATUR ADANYA ISTILAH LEPAS SIDI, yang ada adalah BAPTISAN. Praktek sidi ini kurang lebih sama dengan baptisan dewasa.

Dari Bahasa Batak, jika saya terjemahkan, sidi itu adalah :

Marguru malua = Belajar sidi  (yang kami lakukan : pelajaran iman dan baptisan), timbul iman  :

Manghatindanghon haporseaon = Pengakuan percaya (lain gereja, lain pula caranya), setelah percaya :

Manopoti dosa = Pengakuan Dosa

Malua sian pangkangkungi = akil balik.

Perbedaannya adalah DILANJUTKAN DENGAN BAPTISAN.

Inilah baptisan yang benar.

Kalau kita menimbang baptisan anak dengan penjelasan ini, maka :

- Anak belum bisa mengaku dosa.

- Anak-anak belum bisa percaya

-anak-anak belum bisa menyerahkan diri untuk dibaptis.

Kalau Pak Muji sudah percaya akan penjelasan ini, jangan ditunda-tunda menyerahkan diri untuk dibaptis.

Ada satu hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih "DI GEREJA MANA SAYA DIBAPTIS? UNTU KEMUDIAN DIGEMBALAKAN" , yaitu, bahwa setelah baptisan, harus ada pendewasaan  iman (penggembalaan), untuk itu, perlu dipertimbangkan kemampuan Gembala Sidang suatu gereja dalam membukakan rahasia Firman Tuhan. Menurut Mazmur 23, bahwa domba itu membutuhkan rumput hijau dan air yang tenang, FIRMAN PENDEWASAAN dan ROH KUDUS.

Hal tersebut dilakukan, karena keselamatan bisa hilang. Pembahasan mengenai hal ini, sudah banyak dibahas Mulai dari SINi (KLIK)

Semoga jawaban ini bisa memenuhi pertanyaan di hati Pak Muji

Tuhan Yesus memberkati.