Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Prioritas:Bukan Hanya Soal Waktu
Kita tahu benar tentang perumpamaan “Orang Samaria yang Baik Hati.” Kalau dilihat dalam kacamata sekarang, orang Samaria itu mungkin seorang pengusaha yang sedang mengadakan perjalanan bisnis. Tiba-tiba dia melihat insiden perampokan. Apa yang harus dilakukannya? Apakah dia harus mengubah jadwal kerjanya yang sudah tersusun rapih untuk menolong orang ini? Apakah rekan bisnisnya tidak akan marah kalau dia datang terlambat? Apakah dia bisa kehilangan peluang bisnis jika menolong orang ini? Tapi, ia memutuskan untuk menolong korban perampokan ini. Orang Samaria ini telah membuat prioritas yang tepat.
Pada intinya prioritas adalah menempatkan di tempat utama apa yang penting [aspek dampak] dan harus segera dilakukan [aspek waktu]. Setiap orang mempunyai ukuran yang bervariasi dalam menentukan sesuatu itu penting atau tidak. Namun secara umum kita dapat melihatnya dari dampak yang akan ditimbulkannya. Sesuatu yang berdampak luas, darurat atau menyangkut keselamatan harus dikategorikan sebagai sangat penting.
Aspek waktu menyangkut kemendesakan. Apakah hal itu dapat ditunda atau mutlak harus segera dilakukan? Bisakah itu dikerjakan di lain waktu atau sekarang? Dengan pertimbangan-pertimbangan ini, kita menyusun skala prioritas.
Jika kita ingin hidup dengan teratur, maka sebaiknya kita tunduk pada skala prioritas ini. Meski begitu, kita juga harus bersikap fleksibel jika harus mengubah prioritas ini. Misalnya, mertua tiba-tiba harus dirawat di rumah sakit. Maka kita harus menyesuaikan prioritas kita.
****
Dalam buku-buku manajemen, penyusunan prioritas seringkali dibahas dalam topik manajemen waktu. Padahal sesungguhnya, prioritas tidak hanya menyangkut waktu saja. Berikut ini aspek yang ada dalam prioritas:
1. Waktu
Kita dibatasi oleh waktu. Dalam sehari, kita mendapat jatah 24 jam. Maka kita harus membagi-baginya dengan bijaksana. Misalnya pada hari ini Anda harus menjalani fit and proper test sebagai syarat promosi jabatan. Pada hari ini juga anak Anda ikut audisi sebagai penyanyi. Ini adalah cita-cita besarnya selama ini. Mana yang akan Anda ikuti lebih dulu? Jika keduanya terjadi pada waktu yang bersamaan, mana yang Anda pilih.
Seorang pengusaha Kristen punya kiat unik. Dia membagi waktu 24 jam menjadi tiga bagian yang sama persis: 8 jam untuk bekerja, 8 jam untuk pelayanan dan 8 jam untuk keluarga. Mungkin formula ini tidak sesuai untuk Anda, tapi setidaknya kita dapat belajar dalam mengatur keseimbangan waktu untuk bekerja, keluarga dan pelayanan.
2. Perhatian (Concern)
Aspek ini menyangkut apa yang Anda anggap penting untuk diperhatikan pada saat ini. Misalnya, di rumah Anda harus membaca laporan-laporan bawahan yang sudah menumpuk. Pada saat yang sama, anak Anda mengajak bermain. Apa yang akan Anda perhatikan?
3. Sumber Daya
Karena keterbatasan sumber daya, maka kita harus membagi-baginya dengan tepat. Misalnya soal uang, Anda harus membuat prioritas di antara kebutuhan-kebutuhan keluarga: pendidikan, belanja harian, tagihan-tagihan, asuransi, rekreasi, pensiun, investasi dll. Sebagai contoh, untuk mengikuti program pensiun harus dimulai sedini mungkin supaya ketika kita sudah tidak produktif lagi, kita dapat menikmati tabungan yang memadai. Meski anak kami belum genap sebulan, dia sudah kami ikutkan dalam asuransi pendidikan. Dengan demikian, ketika memasuki usia sekolah, kami sudah memiliki dana pendidikan yang cukup.[Purnawan]
__________________
------------
Communicating good news in good ways
Belum ada user yang menyukai
- Purnawan Kristanto's blog
- Login to post comments
- 8147 reads